Hari ini saat akan pergi ke sekolah, Sandina meminta pada Jeno agar tidak perlu menurunkannya di persimpangan seperti yang mereka lakukan selama ini. Cukup lelah juga bagi Sandina berjalan kaki menuju sekolah karena jaraknya sangat jauh. Jeno hanya menyetujui saja, setidaknya ia tak akan merasa khawatir lagi dengan Sandina.
Saat mereka tiba, seantreo sekolah menatap keduanya heran, ada juga yang terkejut. Bagaimana bisa si primadona Sandina berangkat bersama dengan si cupu Jeno? Satu sekolah juga sudah mengetahui bahwa gadis itu gak suka kepada Jeno. Ini benar-benar sebuah konspirasi bagi orang- orang.
Lia dan Juwita yang baru tiba juga kaget melihat Sandina dan Jeno. Sebab, Sandina sendiri yang mengatakan ia tak akan membeberkan hubungannya, tetapi gadis itu sendiri yang memperlihatkan. Dua gadis cantik yang merupakan sahabat Sandina menghampiri sahabatnya. Mereka pusing sekarang terutama Lia. Kemudian Lia menarik Sandina agar sedikit menjauh.
"San lo sehat kan?" tanya Lia sambil menyentuh kening gadis itu.
"Ya sehat lah! Kalo gak, ngapain gue di sini!" balas Sandina.
"Kalian kok bisa barengan?" tanya Juwita kali ini.
"Emang kenapa? Tiap hari gue juga bareng dia," jawab Sandina.
"Ya enggak, karena yang gue tau, lo nyuruh kita buat jaga rahasia tentang hubungan lo tapi lo sediri yang-" ucapan Lia terpotong.
"Sshhtt! Gue bakal jelasin," ucap Sandina lalu ia melihat ke kiri dan kanan.
"Sebenarnya gue capek harus jalan dari simpang. Jadi, gue udah buat perjanjian sama Jeno, kalo nanti ada yang nanya kita tinggal bilang cuma sepupu jauh. Kalian juga, gue minta kalo ada yang nanya kek gitu ke kalian, kalian bisa jawab yang barusan gue bilang. Please!" ujar Sandina menjelaskan sedetail mungkin.
Melihat dua sahabatnya yang masih mencerna perkataannya barusan membuat Sandina tak bisa lama-lama. "Yaudah, gue ke kelas ya!" ucapnya lagi lalu pergi.
Setelah kepergian Sandina, Dimas mantan cewek itu mendatangi Lia dan Juwita. Mereka menyambutnya dengan ramah. Melihat Dimas memastikan keadaan mereka aman membuat Lia canggung. Sementara Juwita, gadis itu tak melepas pandangannya pada Dimas. Entah mengapa Juwita jadi malu-malu begitu.
"Gue liat Sandina datang sama cowok cupu itu. Dia ada ngasih tau kalian ada hubungan apa diantara mereka?" tanya Dimas dengan menahan api cemburunya.
"Iya Sansan udah jelasin ke kita," balas Lia sesantai mungkin.
"Siapa?"
"Sansan bilang, cowok itu sepupu dia," jawab Lia lagi.
"Sepupu? Serius lo gak bercanda?" tanya Dimas tak percaya.
Lia mendecak mendengar perkataan Dimas yang sedikit remeh itu. "Iyee. Tuh cowok sepepu jauhnya Sansan. Mereka jumpa lagi setelah beberapa tahun gak jumpa," ucap Lia sedikit menambahi kalimatnya.
"Makasih.." ujar Dimas lalu pergi.
"Tuh orang posesif amat," ucap Lia bisa bernapas lega.
Dari jauh, seorang siswi bersama tiga temannya mulai melakukan rencana mereka. Senyuman sinis terukir disana, ia yakin rencananya akan berhasil.
.........Istirahat sudah berlangsung sejak tadi. Dimas sedang menunggu Sandina di depan kelas 11 IPA 4. Ketika Sandina bersama Lia dan Juwita keluar, Dimas langsung menahan tangannya yang otomatis ia berhenti. Sandina menyuruh Lia dan Juwita kalau dia akan menyusul mereka nanti.
"San!" panggil Dimas.
"Hmm"
"Gue minta maaf sama lo, karena udah salah menilai lo," ucap Dimas penuh rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDINA
RomanceDemi menutupi aib keluarga, Sandina terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya. Hari-harinya sedikit berubah, ia seolah hidup dalam persembunyian, menyembunyikan statusnya yang sudah berubah tentunya. Tinggal bersama seorang cowok cupu yang baru beberapa...