13

958 110 10
                                    

Kyungsoo POV

.
.

Aku melempar gumpalan selimutku pada Tao yang tengah meringkuk di kasur Chanyeol Hyung, yang artinya ia sekamar dengan Lay Hyung. Harus. Memang mau dimana lagi kalau tidak disitu?

Chanyeol Hyung muncul diambang pintu. Aku yakin tangannya akan tambah berotot setelah ini. Aku menatap koper yang ia tarik dengan ngeri, betapa wajah Chanyeol Hyung yang menyatakan beban koper itu pada siapapun yang melihatnya.

Koper dengan lukisan karakter panda yang menggigit daun bambu. Juga cat air membentuk huruf hangul "Kyungsoo" yang masih kuingat, itu tulisan tanganku.

Tao mendapatkannya saat aku mengunjunginya di China. Waktu itu kami sekeluarga menghadiri reuni keluarga. Aku yang berumur 10 tahun, sedang gemar-gemarnya menuliskan namaku dimana-mana.

Masing kuingat dengan jelas saat Tao membalasnya dengan menuliskan namanya pada kaos yang sedang aku gunakan. Sialnya tulisan hangulnya benar-benar berantakan.

Aku hampir tertawa haru saat mengetahui bahwa Tao masih menyimpan kopernya beserta lukisan hangul semasa kecilku.

Tapi begitu mengingat betapa brengseknya dia ketika tumbuh dewasa, aku tidak jadi terharu. Ah untuk apa, pikirku.

Anak berandalan, anak yang memasukan tarantula kedalam kerah bajuku dan membuatku pingsan saking takutnya.

Diwaktu yang sama, ia menaruh ular karet hijau dalam sepatu Chanyeol Hyung. Kejadian itu membuat Chanyeol Hyung terhuyung menginjak ekor kucingnya-Amous-dan mendapat luka cakaran pada pergelangan kakinya.

Tahun lalu. Aku benar-benar menarik kesimpulan bahwa Tao bukanlah Tao yang dulu bertukar perangko denganku. Teman berbagi manisan dan mencuri Berry di pekarangan rumah tetangganya. Atau partner mencuri pie apel Bibi Huang di dapurnya.

"Bisakah kau sedikit lembut, Sepupu?" Ejeknya dengan suara serak.

"Bisa. Selembut rambut Yako" sahutku, aku nyengir menahan tawa.

"Yako? Siapa?"

"Teman wanita Chanyeol Hyung. Nanti juga kau akan berkenalan dengannya, dia tidur dibawah tempat tidurmu sekarang" Tao menagangguk ragu. Aku tahu dia belum sepenuhnya paham apa yang aku maksud.

Sedangkan Chanyeol Hyung sedang merenggangkan otot pinggangnya. Matanya berkedip juga seringai puasnya padaku.

Detik berikutnya Tao menegang. Secepat kilat ia bangkit dari kasur dan terhuyung karena kakinya terbelit selimut.

Panda keparat itu menubrukku, lengannya memeluk kepalaku, sebelum ku sadari, ia sudah berhasil memanjat tubuhku. Maksudku, ayolah. Kau tahu maksudku.

"A-apa maksudmu, heh! Kenapa-ti-tidur di kolong?!"

"Karena kalau di lemari, Yako akan berkelahi dengan Dako. Sedangkan Dako tidak suka diusik, ia akan menggeranyangi siapapun yang menganggunya"

"Benar, apalagi sampai kau menjambaknya, kau akan dicakar dengan kuku panjangnya. Yah, dia wanita agrasif sebenarnya. Jadi kau harus berhati-hati, Sepupu. Jangan sampai kau menjegal kakinya yang melayang itu" timpal Chanyeol Hyung.

Ehm.. Halo, keadaanku sekarang tidak bisa bernafas dengan baik. Bayi panda ini melilit tubuhku seperti anaconda!

Aku meronta sedangkan Tao sudah terisak dengan dramatis.

"Aku tidak bisa bernafas, Tao! Lepas!" Erangku tertahan. Bisa kurasakan Chanyeol Hyung menarik tubuh Tao dariku, saat berhasil, Tao berbalik melilit Chanyeol Hyung yang sudah tersungkur.

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang