Beberapa hari setelah Sandina sembuh, Jeno memutuskan untuk pindah tepatnya pada hari ini. Semua barang-barang penting milik Sandina mulai diangkut ke dalam mobil Pikap untuk segera diantar ke rumah Jeno.
Sembari menunggu Sandina yang tengah bersiap, ia memainkan ponselnya kemudian mengetik beberapa pesan kepada seseorang.
"Yuk Jen!" ajak Sandina sembari menarik lengan Jeno.
"Iya tunggu sebentar," jawab Jeno ketika melihat balasan pesannya masuk.
Apa maksud akan memulainya? batin Jeno setelah memeriks isi pesan itu. Fokusnya teralihkan saat Sandina menarik-narik lengan bajunya.
"Cepet Jenooo!" ucap Sandina merengek layaknya bayi kecil.
"Ya, ya! Oke, okey! Let's go," balas Jeno mengalah.
Dalam perjalanan, meruka berdua tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Jeno masih memikirkan isi pesan tadi. Ia merasa harus segera mencari tahu apa arti di baliknya.
"Jejen gue mau itu!" ujar Sandina menunjuk abang penjual cilok. Tak lupa ia memajukan bibirnya.
"Apa Jejen?" tanya Jeno memastikan.
"Iyaaaa, Jejen! Lo Jejen,"
"Ada-ada aja. Gaudah kita nepi dulu,"
Mobil yang mereka kendari berhenti di sisi jalan dekat dengan penjual cilok. Cepat-cepat Sandina keluar dan memesan makanan yang ia inginkan.
"Bang satu gak usah pedes!" pinta Sandina.
Dengan telaten abang cilok menyiapkan pesanan Sandina. "Ini ciloknya. Jadi, delapan ribu," ujar abang cilok.
"Ini bang. Kembaliannya ambil aja," balas Sandina memberikan uang sepuluh ribu.
"Udah?" tanya Jeno dan di jawab anggukan darinya.
....."Gimana? Bagus kan?" tanya seorang gadis memastikan kepada empat orang gadis lainnya.
"Tapi, lo yakin yang ini bakal bagus?" ucap salah satunya mengomentari.
"Gak ada yang tau kalo gak dicoba Ni," balas gadis satunya.
"Kalo gue sih ikut-ikut aja. Yang penting enggak sampe menjatuhkan harga diri gue," ujar gadis berambut lurus kucir kuda.
"Lo sendiri gimana Zi?"
"Dari semua yang lo jelasain, keknya yang ini bakal memuaskan. Yaudah kita pake yang ini," balas seorang gadis dengan sebutan Zi.
"Bagus! Gue jadi gak sabar buat nunggu hari dimana dia akan menderita. Hahahaha!" ucapnya diakhiri tawa jahat.
.....Mobil yang Jeno kendarai berhenti tepat di rumah modern dan mewah. Sandina turun menyusul Jeno ke dalam rumah. Ia bisa memastikan, bahwa rumah ini lebih mewah dari rumah tempat ia dibesarkan.
Jeno menjelaskan setiap sudut ruangan, lalu ia menunjukkan kamar yang akan Sandina gunakan tepat di sebelah kamarnya. Ruangan dengan warna biru, sudah lengkap dengan alat yang di butuhkan.
"Ini kamar kamu," jelas Jeno.
"Okey. Jadi gue bisa hias sesuka gue dong?"
"That's up to you!" balas Jeno. Lalu pergi menuju kamarnya.
Barang-barang milik Sandina sudah diturunkan. Ia begitu semangat untuk merancang ruangan miliknya. Gadis itu mulai membuka kotak satu per satu dan menyusunnya.
"Gue bakal taro dimana ini boneka ya?" gumamnya melihat tempat yang bagus untuk meletak boneka kucing.
Perancangan kamar Sandina selesai dalam waktu lebih kurang dua jam. Bersama cilok dan beberapa buah dari asisten rumah, semua berjalan dengan baik. Bahkan Jeno juga sempat-sempati untuk membantu Sandina.
"Waaah! Sesuai banget sama ekspetasi gue!" tutur Sandina kegirangan.
"Nah sekarang tinggal atur, mau letakin dimana buku-buku ini?" tanya Jeno mengingatkan Sandina akan buku-buku sekoahnya.
"Tempat lo aja deh Jejen. Mumet kepala gue liat tumpukan buku ini," balas Sandina.
"Mana bisa gitu! Coba cari tempat yang kosong. Mungkin di laci meja sana," tunjuk Jeno.
"Udah penuh Jejen. Gak ada tempat lagi,"
"Kok bisa? Aku mau cek dulu,"
Pemuda itu berjalan menuju meja belajar untuk melihat isi dari lacinya. Ia terkejut saat tahu isinya adalah skincare seperti masker, dan benda kecil dalam rangkain skincare.
"San, kamu pernah buka gak buku ini?" tanya Jeno mulai serius.
"Pernah sih kalo inget. Di sekolah pun paling ya pinjem punya temen, kan kadang lupa ambil di loker," Jelas Sandina.
"Cita-cita kamu apa?"
"Gue sih penginnya jadi anggota Avengers. Tapi gue mikir, kalo gak lulus jadi Avengers, setidaknya gue punya keinginan buat jadi Desainer."
"Kamu boleh bermimpi sampai setinggi langit, tetapi jangan lupakan untuk mencapai mimpi itu harus ada pengorbanan. Jika kamu hanya bermimpi, semua orang juga bisa melakukannya. Memang pahit awalnya, namun akan terasa manis akhirnya," jelas Jeno mengingatkan.
"Bener sih yang lo bilang. Tapi, gue udah kelewat banyak pelajaran!! Di tambah gak lama lagi, lo tau sendiri gue bakal di keluarin dari sekolah."
Tanpa Sadar, air mata turun membasahi wajah indah Sandina. Kata-kata itu menyakiti hatinya tanpa ia sadari. Jeno yang tahu langsung menghapus air mata itu kemudian ia menenangkan Sandina.
"Udah jangan sedih lagi. Btw, hero kamu di Avengers siapa?" tanya Jeno mengganti topik pembicaraan.
"Banyak sih. Yang paling gue suka pake banget itu, Hawkeye, Capten Amerika,
Doctor Strange. Keren kan?""Berarti kamu penggemar berat Avengers?"
"Gak juga. Gue juga suka beberapa flim drakor,"
Pembahasan mereka masih berlanjut hingga malam pun tiba. Perdebatan mengenai beberapa film pun terjadi. Entah bagaimana rasanya Sandina merasa nyaman di hati ketika bercerita banyak hal dengan Jeno.
Terkadang mereka menyebutkan beberapa kata-kata atau kalimat yang menyentuh hati dari film yang mereka rekomendasikan ke satu sama lain. Kalimat yang Jeno bacakan sempat berakhir tepat di hati Sandina yang mendengar. Ia mulai baper, padahal kata-kata itu sudah sering ia dengar. Mungkin ia harus memeriksakan dirinya ke pakar kesehatan.
......Dia berdiri di balkon menikmati angin malam bersama secangkir teh. Rambut panjang yang ia kesampingkan, serta baju merah. Ia merasa gelisah dan deg-degan untuk memulai rencana yang sudah mereka sepakatai sebelumnya.
Wanita itu membuka ponselnya setelah mendengar bunyi notifikasi. Ternyata pesan itu dari partner nya. Jari-jemarinya berselancar bebas pad tombol keyboard.
"Gue harap rencana ini berhasil," ujarnya.
"Jangan cepat yakin gitu dong. Apalagi sama partner lo yang baru itu, ntar bisa bahaya buat lo." Balas seorang lelaki.
"Ck, udah sana lo! Kalo pun gak berhasil, gue masih punya cara lain buat dapetin dia lagi," ucapnya sambil mengembangkan senyum liciknya.
....Duuuuh siapa sih wanita itu? Apa ada hubungannya sama masalah Sandina di sekolah? Penasaran? Tetap stay agar kalian tidak ketinggalan.
Jangan lupa Vote dan komen karena itu sangat berarti untuk kita semua...
Love U guys 😘
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDINA
RomanceDemi menutupi aib keluarga, Sandina terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya. Hari-harinya sedikit berubah, ia seolah hidup dalam persembunyian, menyembunyikan statusnya yang sudah berubah tentunya. Tinggal bersama seorang cowok cupu yang baru beberapa...