Libur kenaikan tahun ini sangat berbeda bagi Sandina maupun Jeno. Mereka sudah merencanakan untuk berlibur bersama sahabat dan keluarga. Ya, Sandina mengajak dua sahabatnya ikut serta dalam liburan ini begitu juga dengan Jeno, ia mengajak Akbar, Barka juga Amel. Dan tujuan destinasi mereka adalah Bali.
"San, kamu masih lama lagi?" tanya Jeno.
"Barang-barang gue udah siap semua. Ini gue tinggal make Lip balm aja," balas Sandina di depan cerminnya.
"Yaudah, aku bawa turun semua barang kamu ya?" ucap Jeno menawarkan bantuan.
"Thanks, Jen!"
Jeno mengangkat satu-persatu barang-barang milik Sandina. Entah apa yang ada dalam pikiran Sandina. Barang milik gadis itu sangat banyak, padahal mereka hanya lima hari di sana. Tapi Jeno menguburkan rasa herannya itu agar bisa cepat menurunkan barang lainnya.
"Watsap, epribadih! Manusia tercantik, tergemoy datang menemui kalian!" ujar Khansa saat tiba di rumah abangnya. "Mana nih musiknya?" lanjutnya.
"Ya ampun Khansa. Suara lo bikin gendang telinga gue hampir pecah," tegur Jeno melihat kelakuan adiknya.
"Khansa!" panggil Sandina berteriak. "Astaga! Udah lama banget kita gak jumpa!" lanjutnya kemudian menghampiri Khansa.
"Iya udah lama banget kita gak jumpa. Lo apa kabar San?" tanya Khansa membuka percakapan dengan Sandina.
Sama aja tertanyata. Kalo udah jumpa gak pernah di kontrol suaranya, batin Jeno.
......
Kini Jeno, Sandina, Khansa juga satu orang supir langsung menuju Bandara. Tadi saat berada di rumah Khansa diminta untuk memberitahu abangnya kalau semua sudah menuju Bandara. Karena terlalu bersemangat, Khansa memutuskan untuk mampir langsung ke rumah Jeno sekaligus ingin bertemu Sandina. Mereka tiba di Bandara sekitar jam 12.45 WIB.
Sandina dan Khansa tak habis-habisnya bercerita. Rasanya mereka seperti telah menyiapkan bahan pembicaraan sebelumnya. Jeno yang berada di samping Sandina hanya bisa menggelengkan kecil kepalanya. Ketika sudah menemukan di mana keberadaan keluarga dan sahabat, mereka mempercepat langkah kakinya. Namun, wajah bahagia Sandina luntur seketika setelah mendapati Zifanya. Entah siapa yang mengajak wanita itu, Sandina tak tahu.
"Jeno! Aku udah nungguin kamu dari tadi!" ucap Zifanya menghampiri Jeno.
"Zifa? Kamu kok di sini?" tanya Jeno, karena ia yakin tak mengajak Zifanya.
"Ah, itu gue Jen yang ngajak Zifanya. Boleh kan? Kasian juga dia tahun ini sendirian," jelas Amel.
"Iya Jen. Tahun ini Papa sama Mama gak pulang ke Indonesia. Jadinya gue sendiri deh. Gak papa kan gue ikut bareng kalian?" rayu Zifanya agar mendapatkan izin dari Jeno.
Bisa aja nih orang modusnya, batin Sandina menatap tak suka ke arah Zifanya.
"Yaudah. Berhubung kamu juga udah di sini, gak ada pilihan lain kan?" ujar Jeno disetujui oleh Rafka.
Mendengar jawaban Jeno, sebenarnya Sandina ingin protes. Tapi, jika dipikir-pikir lagi, apa haknya mencampuri urusan Jeno? Ia hanya bisa pasrah saja dan berdoa supaya Zifanya tak merusak momen liburan mereka.
......
Bali, 18.00 WITA
Ketika tiba, mereka langsung menuju villa dengan fasilitas mewah yang langsung menghadap pemandangan indah. Setelah check in, Sandina, Lia dan Khansa menuju kamar mereka. Begitu juga dengan Juwita, Zifanya, Amel dan yang lainnya. Sandina satu kamar dengan Lia. Ia merapikan pakaiannya lalu beristirahat sebentar sebelum makan malam bersama yang lain. Gadis itu merebahkan badannya sembari menunggu Lia selesai menggunakan kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDINA
RomanceDemi menutupi aib keluarga, Sandina terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya. Hari-harinya sedikit berubah, ia seolah hidup dalam persembunyian, menyembunyikan statusnya yang sudah berubah tentunya. Tinggal bersama seorang cowok cupu yang baru beberapa...