(Ketika penculikan can terjadi)
~Can pov~
"Lepaskan!. Pria gila sialan! Brengsek!. Terkutuk kau!".
"Diam.....!!!!".
"Akh...!!!".
Disudut persembunyianku, aku mengalami dilema terberat dalam hidupku.
Jika aku keluar, maka aku akan mati.
Tapi jika aku tidak keluar, maka pria psikopat sialan itu akan membunuh p'rin.
"Kau dengar kitty?. Jika kau tidak keluar, aku akan mematahkan leher perempuan ini. Hahaha......!!!".
"Jangan keluar can!. Pergi dari sini! akh.......!!!".
Apa yang harus ku lakukan?. Aku tidak bisa membiarkan p'rin terluka karenaku.
Aku bisa merasakan betapa gilanya pria itu. Dia akan benar benar membunuh p'rin jika aku tidak mendengarkan perkataannya.
*Dorr!* *Dorr!*
"Aaaaa......!!!".
Suara tembakan pistol dan lengkingan teriak ketakutan dari p'rin terdengar.
Tidak bisa.
Aku tidak bisa membiarkan p'rin mati karena aku.
Tin, maaf na jika setelah ini kita tidak bisa lagi bertemu
Aku mencintaimu.
*can pov end*
*******************
"Stop!". Can keluar perlahan dari tempat dimana dia bersembunyi.
"Aw kitty....., disana kau ternyata". Pembunuh bayaran gila yang dikenal dengan julukan blacky tersenyum puas mendapati can keluar dari persembunyiannya.
"Lepaskan p'rin. Dia tidak ada hubungannya dengan semua ini!". Dengan tenaga yang tersisa can berusaha terlihat berani.
"Can.......". Rin yang terduduk lemas didekat kaki blacky dengan rambut panjangnya yang diremas erat oleh blacky menatap can dengan tatapan seakan dia meminta maaf.
Can menatap rin dan menggeleng pelan menenangkan sahabatnya itu bahwa semua ini bukan salahnya.
"Well......".
*kick!*
Blacky mendorong rin kasar hingga dia terperosok ke lantai dingin dan kotor digedung tua tak berpenghuni itu.
"Kitty........". Blacky mendekat pada can dan meremas rambutnya kasar.
"Akh!". Can meringis kesakitan.
"Duduk manis kitty. Berjanjilah kau tidak akan nakal lagi na?". Blacky tersenyum namun tiba tiba saja semyumannya berubah menjadi tatapan marah.
"Akk........". Can kembali meringis ketika blacky mencengkram erat leher rampingnya hingga dia kesulitan bernapas.
"Can!!!". Rin berteriak panik. "Apa yang kau lakukan?!. Hentikan!. Aku akan membunuhmu!!!". Rin sungguh frustasi karena tidak bisa melakukan apapun untuk menolong can.
Tubuh can sendiri sudah babak belur dan penuh luka akibat siksaan dari wanita gila yang merupakan wanita simpanan dari kepala keluarga pengusaha kaya yang dulu pernah di amuk nyonya medhtanan.
Untuk berjalan normal saja can sudah tidak sanggup. Kini ditambah pembunuh bayaran gila bernama blacky yang tiba tiba saja punya pikiran sendiri dan melenceng dari rencana awal.
"Kitty........, aku menyukaimu......, kau sangat keras kepala dan menggemaskan. Aku suka caramu menatapku". Blacky mencumbu bahu lebam can.
*Brak!*