Chapter 5 - Kacamata Hitam

398 70 8
                                    

Peter melempar berkas sidik jari dari INAFIS ke mejanya. Wajahnya kusut seperti orang kehilangan tujuan hidup. "Ini aneh." Dengusnya menahan amarah. "Ini tidak masuk akal!"

Semua orang di ruang rapat itu diam seakan membiarkan bos mereka bersumpah-serapah lebih dulu.

Tim INAFIS di Kantor Kepolisian Guangzhou tidak bisa memverifikasi sidik jari Seon, sehingga tim yang bertanggungjawab pada kasus itu membawa dokumen pengajuan ke INAFIS pusat. Hari ini hasil pengujiannya keluar dan sudah dikirimkan ke tim yang bersangkutan.

Sayang sekali, hasilnya tidak memuaskan. Malah lebih pantas disebut mengecewakan.

"Seharusnya data dari tim INAFIS di sini sudah cukup membuktikan bahwa dia bukan orang dari negara ini." Jerry bersuara memecah keheningan dan ketegangan. "Bagaimana pun juga, server data perekaman sidik jari secara nasional bisa diakses di mana pun."

"Tapi kenapa sidik jarinya tidak bisa ditemukan secara internasional?" tanya Chuyan heran.

Peter memijit pangkal hidungnya yang luar biasa pening. Jika sidik jari Seon tidak bisa dikenali di kantor pusat yang menyimpan data secara internasional, maka identitas bocah itu patut dicurigai mulai sekarang. Sangat gila apabila menyebut Seon adalah makhluk luar angkasa. Tubuhnya sangat nyata dan dia berkomunikasi dengan cara manusia walaupun dengan segala kekurangannya.

"Apa rencana selanjutnya?" Jackson menatap Peter penuh permohonan. Kasus ini jangan sampai berlangsung sangat lama karena ada banyak kasus lain yang harus segera diselesaikan.

Peter menggeleng pelan. Sebal pada dirinya sendiri karena tidak bisa mencari jalan keluar.

Sebelumnya mereka sudah membuat rencana dengan sangat matang. Seandainya sidik jari Seon terverifikasi sebagai orang asing, mereka akan membawa dokumen kasus itu ke kedutaan terkait untuk dilakukan proses hukum selanjutnya. Yaitu ke tahap pemeriksaan, tuntutan, pengadilan, hukuman. Selesai.

Tidak adanya jawaban mengenai identitas Seon seakan menutup jalan mereka untuk menyelesaikan kasus itu. Bagaimana cara mereka menguak siapa Seon jika tidak ada tanda-tanda apapun? Sidik jari adalah satu-satunya cara menemukan identitas Seon, tapi sekarang rekaman sidik jari itu sudah percuma. Itu hanya membuang-buang waktu.

"Dia bukan teroris, kan?"

"Apa?" Semua orang di ruangan itu menatap ke arah Peter. Terkejut dengan pertanyaan yang mereka dengar dari pemimpin tim.

Peter berkacak pinggang di ujung meja. Matanya menatap dokumen kasus dengan tatapan bingung sekaligus marah. Ia merasa dipermainkan. "Ada dua kemungkinan." ucapnya pelan. Berusaha memercayai apa yang akan ia katakan berikutnya. "Dia teroris atau agen rahasia. Hanya dua profesi itu yang sidik jarinya tidak bisa diverifikasi tim INAFIS pusat."

"Peter...." Jerry berdiri dari kursinya. "Kau yang menentang pemikiran Jackson soal kemungkinan itu. Dan sekarang kau sendiri yang mengatakannya?"

"Kita bisa memakai jasa agen rahasia dari perusahaan swasta, bukan?" tanya Peter teringat dengan cara alternatif yang sering dipakai tim lain jika tidak bisa menemukan jawaban dari sebuah kasus.

Adakalanya agen rahasia milik perusahaan swasta bisa diandalkan karena mereka bisa melakukan segala cara tanpa takut diawasi oleh peraturan pekerjaan. Sebagai pegawai negeri sipil, ada banyak sekali aturan yang terkadang menjadi halangan dalam mengusut kasus. Ada tata cara dan etika bekerja yang harus mereka ikuti kecuali jika ingin mendapat teguran dan hukuman.

"Ini kasus yang besar, Peter. Kinerja tim kita diawasi." Jerry mengingatkan atasannya itu. "Kita tidak bisa bertindak gegabah."

Peter agak menggeram karena diingatkan seperti itu. Dia sangat benci apabila ada yang berusaha menghalangi langkahnya. Dibukanya secara asal dokumen di atas meja lalu kedua matanya tak sengaja menangkap sederet huruf di salah satu halaman.

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang