Chapter 23 - Kutub Magnet

366 66 4
                                    

Kang Sara terbangun dari tidurnya sekitar pukul enam pagi. Dentingan alat makan membuatnya tersentak kaget. Kedua matanya menyipit ketika melihat seorang pria berdiri memunggunginya di ruang makan. Ia tidak ingat bisa tidur jam berapa karena sejak Peter meninggalkannya kemarin, ia menghabiskan waktunya untuk mencari cara kabur dari apartemen itu.

Hasilnya nihil.

Itu bukan apartemen biasa. Peter mengunci setiap celah agar tidak bisa dilewati dengan mudah. Tidak ada jendela yang bisa ia buka untuk keluar dari tempat itu. Setiap kacanya juga bukan kaca biasa. Bisa saja ia menghantamkan kursi ke kaca sampai pecah, tapi ia tahu tidak akan bisa mengganti biayanya nanti.

Sesuatu yang menghuni jauh di lubuk hatinya percaya bahwa Peter tidak berbahaya untuk Shixun. Anaknya akan aman bersama Peter. Itu adalah keyakinan tak berdasar dan tak beralasan, tapi ia berusaha memercayainya.

Sara berpikir bahwa Peter tidak akan datang dalam waktu dekat karena di tempat itu sudah ada banyak sekali kebutuhan makanan. Nyatanya pagi ini ia melihat Peter lagi. Ia mengumpulkan tenaga untuk memaki lelaki itu namun terhenti karena menyadari bahu Peter tidak sekecil itu. Dahinya berkerut memindai siapakah pria yang tengah menata makanan di atas piring-piring saja.

"Linyi?"

Pria itu menoleh. Senyumnya mengembang lebar. "Pagi, Kak," sapanya ramah seolah mereka biasa bertemu.

"Ke-kenapa kau di sini?" tanya Sara bingung.

"Gege menyuruhku datang."

"Lalu di mana kakakmu sekarang?"

"Di Guangzhou," balas Linyi tanpa memberitahu bahwa kakaknya sedang sakit.

Sara menghela napas pelan. Walaupun tidak sopan, ia tetap menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya, "Kau tahu di mana Shixun?"

Linyi sudah menduga pertanyaan itu akan ia dengar, maka dari itu ia mengangguk. "Kita sarapan dulu lalu aku akan mengatakan sesuatu," ajaknya. Tujuannya datang memang untuk menjelaskan sesuatu yang tak bisa dijelaskan langsug oleh Peter.

"Tunggu sebentar, aku mau ke kamar mandi dulu," kata Sara lalu bergeser ke kamar mandi di seberang ruangan.

🍉Mr. Miracle🍉

Selesai sarapan, Linyi membawa piring saji besar berisi buah-buah segar dan beberapa jenis roti ke ruang tengah dekat jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai sarapan, Linyi membawa piring saji besar berisi buah-buah segar dan beberapa jenis roti ke ruang tengah dekat jendela. Pemandangan teluk menyita perhatian Sara sehingga ia diam menunggu wanita itu sadar akan kehadirannya.

"Oh!" Sara tersentak karena tiba-tiba Linyi sudah ada di dekatnya. Ia duduk di sofa berseberangan dengan Linyi lalu mengajukan pertanyaan, "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik," balas Linyi. Senyum di wajahnya tidak menghilang seolah ia ditakdirkan hidup penuh dengan kebahagiaan. "Sudah lama kita tidak bertemu, ya?"

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang