Tebak siapa yang sedang resah menunggu kepulangan kekasihnya?.
Can?.
Nope!. Tin yang saat ini sedang khawatir bukan main menunggu kepulangan can.
Tin merasa bersalah karena sudah terlalu kelewatan dan menyakiti perasaan can. Tin tidak bermaksud seperti itu, tapi siapa sangkah kali ini rencananya tidak sesuai perkiraannya.
"Can .... angkat can.....!! Shit!". Can tidak kunjung mengangkat panggilan tin diponselnya. "aku tidak punya pilihan lain".
Tin kembali mengambil ponselnya dan mengirimi can pesan.
From Tin medhtanan
Baby...., kau dimana? Pulang na....., angkat telpon ku can, dimanapun kau berada aku akan menjemputmu pulang, aku berjanji tidak akan marah. Baby..., kembali na.... besok aku berjanji akan mengisi penuh lemari es kita dengan semua es krim kesukaan mu baby..... i love u my can medhtanan.
Send to Can Medhtanan.
15 menit tanpa balasan dari can terlewati............
40 menit tanpa balasan.......
90 menit tanpa balasan........
Hingga akhirnya ponsel can tidak bisa dihubungi.
Tin panik bukan main. Dia tidak punya pilihan lain dan akhirnya menghubungi ayah dan ibunya menanyakan apakah can tidur disana malam ini.
"Apa maksudmu tidur disini?. Tempat tinggal can adalah bersama mu bukan dirumah ini lagi!. Apa lagi kali ini yang kau lakukan?! Ingat ancaman ayah tin! Ayah tidak main main!". Tuan medhtanan marah besar pada tin.
Tin tidak fokus dengan ancaman ayahnya. Apa yang dipikirkannya hanya can tidak dirumah keluarganya malam ini dan itu membuatnya semakin panik.
Tin mengambil kunci mobilnya dan mengitari beberapa blok dekat apartemennya bahkan sampai mencari tau nomer ponsel noh untuk menanyai apakah can tidur disana malam ini.
Can tidak ada dimana mana. Ponsel can tidak bisa dihubungi, dan can tidak memegang uang yang cukup untuk menyewa hotel karena semua uang jajan can dari tuan medhtanan tin yang kontrol.
Tin memutuskan untuk kembali berharap can sudah di apartemen ketika dia kembali. Namun semua itu hanyalah harapan tin karena can masih belum kembali.
Tin mengacak frustasi rambutnya dan menjatuhkan tubuh lelahnya dikasurnya. Tin menatap langit langit kamarnya menyesali perbuatannya tadi pagi.
Tin menitihkan air matanya dalam diam memikirkan kebodohannya. Dia sangat merindukan can saat ini.
*creak*
Ketika tin mulai tenggelam dalam lamunannya dan mulai tertidur dia samar samar mendengar sesuatu dari lemarinya bergerak namun dia terlalu lelah untuk memeriksanya.
"Hmmmm.....". Tiba tiba saja tin mendengar suara gumam can.
Seketika tin membuka matanya dan lelahnya hilang secara instan. Dia menoleh ke arah lemari baju mereka yang besar dan mendapati ada tangan yang keluar dari pintu yang sedikit terbuka itu.
Tin membuka lemari baju itu dan mendapati sosok belahan jiwanya sedang tidur nyaman diantara tumpukan baju tin dan memeluk jaket tin dengan erat.
"Can....., kau dari tadi..... tidur dilemari? Oh thanks god!". Kata tin legah.
Tin tidak pernah selegah ini dalam hidupnya. Tin terperosok lemas dari posisinya dan mulai bisa bernafas legah.
Tin kembali menatap ke arah can dimana hanya rambut hitamnya yang terlihat. Tin menyingkirkan baju baju itu hingga dia bisa melihat wajah can dengan jelas.
Mata can masih sembab, tanda dia menangis seharian di dalam lemari. Pipi dan bibirnya juga masih merah akibat lelah menangis.
"Im so sorry baby". Tin menggendong can keluar dari lemari tanpa membangunkannya.
"Tin....?". Can terbangun dan mengucek mata kanannya sembari memastikan apa dia benar tin atau ini hanya mimpi. "Tin.. aku salah. Aku minta maaf".
"No Baby.. aku yang salah, im so sorry na.... ". Tin memeluk sayang can dikasur besar mereka dan menciumi wajah can karena bersyukur malam ini can masih ada bersamanya.
"Tin........".
"Hmn?".
"Aku bermimpi lemari es kita penuh dengan es krim".
"Itu bukan mimpi sayang. Besok aku akan membelikan mu es krim kesukaanmu".
"Sungguh?".
"Sungguh".
"Rasa coklat juga?".
"Strawberry, vanilla, coklat. Semua akan kubelikan untukmu".
"Yeay!!!". Can yang sudah memasukan kepalanya kedalam baju tin berteriak kegirangan membuat tin geli merasakan nafas hangat can. "Apa itu artinya mulai besok aku boleh memegang kartu kredit ku sendiri?".
" TIDAK ". Jawab tin tegas sembari mengusap usap punggung can yang protes tidak puas didalam bajunya dan kemudian mulai terdiam tanda pria itu sudah tertidur.
"Baby.... i love you so much".
Tin berkata lembut kepada can yang tidur tenang didalam bajunya berharap perkataannya akan masuk kedalam mimpi can.
👬💙💚