Yours and Mine (bonus)

2.3K 156 57
                                    


*5 bulan kemudian, Dikediaman keluarga medhtanan*

Dua wanita dengan aura elegan dan berwibawa sedang mengobrol dan minum teh diruang keluarga milik keluarga medhtanan.

Mereka tertawa, berbisik, dan bercerita bak sahabat lama yang lama tak berjumpa.

Siapa mereka?.

Nyonya medhtanan dan besannya, ibu dari istri tul.

"Aku bersyukur permasalahan ini selesai. Sesungguhnya aku sangat khawatir dengan kondisi can. Aku hampir gila ketika mengetahui pelaku yang melukai can dibiarkan tin berkeliaran bebas". Ibu moon berkata setelah mengesap teh nya.

"Kau tau hal itu?.". Nyonya medhtanan menatap besannya seakan tak percaya.

"Tsk!. Tentu saja!. Can sudah dianggap moon seperti adiknya sendiri. Dia sangat menyayanginya sampai meminta suamiku untuk melakukan sesuatu untuk memenjarakan sepupu suamimu!".

Mendengar penjelasan besannya, nyonya medhtanan otomatis mengangguk senang dengan senyuman dibibirnya.

Ini bukan hal yang mengagetkan lagi. Semua yang mengenal can secara langsung, pasti tidak akan mungkin membencinya.

Saat pertama bertemu, can mungkin akan memberi kesan yang aneh karena prilaku hiperaktif dan banyak bicaranya. Tapi setelah lebih lama bersama, orang orang akan tau can sangatlah menggemaskan dan memiliki sifat yang tulus tanpa pandang bulu.

"Tapi semua sudah selesai. Can tidak akan terluka lagi". Nyonya medhtanan tersenyum menatap foto keluarga besarnya yang terpajang di dinding rumahnya yang mewah.

Difoto itu ada dia, tuan medhtanan, tul, moon, tin, dan can.

Mereka tersenyum bahagia tanpa paksaan.

*duk!* *duk!* *duk!*

Suara tapak kaki tanpa alas terdengar nyaring menuruni tangga dari lantai dua menuju lantai dasar.

"Oh?". Nyonya medhtanan dan besannya secara bersamaan menolehkan tatapannya ke sumber suara mendapati can turun dengan tergesah gesah.

"Tin...... jangan..... nanti rumah terbakar....". Gumam can dengan mata setengah terbuka berlari panik ke arah dapur.

Can nampak belum benar benar sadar dari tidur kesiangannya.

Dia memakai kaos putih cukup besar dan celana pendek yang biasa digunakannya untuk tidur. Rambut hitamnnya yang tebal terlihat sangat berantakan seperti terkena puting beliung.

"Itu........". Ibu moon menatap nyonya medhtanan bingung.

"Pft.......". Nyonya medhtanan menahan tawanya agar tak lepas. "Pasti karena mimpi".

"Mimpi?". Tanya ibu moon bingung dan direspon nyonya medhtanan dengan anggukan seakan hal itu sudah biasa terjadi.

"Bu, apa lihat can?!". Tanya tin yang sudah nampak segar setelah mandi.

Nyonya medhtanan menjawab pertanyaan anak bungsunya itu hanya dengan tunjukan ke arah dapur dengan jarinya.

Tanpa berlama lama, tin segera berjalan ke arah dapur meninggalkan ibunya bersama dengan ibu moon.

"Apa hal ini biasa terjadi?". Tanya ibu moon penasaran.

"Begitulah. Mereka selalu seperti itu. Jika salah satu tidak tau kemana, yang lainnya akan langsung mencari". Jelas nyonya medhtanan dengan senyum dibibirnya.

*
*
*

Can terdiam bingung di dapur elegan milik keluarga medhtanan seakan mencari sesuatu.

My Can Medhtanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang