15

1K 117 28
                                    

Chanyeol POV.

.
.
.

Tengah malam aku terbangun. Kyungsoo masih tengkurap diatas tubuhku, tubuhnya tenggelam oleh selimut Ironman-ku.

Aku terbangun karena kepanasan, entah kenapa kamar Kyungsoo membuatku gerah kali ini. Padahal biasanya tidak.

Berawal dari aku yang meraih remote AC, tanganku terjulur keluar dari selimut. Dingin.

Baru aku sadari, panas yang aku rasakan berasal dari tubuh Kyungsoo. Anak ini demam.

Benar saja, tanganku meraih tubuhnya dan merasakan getaran kecil akibat dia menggigil. Aih, kasihan aku melihatnya.

"Soo?"

Dan ini panggilanku yang kesekian. Entah kenapa pada setiap keadaan, ada panggilan lain yang aku ucapkan. 'Soo' adalah satu dari sekian panggilan sayangku untuk Kyungsoo saat aku dalam keadaan benar-benar mencintainya sebagai adikku. Sangat-sangat menyayanginya. Dan saat ia sakit seperti ini, rasa sayang bercampur khawatir memicu mulutku untuk memanggilnya demikian.

"D-dingin H-yung, hrrr.."

Penguin ini bergumam, makin mengeratkan pelukannya dan yang bisa aku lakukan hanya menggapai tubuhnya sambil merapatkan selimut  pada lehernya.

Setelah kurasa ia sudah lelap, perlahan kualihkan tubuhnya untuk berbaring terlentang melepas tubuhku.

Aku kembali merapatkan selimutnya dan keluar untuk mengetuk pintu kamar Eomma dan Appa.

"Eomma.." Desisku. Pintu terbuka dan aku bisa melihat Appa diatas kasur yang masih tidur.

"Eomma, Kyungsoo demam"

"Aigoo! Kalau begitu bantu Eomma menyiapkan kompres, ayo"

Aku mengekori Eomma turun ke dapur, disana aku bertugas mencari handuk kecil. Sedangkan Eomma menyiapkan air hangat dalam sebuah mangkuk.

Kami naik untuk masuk ke kamar Kyungsoo lagi, Eomma meraih remote AC dan mematikan benda itu. Lalu beralih pada Kyungsoo yang telah meringkuk dibawah selimutku.

"Aigoo! Ini panas sekali" bisik Eomma padaku. Wanita cantik kesayanganku itu merengkuh tubuh adikku untuk meluruskan badannya. Aku meletakkan mangkuk air hangat di samping Eomma, dan ia mulai beraksi dengan benda itu.

"Hrr.. Hrr.." Kyungie-ku bergidik kecil. Aku berinisiatif meraih selimut Kyungsoo diatas kepalanya, menggelarnya diatas Kyungsoo dan merapatkannya.

"Tidurlah, Channie" ucap Eomma. "Pergi ke kamar Eomma, tidurlah dengan Appa. Biar Eomma disini temani Kyungsoo"

Aku menggeleng keras dan merebut mangkuk dari tangannya. Enak saja menyuruhku tidur dengan Appa, aku masih cukup sayang dengan tubuhku.

Appa kalau tidur seperti kuda! Kakinya benar-benar menyebalkan. Aku salut dengan Eomma yang sanggup tidur disamping Appa.

"Eomma saja yang kembali tidur, nanti aku yang ganti kompres Kyungsoo. Aku bisa melakukannya"

Dengan lembut mengamit tangan Eomma membawanya ke pintu dan mendorongnya pelan untuk mengantarnya ke depan pintu kamarnya.

Bisa ku lihat dari celah pintu, Appa sudah mengganti pose tidurnya macam bintang laut. Kau tahu apa yang kukatakan.

Setelah memastikan Eomma menutup pintu kamarnya, aku kembali ke kamar Kyungsoo. Mengganti kompresnya sejenak lalu duduk di kursi belajarnya. Mengamati betapa menggemaskan adikku ini.

Memang agak pucat. Tapi pipinya yang memerah karena demam yang dideritanya. Lapisan tebal selimutku dan selutnya tidak menyembunyikan bentuk tubuhnya yang kecil berisi. Ih, benar-benar gembul.

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang