*can pov*
"Can". Tay memanggilku saat aku tenggelam dalam lamunku.
"Ya?". Aku menolehkan tatapanku menatapnya yang sedang menimang mochi.
Tau apa?. Aku sangat senang karena sepertinya taylor sangat menyukai mochi.
"Ini, untukmu". Tay memberikanku sesuatu didalam kotak berukuran medium.
Aku membuka sesuatu itu yang dibungkus rapi dan elegan dilengkapi dengan pita merah.
"Coklat?". Mataku membulat melihat barisan coklat yang nampak terlihat sangat lezat itu.
"Seorang rekanku baru saja pulang dari belgia. Dia ingin aku memberikan coklat ini kepada orang yang ku suka". Ucap taylor dengan tatapan yang sulit ku artikan.
Aku sejenak diam saling menatap dengannya.
Aku sungguh bingung dengan maksud ucapannya. Apa dia maksud mochi?. Tapi bukankah mochi belum boleh makan coklat?.
Ah!. Tentu saja!.
Aku tersenyum bangga dengan cepatnya caraku menelaah sesuatu.
"Kau memberikannya padaku karena mochi tidak bisa makan coklat?. Tay, kau terlalu baik!". Ucapku menepuk pelan bahu tay.
"Ah...". Tay menghela nampak lelah dan tatapannya menjadi malas
"Eh?. Kenapa tay?". Tanyaku khawatir.
*plak!*
"Ouch!". Aku meringis ketika tay meyelintik dahiku dengan jarinya.
"Polos". Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Hah?". Aku semakin bingung maksudnya. "Apanya yang polos?. Bajuku?".
"Lupakan". Taylor kemudian berjalan meninggalkanku dengan sekotak coklat yang tadi diberikannya padaku.
Apa akau salah bicara?. Kurasa tidak ada yang salah dengan ucapanku. Apa yang dia maksud dengan polos adalah caraku berpikir?.
Ah aku bingung!.
Well, bicara soal polos, sesungguhnya aku tidaklah sepolos yang semua orang kira.
Bahkan tidak tin sekalipun tau hal ini.
Aku tidak polos dan tulus seperti yang mereka kira. Aku sama seperti orang lain pada umumnya.
Kesal, cemburu, dan rasa ingin memiliki semuanya ada didalam diriku.
Yang membedakanku dari orang lain adalah prioritas.
Orang lain mungkin ingin harta, kedudukan, dan ketenaran. Sedangkan aku hanya ingin dikelilingi orang yang mencintaiku.
Mau ku ceritakan satu kebohonganku?.
Dulu, ketika aku dan tin masih bersekolah dan aku masih mengejar ngejar tin, aku selalu berpura pura sakit perut dan kelaparan ditengah malam agar tin datang ke rumahku.
Aku tau saat itu aku jahat karena berkendara ditengah malam sangatlah berbahaya, tapi aku bisa apa?. Aku sangat kesepian dan sangat ingin tin ada didekatku.
Saat itu aku dan tin belum memiliki status apapun.
Tin masih dikenal sebagai si siswa kaya raya yang selalu ditempeli parasit bernama can. Dan aku dikenal sebagai parasit egois yang suka memanfaatkan teman teman kayanya.
Apa aku sudah mengkonfirmasi mengenai tuduhan itu?.
Jawabannya benar!.
Aku memang memanfaatkan mereka, teman temanku yang kaya raya untuk kepentingan pribadiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/197968096-288-k471335.jpg)