2.0 Kepikiran (Revisi)

1.7K 130 21
                                    

Wajah damai mondy saat terlelap membuat jantung raya berdetak dengan cepat, terlihat sangat tenang dan selalu menenangkan. Pria yang akhir2 ini selalu menemani harinya. Membantunya bangkit saat masa tersulit menghampiri hidupnya dan mondy tidak pernah pergi, dia masih disampingnya.

Raya menyentuh dadanya merasakan detakan jantungnya yg mungkin saat ini tidak dalam batas normal. Tapi entah mengapa ia malah menyukainya.

"Bagaimana hidup aku tanpa kamu mondy, setelah semua perjanjian kita berakhir.(Raya menarik nafasnya panjang) apa aku bisa hadapin semua ini." Gumam raya pelan menatap lekat wajah mondy.

"Makasih karna kamu selalu ada untuk aku Mondy Alfaro" bisik raya ditelinga mondy (tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tulus.)

"Hmmm"
Raya langsung menjauhkan tubuhnya dari mondy, dan memalingkan wajahnya ke arah lain, mungkin sekarang wajahnya sudah sangat memerah menahan malu.

"Astaga bagaimana jika mondy mendengar semuanya tadi. Akhh!! Kenapa kau bisa sebodoh itu Raya.." Gerutu raya pada dirinya sendiri.

"Haii sayang"
Raya membelalakan matanya kaget ia sangat terkejut mendengar panggilan mondy tadi yang membuat kedua pipinya memanas.

Kelas mereka saat ini memang sedang free karna bu Asna guru sejarah mereka tidak datang karena menghadiri acara keluarganya, jadilah sekarang kelas mereka sudah seperti pasar malam riuh dan berantakan,mereka semua sedang sibuk dengan urusannya masing2. Tapi sejak tadi mondy lebih memilih tidur karna semalam dia harus begadang untuk mengerjakan tugas dari Pak Ringgo guru matematika mereka yang terkenal killer.

"Kok malah buang muka gitu sih,harusnya balas dong. Hai juga mondy sayang." Goda mondy tersenyum jahil.

"IHH!!!..mondy gk lucu tau"
Mondy malah tertawa melihat wajah raya yang sedang salting ditambah dengan rona merah dipipinya membuat ia sangat menggemaskan dan lucu dimata mondy.

"Kamu kenapa ngeliat aku kaya gitu sih?!"
Raya bergidik ngeri melihat mondy menatapnya intens.

"Kamu juga" jawab mondy singkat.

"Hah?! Maksud kamu?!!"

"Kamu kan juga merhatiin aku terus pas aku lagi tidur tadi"
Mondy memang tau jika raya memperhatikannya tadi saat dia tertidur,tapi mondy tetap enggan membuka matanya membiarkan saja raya menatap wajahnya. Ia juga mendengar sangat jelas, semua ucapan raya.

"Hahahaha... kamu itu gemesin banget sih kalo lagi salting kaya gini" mondy tertawa gemas sambil mencubit kedua pipi raya pelan.

"Ja jadi daritadi ka- kamu gk beneran tidur?" Tanya raya terbata

Haduhh.. semoga mondy gk denger apa yg aku bilang tadi

"Aku beneran tidur kok, tapi kaya ad bisik bisikan gitu di telinga aku, jadi bangun deh" jawab mondy menggoda raya.

Seketika wajah raya memerah, sungguh saat ini wajah mondy sangat menyebalkan. Rasanya raya ingin hilang saja ke planet pluto

"Selamat siang anak-anak" sapa bu monika mengalihkan perhatian raya dan mondy.

#
Kringggggg...... (bel istirahat)

"Hadeuhhh gila yaa kenapa segala pake ulangan kimia mendadak kaya gtu sih, otak gw panas tau gk" gerutu melly

Bu monika memang suka sekali mengadakan ulangan mendadak seperti itu. Untuk murid teladan dan pintar, hal seperti itu tidak menjadi masalah. Namun untuk murid seperti melly dan bocah laki2 dibelakang yg suka main mobile legends, hal seperti ini bisa membuat serangan jantung seketika..

"Halahh tiap hari jg otak lu error" komentar megan sambil memakan kacang kulit yang dia bawa dari rumah

"Makanya lain kali mau ada ulangan atau engga kamu harus belajar mel" kata raya menasehati sahabatnya itu.

"Gini ya gaess.. gw bukannya males belajar, tapi kesibukan gw ini gk bisa ditunda. Kalian tuh harus ngerti" melly berbicara dengan alay seakan lagi main sinetron (kisah nyata) abaikan author sengklek.

"Sok sibuk bgt lu, jajan aja masih minta emak" saut sindy sambil melempar kulit kacang megan.

"Adek mah apa atuh selalu salah dimatamu" kata melly mendramatisir.

"Jijik gw mell" reva langsung menoyor kepala melly.

"Ehem ehemm.. tapi nih ya gaes tadi kayanya gw liat sahabat polos kita Raya alendra lagi mesra-mesraan ama mondy. Makanya pas ulangan happy aja" melly menurun naikan alisnya sambilnya tersenyum menggoda pada raya.

"serius.. ternyata sahabat kita yang polos ini sudah besar nak" kata sindy sambil tertawa..

Cyeeee uuuwuw...
Goda semua sahabat raya. Benar-benar sangat menjengkelkan bagi rayaa.

"Ihhhh kalian apa sih, kok malah jadi ngeledekin aku." Sebal raya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dan mondy hanya melihat kehebohan mereka sekilas dan kembali pada layar handphone, yang daritadi dia mainkan.

"Raya malu malu tai kucing gitu" goda melly lagi.

"Mulut lu mel.." omel reva

Melly hanya menyengir dan membentuk dua jarinya menjadu peach (tanda damai).

"Udah ahh aku mau ke perpus dulu, ada buku yg haru aku cari" raya mencoba berdiri dan meninggalkan sahabat2nya itu.

"Cyee raya lu mau kabur yaa" tebak sindy dengan jailnya

membuat sahabat"nya yg lain ikut tertawa, melihat raya yang sepertinya sedang salting.

Raya yang mendapat godaan terus dari sahabat"nya itu memilih untuk pergi meninggalkan mereka semua. Sambil menutup telinganya dari suara" menjengkelkan itu.

"Fyuhhh.." raya menghela nafasnya panjang. Setelah sampai di perpustakaan sekolah.

"Akhirnya aku bisa jauh dari mereka semua, ishh lagipula kenapa jadi aku yg mereka godain seperti itu" kesal raya.

"Jadi benar kamu kesini karna takut mereka godain ya" suara yg mungkin sudah tak asing lagi bagi raya. Terdengar tepat dibelakangnya.

Raya membalikan badannya dan menemukan mondy sedang berdiri dibelakangnya, sambil tersenyum.

"Mondy!!" Pekik raya

"Ka kamuu ngapain disini?" Tanya raya gugup.

"Tidak ada, hanya ingin kesini saja" balas mondy santai. Sambil menarik kursi dihadapan raya.

"Kenapa berdiri saja disana, bukankah kamu kesini ingin mencari buku." sambung mondy, melihat raya yang hanya berdiri kaku dihadapannya.

Raya mengambil asal buku yang ada di salah satu rak disana, dan duduk dikursi yg ada didepan mondy.

"Kamu yakin ingin membaca buku itu raya?" tanya mondy sambil berusaha menahan tawanya.

"I.. iyaa kok. Yakin!" Kata raya membuka buku yang dia ambil tadi.

Seketika wajah raya berubah drastis. Setelah melihat buku yang dia ambil tadi.

"Belajar Merayu Laki-laki"

Mondy langsung menyemburkan tawanya, yang sedaritadi dia tahan dengan susah payah.

"Bwahhhahahhaha.. kamu ini mau ngerayu siapa sih RAYA ALENDRA" mondy berbicara dengan tawa yang belum reda.

Sedangkan raya sudah menunduk menyembunyikan wajahnya dimeja, menahan malu.

"Haha.. yaampun ray lu lucu banget deh" kata mondy disela-sela tawanya.

"Ray coba liat aku sini" kata mondy mencoba menarik dagu raya, yang masih menunduk malu.

"I love you Raya alendra" ucap mondy sambil tersenyum lembut. Menatap dalam mata raya..






















Yeayy bisa update lagi..🙆
Maaf sebelumnya karna baru bisa update, karna wp sempet hilang.🙏
|
|
|

Semoga masih tetap setia nunggu yaa..😘😍












The Power of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang