Sabtu, merupakan hari dimana SMA Bumantara tempat Sandina belajar libur. Dan biasanya, bila hari sabtu Sandina akan pergi bersama sahabatnya atau ia mendekor ulang. Namun, hari ini Shila, ibu mertua Sandina meminta mereka agar berkunjung ke rumah orangtua Jeno. Katanya, ia ingin sekali bersama putra dan menantunya itu. Mereka berdua sepakat akan mengunjungi rumah kediaman Jeno yang berada di Bandung. Pak Mohir supir keluarga Nehan juga sudah tiba untuk mengantar mereka.
Sebelum berangkat, Jeno mengatakan pada Shila bahwa ia akan menyusul Sandina ke Bandung. Shila tak mempermasalahkan Jeno yang datang menyusul, asalkan menantunya tiba dengan keadaan aman. Di perjalanan, Sandina sibuk dengan ponselnya. Ia membalas pesan dari grup bersama bestie nya.
Makhluk Astral_
Wiwwit: 'San kita mau main ke apartemen lo boleh gak?'
Lia pong: 'Iya nih, kepo tau! Ya sekalian kita kenalan ama suami lo. wkwkwk'
Sandina: 'Sorry banget nih. Mertua gue nyuruh kita ke Bandung. Gue juga udah berangkat dari tadi.'
Lia Pong: 'Yaah, gak asyik lo mah,'
Wiwwit: 'Tau nih.'
Sandina: 'Sorry deh. Yaudah kalian mau gue bawain apa?'
Lia pong: 'Bawain kita kabar tentang kemunculan dedek bayi aja. ya gak Wit? Wkwkw'
Wiwwit: 'Nah iya, Setuju banget gue! Wkwkwk.'
Sandina: 'Enak aja!!'
Membaca pesan sahabatnya membuat Sandina malu. Pasalnya otaknya tak pernah tertuju ke sana. Mempunyai teman-teman yang otaknya lebih dewasa dari Sandina benar-benar sulit.
.........
Jeno mendatangi perusahaan yang di naungi oleh keluarga Nehan, keluarganya. Perusahaan ini adalah warisan dari sang kakek Abian Nehan. Ia datang ke tempat ini untuk menemui seseorang. Di sepanjang jalannya ia di sambut layaknya seorang Bos.
"Selamat pagi pak Bos!"
"Selamat pagi Pak Okta!" sapa salah satunya.
Tunggu sebentar! Apa katanya tadi? Okta? Siapa yang bernama Okta? Sepertinya Jeno tak memiliki nama itu. Tak mengambil pusing, Jeno segera masuk ke dalam ruang CEO dengan izin pastinya. Disana, seorang lelaki tengah mengerjakan sebuah data. Sadar akan kehadiran Jeno, laki-laki itu pun berdiri lalu menghampiri Jeno.
"Udah lama banget gak jumpa!" ucapnya membuka topik pembicaraan.
Lelaki itu mengajak Jeno untuk duduk. Mereka sepertinya akan membicarakan sesuatu yang penting.
"Lo mau minum apa? Pasti kopi. Gue tau banget minuman kesukaan lo," ucap lelaki itu.
Tak perlu menunggu lama kopi yang di pesan datang bersama dengan air putih. Lelaki itu tampak bahagia melihat kedatangan Jeno. Ada apa dengannya?
"Gila! Gue hampir mati kebosanan karena kertas yang numpuk itu." Jelasnya meminum air putih. Mendengar keluhannya membuat Jeno tertawa kecil.
"Apa kabar lo? Si itu mana?"
"Si itu?"
"Iya, cewek bawel yang lo bilang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDINA
RomanceDemi menutupi aib keluarga, Sandina terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya. Hari-harinya sedikit berubah, ia seolah hidup dalam persembunyian, menyembunyikan statusnya yang sudah berubah tentunya. Tinggal bersama seorang cowok cupu yang baru beberapa...