"Hoam....!". Can terbangun dari tidurnya melirik ke sisi kanan dikamarnya dimana ranjang momo sekarang berada."Nya.. nya....nya.....!". Momo sibuk berceloteh sendiri namun suaranya tak terlalu berisik hingga tidak membangunkan can dan tin yang tidur dikasur tak jauh dari ranjangnya.
"Morning momo......". Can menghampiri momo menciumi pipi gembul itu. "Ayo ganti popok dulu ya". Can dengan cepat membersihkan momo.
"Can?". Tin yang merasakan gerakan dikasurnya terbangun dan mencari sosok tercintanya yang dia rasa tak lagi diposisinya.
"Tin, titip momo dulu ya". Mohon can meletakkan momo disebelah tin mengingat momo sekarang sudah bisa memutar tubuhnya.
"Nya........nya........". Momo berceloteh seakan mengajak tin berbicara.
".......................". Tin tidak merespon. Dia masih tenggelam dalam kantuknya.
"Nyanyanya.....!". Momo kembali berceloteh namun kini lebih kencang dari sebelumnya.
".......................". Tin tetap tidak merespon.
"Nya!!!". Sekali lagi momo berceloteh.
Merasa tak direspon oleh seseorang yang selalu dipanggil dengan nama ayah oleh papanya, momo sibayi yang terkenal banyak bicara itu membalikkan tubuh kecilnya.
Kini dia berada tepat disebelah tin dengan perut sebagai tumpuannya.
Dihadapannya momo tampak ayah tampan yang masih tertidur nyenyak tanpa baju menutupi tubuh bagian atasnya.
Yah, hari itu tin tidur hanya dengan boxernya.
Momo yang selalu banyak bicara itu tiba tiba saja diam menatap sesuatu yang asing namun familiar dimatanya yang ada di dada bidang tin.
Tidak tau mengapa, tapi mungkin itu karena instingnya sebagai bayi yang merasa lapar. Sibayi yang diketahui memiliki nafsu makan tinggi itu nampaknya tertarik dengan apa yang dilihatnya.
Momo dengan tatap penasarannya merasa harus menempelkan bibir kecilnya ke benda mencurigakan didepan matanya itu.
*hap!*
*suck* *suck*
"Eh?". Pikir tin setengah sadar. "Kenapa rasanya ada sesuatu.......tungguh!".
Melawan kantuknya, tin segera membuka matanya melihat sedikit kebawah dibagian dadanya.
"............. what the heck...!!!!!". Tin berteriak panik ketika dia merasa sesuatu menyedot putingnya.
"Hiks.....hiks......huah....!!". Momo seketika menangis tak puas karena tin yang terkaget melepas momo dari putingnya yang bahkan tak mengeluarkan apapun.
Disisi lain tin terduduk menjauh dari momo dengan tatapan takut dan shock. Tin bahkan menutup dadanya dengan tangannya.
"Ada apa ini tin?!". Can masuk dengan cepat ketika mendengar tangis momo yang sangat memekik. Dia segera menggendong dan menenangkan momo.
"C.....can....!. Mo....momo..... dia barusan.....".
*gulp!*
Tin terbata tak tau bagaimana cara mengatakan apa yang barusan telah terjadi.
"Tin?". Can hanya bisa terbingung.
*************
"Hahahahahahaha...........!!!". Can tertawa terbahak bahak sampai beberapa kali tersedak dengan ludahnya sendiri setelah mendengar penjelasan tin.
"Yah, terus saja tertawa". Ucap tin masih merasa malu. Sesekali tin mencuri pandang ke arah momo yang sedang minum susu dengan botol yang diposisikan seimbang hingga can tak perlu memegang botol susunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/197968096-288-k471335.jpg)