4. Ruang dan Waktu

121 24 43
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Elzan yang mendapat telepon dari kantor polisi sangat marah ketika mengetahui ulah Atha kali ini. Ia sampai harus menggagalkan janjinya dengan client gara-gara anaknya berbuat onar lagi. Elzan mengacak rambutnya frustasi, sambil merutuk pria itu langsung mengendarai mobilnya menuju tempat tujuan.

Sesampainya di sana ....

"Ayah," sapa Atha hendak menyalami tangan Elzan. Namun,

Plak!

Elzan menampar wajah Atha dengan tatapan nyalang. Membuat Atha tergemap. Sedangkan Eric dan Alex menatapnya tak percaya.

"Selamat siang, Pak. Saya Ayah dari anak ini. Jika dia salah, beri saja hukuman yang pantas. Saya sudah tidak peduli," ujar Elzan sambil menunjuk kasar wajah Atha.

"Silakan duduk dulu, Pak. Kami di sini sebenarnya sedang membahas insiden tabrak lari yang menyebabkan terenggutnya nyawa saudara Rimba. Kebetulan anak Bapak dan kedua temannya ini merupakan saksi di tempat kejadian," papar ketua polisi.

"Jadi anak saya tidak berbuat onar?" tanya Elzan sambil membenarkan kacamatanya.

"Tentu buat, Pak. Tapi di sini yang lebih ditekankan adalah insiden tabrak larinya. Soal kericuhan itu, anak Bapak dan yang lain tidak menimbulkan kerusakan fasilitas ataupun mengancam nyawa," jawab ketua polisi.

"Tunggu, Pak. Tapi saya berkelahi dengan Rimba sebelumnya. Bukannya Bapak ya yang menembakan pistol ke udara sampai bikin geng Rimba kalang kabut?" tanya Atha polos.

Eric dan Alex terbelalak mendengar penuturan Atha. Anak itu terlalu jujur, pikirnya.

"Jadi kamu juga terlibat perkelahian itu?" tanya ketua polisi.

Atha mengangguk mantap. "Itu yang mau saya jelasin tadi," ujarnya.

Ketua polisi itu mengusap wajah Atha bingung. Begitu juga dengan Elzan yang heran dengan sikap anaknya. Eric dan Alex juga sudah pasrah, pikiran Atha memang tidak bisa ditebak.

"Saya datang ke TKP karena anggota geng Rimba ada yang menggunakan obat-obatan terlarang. Saya hendak menangkap mereka, hanya saja kemarin memang suasananya sedang ricuh," ungkap polisi tersebut.

Atha langsung mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi Pak polisi datang buat tangkap anggota geng Rimba, terus mereka kabur. Pas Rimba lari, dia ketabrak mobil kan. Jadi masalahnya makin runyam. Cuma di sini berarti Bapak gak akan nangkap kita, kan?" tanya Atha sambil menunjukan deretan giginya.

"Soal perkelahian dan kericuhan itu, kamu harus janji untuk tidak mengulanginya lagi. Saya tidak mau kejadian seperti ini harus terulang. Kamu bersedia?" tanya polisi tersebut.

Atha mengangguk, mengiyakan ucapan polisi tersebut.

"Untuk insiden tabrak lari itu, saya bersedia membantu Bapak dalam pencarian pelaku," ujar Elzan, membuat Atha tersenyum tak menyangka.

Angkasa dan ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang