25

532 75 31
                                    

"Kau sungguh tidak apa?" tanya Sehun, jemarinya saling bertautan. Cemas melihatku duduk di ranjang UKS. Sebenarnya aku tidak apa-apa, hanya benjolan di kepalaku yang menegaskan itu lebih sakit dari kenyataannya.

"Aku sedikit pusing, setelah tidur sebentar ini akan oke. Duduklah Sehun, jangan gigit jarimu seperti bayi" aku berusaha meyakinkan Sehun yang hampir menangis, "Ya! Yang sakit itu aku, kenapa kau yang cengeng?" saat ditanya Sehun justru sesenggukan sembari mengusap matanya.

Sementara aku bisa melihat penjaga UKS menggelengkan kepalanya, mungkin tidak habis pikir dengan tingkah Sehun. Kemudian terdengar gedoran pintu cukup keras, dan aku bisa memastikan itu suara Chanyeol-hyung yang berteriak memanggilku.

"Aihh, apalagi diluar itu?" gumam penjaga UKS. Meskipun begitu, diberikannya kompres air dingin pada Sehun untuk kepalaku, sedangkan dia menghampiri pintu untuk membukanya, karena memang begitu aku dibawa masuk, banyak sekali orang yang berebut ingin ikut masuk.

"Kyungsoo-yaa!" Suara Chanyeol-hyung mendekat, begitu juga tubuh bongsornya. Dari suara debumnya, aku tahu dia berlari.

"Oh, Kyungsoo-yaa. Bisa-bisanya masuk UKS, kau kenapa? Itu kepalamu kenapa dibegitukan?" seperti tiada waktu lagi, Chanyeol-hyung bertanya tanpa henti. "Siapa yang berani membuatmu begini? Mana tunjukan padaku biar kuhajar sampai sarafnya meminta ampun." Sementara Sehun makin gemetar dan bersiap menangis lagi.

Walau begitu, "Aku, Hyung." Sehun mengaku.

"Omo," Chanyeol-hyung bungkam, menunjuk Sehun lalu aku. "Mwo? Benarkah?"

"Iyaaa, maafkan aku Hyung, Aku tidak sengaja. Benar tidak sengajaaaa. Hiks! Sakit Hyung, kumohon. Huaaaa!" sehun menangis ketakutan dan itu membuatnya menakan kompres terlalu keras dan aku merasa tidak enak jika mengaduh, jadi aku diam saja. Padahal sakit sekali, jujur saja.

"Bagaimana bisa Sehun-ah?"

"Jangan pukul aku Hyung, pukul Kai saja!" jerit Sehun.

"Park Chanyeol!!" tiba-tiba tirai disebelahku tersingkap, ada Kim Suho disana. Menatap Chanyeol-hyung dengan tajam.

"Aku dengar semuanya, dan kau tidak bisa lagi menyangkal." Ucapnya lagi, menuding Chanyeol-hyung dengan telunjuknya. "Jadi selama ini kau yang merundung anak-anak kelas satu? Kemari Oh Sehun, jangan dekat-dekat berandal seperti Chanyeol."

Sehun melepas kompresku dan berlari menyeberangi ruangan, melewati Chanyeol-hyung—hampir menubruk hidungnya, lalu menyembunyikan tubuh tingginya dibelakang Suho-sunbae.

"Ap-apa-apaan ini? Kenapa sunbae jadi menghakimiku?" Chanyeol-hyung menggaruk kepalanya dengan gestur bertanya padaku, 'sebenarnya salahku apa?'

"Jangan menangis Sehun-ah, kasian sekali kau hampir dihajar Chanyeol." Suho-sunbae berbalik mengusap bahu Sehun –karena kepalanya terlalu tinggi untuk dicapainya. Kemudian mereka berdua keluar meninggalkan UKS, aku yang kebingungan menatap Chanyeol-hyung yang sama bingungnya.

Harusnya kan aku yang dikasihani, batinku.

.

Aku tidak mengikuti tiga jam pelajaran terakhir, selama itu aku menunggu sendirian di UKS. Beberapa orang terlalu kerap berlalu lalang di depan UKS karena aku bisa melihat mereka dari jendela, mereka tentu bisa melihatku juga.

Saat bel pulang berbunyi, Chanyeol -hyung datang bersama Kai dan Sehun yang membawakan tas-ku.

"Kau bisa berjalan sendiri Soo?" tanya Chanyeol-hyung, aku mengangguk. Lalu datang lagi Tao bersama Naehyun dan Lay-ge dengan Suho-sunbae.

"Waahh, penguin satu ini benjol?" goda Tao. Aku memilih untuk tidak menggubrisnya.

"Kudengar kau di UKS, kenapa disini?" tanya Lay-ge, semua saling menatap kebingungan.

"Ya, ini UKS Lay." jawab Suho-sunbae.

"Sejak kapan?" tanyanya lagi. Dan mereka mulai mengusap wajah dengan jengkel.

"Kalian mau pulang dengan bus tidak?! Dasar bocah-bocah merepot –aigoo, tentu saja kalian disini, oh ada Lay-oppa" suara Taerin-noona berubah drastis begitu menangkap sosok idolanya.

"Ada siapa? Kenapa?" tanya Lay-ge polosnya, justru membuat Taerin-noona menutup wajahnya sok tersipu.

"Ah, sudahlah. Benar kata Taerin, kita bisa ketinggalan bus kalau tidak bergegas. " Chanyeol-hyung membawakan tas-ku dibahunya lalu membantuku turun dari ranjang UKS. 

Di halte kami bertemu Kai, Tao dan Naehyun. Ketiganya kompak menanyakan keadaanku yang kujawab seadanya. 

"Untung saja kau punya rambut yang tebal, jadi benjolanmu sedikit samar" kata Taerin, "Sehun pasti benar-benar tidak sengaja." tambahnya ketika melihat Sehun masih menunduk.

Sebenarnya aku jengkel mendengar Naehyun lagi-lagi membela Sehun, tapi memang kenyataannya Sehun tidak sengaja, aku juga tahu itu. Kalaupun Ia melakukannya dengan sengaja pasti lebih parah dibandingkan ini. Hanya saja aku merasa kalau Naehyun menyalahkanku telah membuat Sehun merasa bersalah, padahal Ia menunduk begitu karena masih takut pada Chanyeol-hyung.

Lelaki besar itu sendiri masih shock setelah dilabarak oleh Suho-sunbae, dituduh tukang pukul dan diancam tidak boleh mengikuti organisasi sekolah. Padahal dipikir lagi, memangnya Chanyeol-hyung ikut organisasi apa disekolah? Dia kan tidak punya kehidupan.

"Kami duluan ya," kataku, menarik Tao yang masih menempel pada Naehyun.

.

"Omo! Katakan ini kenapa? Chanyeol, kenapa ini?"

Eomma membungkuk menjamah kepalaku, dan ini bahkan masih didepan pintu. Aku sendiri penasaran apakah benjolnya begitu kentara?

"Kyungsoo tidak apa Eomma, hanya terkena bola."

"Kau yakin ini bukan karena berkelahi? Lay, benarkah Kyungsoo tadi bermain bola?"

"Bohong."

Semua orang terkesiap. Lagipula apa-apaan Lay-ge?

"Tadi Kyungsoo sekolah, dia tidak bolos." sambungnya kemudian. Eomma menepuk dahinya perlahan lalu mengajak kami masuk untuk segera membersihkan diri.

Malam harinya Appa pulang dan menanyakan hal yang sama, tapi Appa terkekeh setelah mendengar cerita Tao.

"Wanita memang menyeramkan kadang kali, mereka terlihat cantik dan berbahaya disaat bersamaan. Tapi Appa setuju kalau mereka terobsesi dengan bocah menggemaskan seperti Kyungsoo." katanya.

"Ah tunggu, sekarang tanggal berapa ya? Bkankah minggu ini memasuki akhir bulan? Itu artinya ulang tahun Appa sebentar lagi." Eomma memajukan tubuhnya pada Appa dan bersiap untuk merengek. "Bagaimana kalau kita rayakan dengan piknik? Kalian setuju anak-anak?"

"Iya Appa, aku lama sekali tidak jalan-jalan." sahut Chan-hyung.

"Bagaima kalau ke Kebun Jeruk?" ucap Tao bersemangat. Eomma menanggapinya setuju.

"Baiklah-baiklah, akhir minggu ini kita akan piknik dari subuh hingga matahari terbenam!"

.

.

.

TBC.

860 words.

17.10.21.







[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang