Chapter 12 - Pulang

357 69 21
                                    

Sejak tiga hari lalu, Peter mengeluhkan sakit kepala mengganggu yang membuatnya tak bisa tidur lelap. Biasanya ia mencoba tidur setelah membaca novel tebal atau belajar matematika. Sayangnya metode itu tidak berhasil. Olahraga sebelum tidur juga tidak bisa melelahkan sistem tubuhnya agar tertidur.

Peter teringat pada beberapa jenis obat dari dokter pribadinya. Beberapa tahun lalu ia sempat didiagnosa menderita gangguan obsessive compulsive disorder atau yang lebih dikenal dengan OCD. OCD merupakan sebuah gangguan mental yang membuat seseorang memiliki perilaku tidak terkendali untuk melakukan sesuatu secara berulang.

Semua itu terjadi jika ia berada di bawah rasa takut dan kecemasan berlebih. Peter butuh melampiaskan kegelisahannya itu dengan melakukan apapun secara berulang sampai ia merasa tenang. Yang paling mencolok adalah kebiasaannya mencuci tangan berkali-kali sampai kulitnya sering iritasi.

Apakah Peter penderita gangguan fobia kuman? Tentu tidak. Peter bukan penderita mysophobia. Dia tidak keberatan jika harus berurusan dengan mayat di pinggir jalan, bukti-bukti di TKP, dan benda lain yang banyak mengandung kuman. Hanya saja setelah itu dia akan memuaskan momen membersihkan diri sampai merasa tenang.

Ada lima tipe OCD, dan Peter memiliki kelima tipe itu. Bukan hal mudah untuknya bisa bekerja normal seperti orang lain, sehingga ia membutuhkan bantuan psikiater untuk memberinya terapi. Salah satu terapi yang ia jalani adalah mengonsumsi obat-obatan. Peter kembali membuka laci penyimpanan obat setelah berbulan-bulan tidak membutuhkan obat itu.

Entah karena obatnya sudah kedaluarsa atau ada penyebab lain, yang jelas Peter merasa obatnya sudah tidak manjur lagi. Biasanya ia bisa mudah mengantuk setelah seharian bekerja, dilanjut berolahraga atau membaca sebentar. Aktivitas itu sudah tidak berfungsi dengan baik.

Peter merasa cemas pada sesuatu yang tidak ia ketahui. Ia kembali melakukan kegiatan kompulsif untuk menenangkan diri namun tetap tidak berhasil. Lama-lama ia merasa terganggu sehingga memutuskan pergi ke rumah sakit menemui psikiaternya lagi.

"Kukira kau sudah hidup bahagia." canda Zhang Yifan, psikiater yang menangani Peter.

"Kuharap juga demikian." Peter menengok ke sekitar kafetaria untuk mencari tempat duduk. "Di sana?" tanyanya meminta persetujuan Yifan.

"Boleh. Aku pesankan minuman dulu." Yifan lalu menuju meja pesanan dan memesan dua jus segar. Ia menyusul pasien lawasnya dan mengulurkan segelas jus jambu. "Apalagi sekarang?"

Peter meneguk minuman itu lebih dulu, kemudian menggeleng.

"Kau tidak tahu apa masalahmu?" tebak Yifan asal, namun penuh keyakinan.

"Iya." balas Peter cepat. "Aku tidak tahu apa yang menggangguku."

Yifan mengangguk paham. Semalam ia mendapat pesan dari Peter yang mengajaknya bertemu, dan ia mengiyakannya dengan pertemuan di jam istirahatnya siang ini. "Sejak kapan kau tidak bisa tidur?" tanyanya memulai sesi ringan.

"Sekitar tiga hari belakangan."

"Sudah mencoba semua metode yang dulu kau lakukan?"

"Ya, sudah." Peter mengangguk cepat, seperti tidak sabar menceritakan sesuatu di ulu hatinya. "Aku kira tidak bisa tidur karena lupa belum mengunci pintu atau lainnya, tapi sudah aku cek puluhan kali dan tetap saja aku tidak bisa tidur."

"Padahal sebelumnya kau bisa tidur nyenyak?"

"Iya."

"Apa yang kau lakukan empat hari lalu?" tanya Yifan mencari jawaban. Ia hanya berusaha membantu Peter menemukan jawaban yang sebenarnya ada pada Peter sendiri, hanya saja pasiennya itu tidak menyadarinya.

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang