14

959 114 32
                                    

Chanyeol POV

.
.

Disampingku saat ini, ada namja kecil yang sedang melamun. Saking hebatnya ia melamun, ia tak menyadari bahwa jemari kecilnya sudah masuk kedalam cangkir cokelat panasnya. Mengaduknya dengan lambat seolah tanpa kesalahan.

Buruknya lagi, dia adalah Kyungsoo. Iya, adikku Kyungie.

"Hei, Bung!"

Tubuhnya tersentak hebat ketika aku menepuk bahunya sedikit lebih keras, sengaja.

Aku cukup tau masalah yang sedang dihadapinya. Masalah Tao dan, err..

"Hyung, aku harus bagaimana?"

Pertanyaan itu sudah menjadi hobi Kyungsoo sejak kami duduk di kedai coklat ini sejam yang lalu. Dan menggaruk tengkuk akan menjadi jawaban andalanku sedari tadi.

"Kemarin Taerin noona, sekarang Tao. Sialnya dia mengejar perempuan yang buruknya adalah teman sekelasku. Tetangga temanku. Dan kenapa harus Naehyun?"

Ingin ku peluk dirinya, meratapi nasibnya yang sebegini susah.

Ayolah, tidak perlu kode batang atau kode balok-apalah yang aku katakan ini-. Meskipun Kyungsoo belum-tidak-menyadarinya, tapi aku tentu sadar lebih dahulu kalau dia ada sesuatu pada Naehyun.

Entah itu akan berlangsung sejenak karena rasa penasarannya, atau akan berlangsung lama karena rasa penasarannya yang penasaran terus.

Hentikan, Chanyeol. Apa yang kau katakan sebenarnya, heh!

Jadi kemarin Tao sempat bertemu dengan Naehyun saat ikut aku menjemput Kyungsoo di kelasnya, dengan wajah sok ganteng, Panda China itu bersiul didepan Naehyun.

"Boleh kutanya kenapa kau cantik?" begitu ucapnya saat itu.

Bagusnya, alih-alih terpesona, justru Naehyun merapat pada Kyungsoo sambil menatap horor pada Tao. Yah, itu sedikit kemujuran.

"Biarlah Kyung. Bukannya Naehyun sudah mengatakan padamu kalau sepupumu itu menakutkan. Kau tak perlu cemas, lagian apalah saingan seperti Tao bagi Park Kyungsoo, hm?"

Aku sedang menggodanya lewat kode macam ini, dan dia berjenggit setelah terdiam singkat.

"Maksud Hyung, saingan? Saingan apa?"

Aku enggan menjawab dan hanya menepuk bahu Kyungsoo, menghabiskan sisa coklat panas di cangkirku lalu mengajak Kyungsoo pulang.

Sesampainyaa di rumah, makan malam sudah mulai ditata. Ada wanita cantik di meja makan, dia sedang mengatur piring-piring yang sekarang berjumlah 6.

Tentu saja itu Eomma. Siapa lagi yang kau harapkan?

Meja makan kecil kami makin sempit terlihatnya. Tapi tidak apa, diantara Kyungsoo, Lay Hyung dan Tao, tanganku masihlah lebih panjang. Kenapa aku bersyukur memiliki tangan yang panjang? Yah, aku bisa dengan cepat merebut lauk dengan sumpitku dari yang lain. Hehehe..

Empat sisi meja kecil ini makin padat saja. Aku berimpitan dengan Panda Krempeng di satu sisi. Sedangkan Kyungsoo bersama Lay Hyung di seberang sana. Eomma dan Appa berada di dua sisi yang tersisa.

Entah sudah kuperingatkan dari awal atau belum, aku adalah orang yang jahil. Maka itulah yang kulakukan pada Monster Panda ini.

Mujur karena ia berada disebelah kananku, aku dengan leluasa menyikutnya dengan alibi mengambil lauk didepan sana.

Aku sempat beropini, melihat respon Tao yang biasa-biasa saja setelah kusikut berkali-kali. Entah itu masakan Eomma yang berhasil menyihirnya atau hantaman sikutku yang kurang keras? Atau bisa juga dia yang mati rasa?

[1] Park SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang