Chapter 28 - Jawaban Shixun

308 66 11
                                    

Apa yang tidak untuk Shixun?

Jika Linyi tahu Shixun berhasil membujuk Peter kurang dari sepuluh menit, dia pasti akan sangat kesal. Linyi harus merayu dan merengek lebih dari sebulan untuk memelihara ikan hias, tapi Shixun mendapat persetujuan memelihara anak anjing begitu cepat, tanpa harus merengek sampai tenggorokannya kering.

Shixun terlihat sangat senang sejak menggendong Vivi. Senyumnya belum layu bahkan setelah perjalanan cukup jauh menuju Shenzen. Ia terus mengajak Vivi berkomunikasi meskipun ia sendiri tidak bisa berbicara dengan baik. Syukurlah jika Vivi pun nyaman dengan Shixun.

Alasan Peter tidak mau memelihara hewan karena ia tidak mau membersihkan kotorannya. Peter terlalu sibuk untuk bersih-bersih setiap saat. Lagipula, ia merasa nyaman dengan rumahnya yang sudah ekstra bersih tanpa harus ada bulu dan kotoran. Ia mengizinkan Shixun mengadopsi Vivi karena sebentar lagi akan ada orang lain yang membersihkan rumahnya.

"Ayo turun," ajak Peter begitu memarkirkan mobilnya.

Shixun berseru, mengacungkan kedua tangan Vivi ke udara sebagai bentuk kebahagiaannya karena bisa bertemu Sara. Ia berjalan melompat-lompat tanpa melepas Vivi dari gendongan.

"Shixun," panggil Peter ketika mereka akan menuruni anak tangga.

"Ung?"

"Gai bai boo!" Peter bersuara keras sambil mengayun-ayunkan jemarinya. Ia tertawa senang melihat Shixun kaget dan buru-buru mengeluaarkan jari mengikuti permainan. "Yes, kau kalah. Aku turun dulu." Ia melompat satu anak tangga.

Shixun menganga terkejut karena Peter ternyata mengetahui jenis permainan itu. Siapa yang menang akan menuruni satu anak tangga lebih dulu. Sara yang dulu mengajarinya dan sekarang ia memainkannya bersama Peter.

"Lagi?" tanya Peter dengan senyum lebar di wajahnya.

Gai bai boo!

"Yah, kalah," desah Peter pura-pura kesal padahal di dalam hati ia senang sekali melihat Shixun begitu bersemangat.

Gai bai boo!

Gai bai boo!

Gai bai boo!

Mereka terus melakukan permaianan gunting-batu-kertas hingga mencapai anak tangga terbawah. Shixun bersorak lebih heboh karena berhasil mengalahkan Peter yang masih berdiri di tengah-tengah. Melihat anaknya menari-nari acak bersama Vivi yang sudah diturunkan, Peter jadi sedih seketika.

Delapan belas tahun.

Andai ia tahu sejak awal bahwa ada Shixun di dunia ini, pasti hidupnya akan terasa lebih bahagia. Sarapan bersama, bermain bersama, belanja dan menonton film bersama, olahraga bersama. Semua dilakukan bersama-sama. Telinganya pasti puas mendengar tawa renyah Shixun yang seperti mengandung zat adiktif untuk didengar lagi. Begitu pula dengan matanya sebab Tuhan begitu baik hati telah menciptakan wajah setampan Shixun.

"Ayahnya tampan, tentu anaknya tampan," gumam Peter, mendudukkan diri di anak tangga agar puas menyaksikan bagaimana Shixun asyik bermain bersama Vivi di bawah sana.

Peter menyesali banyak hal tentang Sara dan Shixun. Andai ada teknologi yang bisa mengembalikannya ke masa delapan belas tahun lalu, ia rela jatuh miskin agar bisa membelinya. Sayang sekali teknologi seperti itu tidak akan pernah ada. Detik jam tidak bisa berjalan mundur.

Hari ini Peter harus membuat keputusan. Mengizinkan anak anjing menginjak rumahnya nanti adalah salah satu bentuk tanggungjawabnya pada kebahagiaan si anak. Ia juga telah mengajak Shixun jauh-jauh ke Shenzen untuk menemui Sara. Shixun pasti akan sangat bahagia bisa bertemu ibunya lagi.

Mr. Miracle [END] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang