Chapter 9 - Janji

434 65 15
                                    

Sambil menunggu Shixun berganti pakaian, Peter menghubungi Jerry untuk menerima laporan terbaru mengenai kasus pembobolan ATM di Terminal Guangzhou. Sebagai ketua tim, Peter bertanggungjawab mengikuti perkembangan setiap kasus yang ditangani oleh timnya. Dibanding kasus yang lain, keberadaan Peter di rumah sakit sangat diperlukan karena hanya dia yang bisa berkomunikasi dengan baik pada korban salah satu kasus.

Tenggat waktu yang diberikan Komite Pengawas Kasus tersisa dua hari. Dalam dua hari ke depan, Peter harus berhasil membawa Shixun ke ruang interogasi untuk dimintai pernyataan. Peter bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepada Shixun, namun interogasi resmi tetap harus dilakukan mengikuti prosedur yang berlaku. Itulah mengapa Peter menghabiskan lebih banyak jam kerjanya di Rumah Sakit St. Johns tempat si korban masih dalam pengawasan dokter.

"Chuyan sudah mengirim pelaku ke tahanan sementara. Aku akan meletakkan laporannya di mejamu nanti." Jelas Jerry mengakhiri laporannya.

"Iya. Sekalian juga laporan tentang kasus penculikan yang dilimpahkan ke tim kita." perintah Peter sambil mengawasi pergerakan Shixun di dalam kamar melalui celah di pintu. "Ada laporan lain?" tanyanya.

"Soal Shixun." Jerry terdengar kurang yakin untuk menyampaikan laporan.

Peter reflek berdiri tegak dengan wajah berkerut. "Kenapa dengan Shixun? Sudah ada keluarganya yang melapor?"

"Tidak, bukan soal itu."

"Lantas?"

"Pembiayaan perawatan Shixun di rumah sakit akan dihentikan. Kau tahu sendiri, pemerintah pun tidak bisa sepenuhnya menjamin siapapun yang identitasnya tidak terdaftar. Mereka sudah mengusahakan asuransi tapi tetap ditolak karena Shixun tidak memiliki identitas apapun?"

Peter mendesah pelan mendengar laporan itu. Dia sudah mendengar informasi dari bagian adiministrasi rumah sakit bahwa mereka butuh penjamin baru untuk proses perawatan Shixun lebih lanjut. Bagaimana pun juga, identitas diri sangatlah penting karena berkaitan dengan banyak hal. Asuransi kesehatan, perlindungan hukum, dan sebagainya. Semua membutuhkan kartu identitas.

Sayang sekali Shixun tidak memilikinya. Tim Verifikasi Sidik Jari dan Pengenalan Wajah tidak bisa menemukan wajah dan sidik jari yang cocok dengan fisik Shixun. Begitu pula dengan Badan Kependudukan dan Catatan sipil. Dengan kata lain, kasus ini menemui jalan buntu. Harus ada loncatan besar untuk melewati pagar buntu itu.

"Aku akan mengurusnya." kata Peter penuh tanggung jawab.

"Kau tidak akan menggunakan uang pribadimu lagi, kan?" tanya Jerry khawatir. Masalahnya, Peter selalu mengeluarkan tabungan pribadinya untuk keperluan korban di hampir setiap kasus.

Peter menghela napas lagi sebelum berkata, "Hanya itu yang bisa kulakukan untuk memastikan para korban aman dan mau bekerjasama hingga akhir."

Jerry tersenyum kagum di seberang sana. Ia lantas membalas, "Aku akan mencari rumah sosial untuk menampung Shixun sampai kasus ini selesai."

"Tentu. Aku minta bantuanmu. Sudah dulu, ya? Aku harus keluar dengan Shixun."

"Ke?" Jerry terdengar kaget mendengar kalimat itu.

"Jalan-jalan di dekat sini saja."

"Shixun mau keluar? Sungguh?"

"Aku akan memaksanya jika dia tidak mau." ucap Peter dengan nada bercanda. "Kututup telfonnya." Lalu ia menekan tanda gagang merah pada layar ponsel dan memasukkan benda pipih ke itu dalam jaket. Ia mengetuk pintu kamar dan melongokkan kepala ke dalam."Kau sudah selesai?"

Shixun mengangguk. Ia berjalan pelan menghampiri Peter. Tubuhnya sedikit gemetaran karena tak sanggup membayangkan akan berhadapan dengan dunia luar yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang