Bel istirahat berbunyi, pembelajaran hari ini berakhir dengan damai. Bu Sri guru Matematika keluar dari ruang kelas 11 IPA 4. Semua orang yang berada di kelas juga ikut keluar mengikuti Bu Sri dari belakang.
Sandina, Lia serta Juwita sudah berada di kantin bahkan sebelum bel istirahat berbunyi. Keadaan kantin yang hanya berisi mereka bertiga menjadi sangat ramai, membuat orang lain bertabrak-tabrakan merebut meja kosong. Ketiga gadis itu cuma menikmati makanan sambil menonton orang-orang mengantre membeli makanan.
"Lo pada mau pesen apa lagi?" tanya Lia pada kedua sahabatnya.
"Gue mau gorengan aja. Buat dessert," jawab Juwita cepat.
"Lo San?"
"Lemon tea sama kentang goreng aja."
"Oke, gue pesan dulu ya."
Sementara Lia pergi memesan, Juwita sibuk memperhatikan Sandina yang melamun. Karena iseng, Juwita kembali menanyakan hal yang tadi pagi ia tanyakan.
"Gimana? Udah ada rasa belom lo ke Jeno?" tanya Juwita memulainya dengan tawa yang ditahan.
"Paan sih pertanyaan lo Wit. Kaya gak ada pembahasan lain aja lo," balas Sandina.
"Eelah. Gue ya penasaran San. Habisnya lo gak jawab pertanyaan gue tadi pagi. Makanya gue tanyain lagi." Kata Juwita sambil tangannya ia lipat di depan dada lalu menyender badannya ke dinding belakangnya.
Keduanya memilih membungkam bibir masing-masing. Keadaan mereka mendadak canggung. Sandina yang kini sibuk dengan ponsel dan para pengikutnya serta Juwita yang ngambek tanpa alasan yang jelas.
"Nih guys pesenan kalian udah gue bawain," ucap Lia yang baru sampai.
"San lo kenapa dah?" tanya Lia heran.
"Kenapa sih dia Wit?"
"Gak tau!" jawab Juwita langsung menikmati hidangan yang baru dibawa.
"Gue boleh gabung duduk di sini? Soalnya meja lain pada penuh." Ucap seorang cowok membawa makanannya.
"Iya silakan," balas Juwita.
Cowok itu duduk tepat di samping Lia duduk menghadap Juwita. Sepertinya Sandina ingat siapa cowok yang bergabung dengan mereka ini. Kalau Sandina tak salah, dia orang yang menabrak dirinya waktu di koridor.
"Lo orang yang nabrak gue tadi pagi kan?" tanya Sandina memastikan.
"Oh iya, sorry gue gak sengaja tadi buru-buru," jawabnya.
"Siapa nama lo?" tanya Sandina.
"Dimas. Gue anak baru di sekolah ini. Gue di kelas 11 IPS 2," jelas Dimas memperkenalkan dirinya.
"Gue Sandina dan ini sahabat gue," balas Sandina memperkenalkan sahabatnya.
"Lia...." kata Lia singkat.
"Gue Juwita. Kalo boleh tau lo pindahan dari mana?" tanya Juwita.
"Gue pindahan dari Surabaya. Gue juga mungkin gak bakal lama di sekolah ini."
"Kenapa gitu?" tanya Juwita.
"Gue ikut Bokap pindah tugas. Bokap gue TNI, dan otomatis gue bakal ikut kemana bokap gue ditugaskan," balas Dimas diakhiri senyum manisnya.
"Berarti, temen lo banyak dong ya?" kini giliran Lia bertanya.
"Gue cuma punya beberapa teman aja, gak banyak juga."
"Kalo gue liat-liat lo itu mirip-mirip artis Korea. Ya gak San, Li?" ujar Juwita.
Mendengar hal itu membuat Dimas tertawa saja. "Banyak yang bilang gitu ke gue. Padahal gue rasa gue biasa-biasa aja. Thanks deh," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDINA
RomanceDemi menutupi aib keluarga, Sandina terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya. Hari-harinya sedikit berubah, ia seolah hidup dalam persembunyian, menyembunyikan statusnya yang sudah berubah tentunya. Tinggal bersama seorang cowok cupu yang baru beberapa...