19

919 99 62
                                    

Chanyeol POV.

.
.
.

Setelah Kyungsoo memukul kepalaku, dia berhasil melepaskan diri dariku.

Kalian mungkin tidak percaya, tapi aku berhasil memakan pipinya. Rasanya gemas sekali untuk tidak menggigitnya untuk kukunyah.

Sekarang aku terdengar seperti psikopat, tapi aku sungguhan. Rasanya seperti makan Mochi.

Dirinya menatapku nyalang, mata bulatnya bertambah bulat saat melotot macam itu.

Dia mendekat lagi, kukira ia akan memukul bagian lain dari tubuhku. Aku jadi paranoid dibuatnya.

Tangannya melayang meraih tengkukku, dan tanpa diduga ia menggigit pipiku dengan keras lalu menyedotnya seperti saat aku melahapnya tadi.

Tidak lama, mungkin karena dasarnya aku tidak punya pipi selentur pipinya.

"Hahaha, muka Hyung merah sebelah!" Dengan bahagia Kyungsoo menunjuk-nunjuk wajahku.

"Nih, aku kompres" ucapnya. Dan apa?

Dia menempelkan ice creamnya pada pipiku. Ya ampun, benarkah ini adikku? Dia bukan Kyungsoo. Lagi-lagi dia menjadi Kyungie-ku, Baby Soo mungilku yang besar! Hahaha!

Aku mengusap pipiku dan bisa kurasakan lengket disana. Aku beralih mengejar Kyungsoo yang tawanya makin menjadi-jadi.

Kami berlarian keliling taman, Toben dan Moekmol turut menyalak dan merecoki kami dengan tubuh kecil mereka.

Tatapan dari orang-orang disana tidak lagi kupedulikan. Aku sibuk mengejar Baby Soo yang entah sedang kumat hari ini.

Saat ia terjerembap jatuh, aku menubruknya dan menindih tubuhnya. Kugapai pinggangnya, lalu kugelitiki perutnya. Dengan gencar Kyungsoo menendang udara dan menggeliat bagai cacing bumi.

"Haha! Sudah! Hyung! Hentika-Hahaha! Ber-Hahaha! -hentikan-Haha!"

Rupanya ia masih menggenggam sisa cup ice creamnya lalu melemparkan ke mukaku lagi, tanpa peduli kuciumi wajahnya membabi buta.

Kusedot lagi pipinya bergantian, kukecup dahinya hingga berbunyi nyaring. Lelehan ice cream ikut tumpah ke wajahnya. Tanganku masih menggelitik perutnya.

Toben dan Moekmol ikut bergumul disamping kami.

Saat Kyungsoo memohon setengah tertawa dan menahan tangis, aku melepaskan tubuhnya yang lemas.

Seluruh tubuhku lengket karena ice cream. Aku bangkit duduk dan memperhatikan Kyungsoo yang masih terlentang, terlihat kehabisan nafas.

Wajahnya semerah tomat. Ia mendelik padaku sambil bergumam "Hyung gila", dan ia menggembungkan pipinya.

Itu semacam undangan bagiku untuk melahap pipinya lagi.

.
.

Kami pulang saat hampir jam makan siang. Toben dan Moekmol berjalan didepan dengan rantai ditangan kami.

Beruntung tadi aku menemukan kran air umum tempat cuci tangan, jadi kami bisa sedikit membersihkan lengketnya ice cream. Tidak banyak membantu, tapi lumayan.

Aku membuka gerendel gerbang, lalu Kyungsoo yang menguncinya kembali. Pintu depan sudah terbuka dan Tao disana bersedekap layaknya bos besar.

"Hahh.. Kalian lama sekali, aku hampir mati bosan-ih?" Panda China itu menepuk lenganku dan berjengit. Aku sih tidak peduli, memilih menuntun Toben dan Moekmol masuk ke rumah.

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang