21

901 125 84
                                    

Chanyeol POV.

.
.

Selamat pagi dunia, selamat pagi matahari, kau berhasil membangunkanku sebelum eomma meneriakiku. Dan, oh hai. Selamat pagi kamu.

Hentikan Chanyeol, kau bukan fakboy.

Tentu, anak manis ini akan segera bersiap berangkat sekolah. Ngomong-ngomong soal manis, mana Kyungsoo?

Selimutnya sudah terlipat rapi diatas bantalnya. Kamar mandi juga hening, mungkin dia sudah dibawah dengan eomma.

Maka mari kita mandi. Maksudku-aku akan mandi sekarang.

Selesai mandi aku tentu langsung bersiap dengan seragam sekolah, membawa tas ku yang sebenarnya entah berisi apa-karena ini ringan sekali.

Dan, hei. Karena aku adalah sosok hyung idaman, maka aku membawakan tas Kyungsoo yang sialnya teramat sangat berat sekali.

Aku boros kata. Biar.

Cukup yakin bila pencuri sampai bertemu Kyungsoo, dan ia melemparnya dengan tas ini..

Ckck, aku turut berduka untuk kematian si pencuri.

Park Chanyeol, sebenarnya apa yang kau pikirkan? Hehe.

"Eomma," sapaku. Ah, bidadariku. Kau jangan cemburu ya.

"Tumben pagi benar kau sudah turun"

Wanita itu berbicara seolah selama ini aku tidur dalam gua, ia mengatakannya tanpa berpaling dari ramuan dan tongkat sihirnya.

Maksudku-masakannya. Yeah, jangan salahkan kalau aku menyebutnya penyihir, masakannya selalu menyihirku.

"Kyungsoo mana, Eomma?"

"Sudah berangakat duluan" jawabnya. Oh-hei! Apa maksudnya?

"Mwo!? Kenapa aku ditinggal? Dan untuk apa berangkat sepagi ini, ini masih gelap. Bahkan kalau aku berjalan di kebun belakang, aku akan tersungkur karena tersandung batu"

"Aku justru terkejut jika kau tidak pernah tersandung. Itu artinya kau harus banyak makan sayur biar matamu bagus sedikit"

Secara tidak langsung Eomma mengatai mataku jelek?

Mungkin karena aku yang terdiam, Eomma menoleh dan mengangkat sebelah alisnya. Menggodaku?

"Channie sayang, lalu tas siapa yang kau bawa hm?"

Aku menatapnya lekat. Lalu beralih pada kursi makan Kyungsoo, disana ada tas nya. Tas Kyungsoo-ah!

Kalau tas nya saja baru kubawakan, itu artinya-

"Kau sudah turun, Hyung?"

Yeah, Kyungie ku muncul disaat yang tepat.

Kuberikan cengiran manisku pada Eomma yang menatapku datar, mungkin dia tidak habis pikir bisa membohongiku semudah ini. Ehehe.

"Kau harus benar-benar makan sayur, sayang. Biar ingatanmu bagus sedikit" ucapnya lagi.

Kyungsoo duduk di seberang meja, ia menumpukan dagunya diatas tanganya yang tergenggam. Dan apa? Itu menggemaskan sekali.

"Kau juga membawakan tas ku, terimakasih Hyung"

Kubalas senyumannya dengan susah payah menahan gemeletuk karena aku sangat ingin menonjok pipinya.

-maksudku aku ingin menabok pipi tebal itu hingga aku puas. Ya tidak perlu menggerum macam kuda, aku hanya gemas.

Dan-boleh bertanya? Sejak kapan kuda menggerum?

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang