33. Merpati Putih

32 10 24
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi yang cerah dengan angin yang membawa tenang. Syasya menikmati setiap hembusannya di balkon depan kamar. Tak lupa Syasya menyapa tanaman yang ia rawat sambil mengalunkan musik dari biola yang ia genggam. Syasya melanjutkan aktivitasnya sambil sesekali bernyanyi atau menirukan suara kicauan burung. Karena merasa aneh dengan diri sendiri, gadis itu pun tertawa.

"Kok berasa ada yang kurang ya? Tapi apa?" gumamnya.

"Ah iya, Atha! Kemana dia, ya? Kok dari kemarin gak ada kabar?" monolognya.

Karena terlalu fokus berpikir, Syasya nyaris terlonjak karena pintu yang dibuka secara tiba-tiba. Bi Ratri berdiri di sana sambil tersenyum kecil kepada Syasya.

"Ya ampun, Bi. Syasya kaget lho," ujar gadis itu.

"Maaf, Non. Ini lho sarapan dulu, kan kata bapak jangan sampai telat makan."

"Ya udah ayo kita ke bawah," sahut Syasya.

"Iya, Non. Semua sudah Bibi siapkan." Bi Ratri berjalan di samping Syasya sembari merangkulnya.

Mereka pun sampai di meja makan. Berbagai makanan telah tersaji di atasnya. Aroma semua masakan itu sungguh menggugah selera. Dengan cepat Syasya menarik sebuah kursi lalu mendudukinya.

"Banyak banget, Bi. Mana bisa habis kalau aku makan sendirian," ujar Syasya sembari mengambil sebuah piring.

"Eh iya, Non. Gak papa biar Non gemuk," jawab Bi Ratri.

Syasya pun tertawa. "Bibi sama Mang udah makan belum?" tanyanya.


"Belum, Non." Bi Ratri menggeleng.

"Lho, kok belum? Yaudah ayo makan bareng. Ajak Mang Karto ke sini, Bi."

"Kita nanti aja, Non. Masa Non makan bareng sama pembantu," tolaknya.

"Kok Bibi bilangnya gitu? Kan aku udah anggap kalian kayak orang tua aku sendiri. Aku malah seneng kalau kalian mau makan bareng aku. Mau, ya?" bujuk Syasya.

"Ya udah deh Non kalau gitu, sebentar ya." Bi Ratri pun berlalu.

Syasya mengulas senyum sambil menunggu. Tak lama kemudian, Bi Ratri dan Mang Karto datang.

"Ayo duduk, kok malah pada berdiri?" tanya Syasya.

Mereka pun malah saling pandang lalu terdiam. Syasya segera berdiri lalu menarik dua kursi yang ada di seberang kursi miliknya.

Angkasa dan ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang