23

718 115 15
                                    

Author POV.

.
.
.

Chanyeol melamun, lagi-lagi random. Disampingnya ada Lay, melamun juga –sama randomnya.

Tao meringis, meratapi Hyung dan Gegenya yang melamun tanpa mengajaknya. Dan hanya berakhir di kamar Kyungsoo, pemiliknya sendiri sedang belanja buku.

Perlu diperhatikan bahwa kata 'belanja' terdapat pada kalimat diatas.

Chanyeol dan Tao tidak mau mati bosan di toko buku, sedangkan Lay tidak merasa perlu membeli atau menemani Kyungsoo. Ia berkata kalau Kyungsoo cukup besar agar jangan hilang di toko buku yang tidak ramai sama sekali.

Tapi pilihan mereka sama buruknya karena ketiganya bingung mau melakukan apa, kondisinya berbeda jika berempat. Kyungsoo tidak suka didesak, Chanyeol dan Tao akan akur sejenak untuk membangun kerja sama dengan merengek meminta suatu masakan buatannya untuk membungkam mulut. Lay memang tidak ikut mendesak, tapi tidak ada bedanya karena sia-sia bila meminta dukungnya.

"Tahu begini aku ikut Kyungsoo saja," gumam Tao. Chanyeol terjaga dari lamunannya demi mencibir Tao.

"Tidak ada juga yang menyuruhmu tinggal," lalu terdengar dengusan Tao.

Disisi lain, Kyungsoo merasa dunia milik sendiri. Rak buku berjajar rapih di depannya, dibelakangnya, di sampingnya. Mata bulatnya berbinar –makin bulat malah.

Mencermati genre buku pada tiap rak, lalu berhenti pada genre fantasi. Bukan genre yang buruk, setidaknya fantasi di buku ini tidak sengawur fantasi Lay-Ge, begitu pikirnya. Membelai punggung buku sembari membaca judulnya, dan tertarik pada sebuah judul dengan huruf rune.

Menarik buku itu dari impitan buku lain, lalu mencermati sampul bukunya. Syukurlah, ternyata bukunya hanya memberi judul dengan huruf rune di punggunya saja, karena pada sampulnya judul ditulis dengan huruf yang Kyungsoo mengerti sepanjang hidupnya.

Tanpa basa-basi, Ia membawa buku itu bersama 3 buku lain di pelukannya.

Kyungsoo pulang dengan tas belanja hanya penuh dengan buku, senyum tipis terpampang diwajahnya. Manisnya.

Anak itu menggunakan bus kota, kalau kurang berhati-hati, bisa diculik oleh ibu-ibu salah paham kalau Ia anak hilang saking manisnya. Ia akan di jejalkan kedalam tas belanja penuh sayuran dan diberi segenggam permen loli, terdengar menyeramkan dan geli sekaligus.

Masalahnya, Kyungsoo akan semanis apa jika terlihat sedang makan permen loli.

Keberuntungan kalau ia berhasil selamat sampai rumah, meskipun setelahnya diserbu dua anak lelaki yang merengek-rengek, mengutuknya karena pergi terlalu lama. Satu lagi dibelakang ma;ah terang-terangan mememintanya membuatkan makanan.

"Kau lama sekali Soo, aku hampir mati bosan bersamanya" jari telunjuknya hampir mengenai hidung Chanyeol dan Kyungsoo masih bergeming memeluk tas belanjanya. Lay berbaik hati mau menutup pintu gerbang, Chanyeol dan Tao mulai mendesak Kyungsoo yang malang ke singgasana dapurnya.

"Ah, Eomma dan Appa belum pulang?"

Chanyeol mendengus, "Kau tahu kan Kyung, Eomma kalau belanja seperti siapa." Kyungsoo menunjuk dagunya sendiri, Chanyeol mengangguk.

Kyungsoo meletakan belanjaan bukunya di meja makan, lanjut menggulung lengan bajunya hingga siku.

Tao mengerling pada timbunan buku baru di meja makan, "Aku kira kau bercanda bilang akan belanja buku" tangannya jahil menepuk-nepuk tumpukan itu, seakan memastikan memang benar hanya ada buku di tas belanja besar itu.

"Panda, sabarlah. Kau tidak bisa melihat aku sedang apa?" Tao bungkam, memilih duduk dan bersikap manis seperti Chanyeol dan polos seperti Lay.

"Anak Panda kalau makan bambu kan ya?" Sela Lay tanpa merasa bersalah, sisanya tertawa.

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang