Chapter 24 - Malu

390 69 70
                                    

Aku tantang kamu komen di setiap paragraf soal isi paragrafnya. Dilarang cuma komen simple. Haha.
Bisa ngga? Kayaknya seru karena aku lagi butuh hiburan dan semangat. Biar semangat baca dan nulisnya gitu.

Yuk serbu!

Kondisi badan Peter sudah membaik pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi badan Peter sudah membaik pagi ini. Semalam ia sudah makan, minum obat, dan istirahat cukup. Faktor kelelahan bekerja ditambah stress membuatnya tumbang seharian kemarin. Ia tidak menyangka bahwa Shixun akan naik ke kamarnya dan melakukan hal sederhana yang membuatnya terharu semalaman penuh.

Tadi saat membuka mata, ia melihat Shixun mendengkur pulas di sofa besar di dalam kamarnya. Semalam anaknya menghabiskan kamar super luas di lantai dua itu. Bosan bermain di tablet Peter, ia menyalakan televisi berukuran 146 inch dengan resolusi 4k produk tanah kelahiran Shixun.

Peter bukan tipe orang yang suka menonton film di bioskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peter bukan tipe orang yang suka menonton film di bioskop. Rasanya kurang nyaman apabila harus berbagi tontonan dengan orang lain. Terlebih dengan statusnya sebagai detektif mirip selebritis, banyak orang memperhatikannya sehingga kegiatan menonton jadi kurang kondusif. Maka dari itu ia memesan televisi super besar untuk dipasang di kamarnya. Ia hanya sesekali ke bioskop ketika Linyi merengek berhari-hari.

Uang bukan masalah besar bagi Peter, terutama jika untuk kebutuhan kenyamanan. Gajinya sebagai detektif memang tidak seberapa, namun uang saku sebagai si sulung Keluarga Ling lebih dari cukup. Membeli barang mahal berkualitas tinggi sudah menjadi suatu keharusan.

Di apartemen itu ada lima televisi. Di kamar utama, di satu kamar kedua, dua kamar tamu, dan satu ruang tengah. Semuanya berharga ratusan juta, kecuali televisi super di kamarnya yang kalau dirupiahkan mencapai satu setengah milyar. Sepertinya ia harus mengganti salah satu televisi di apartemen itu dengan televisi baru berukuran 163 inch yang katalognya sudah ia simpan. Barangkali Shixun akan lebih senang, bukan?

Pertanyaan itu ia ajukan pada Linyi melalui sambungan telfon.

"Kau masih demam, ya? Kenapa harus membeli televisi sebesar bioskop kalau kau bisa mengajak Shixun ke bioskop?" tebak Linyi sedikit heran.

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang