Tubuhku terasa fit luar biasa. Semalam setelah berendam air panas, aku segera naik kasur dan terlelap dengan cepat.
Mimpiku seputar pemandangan Gunung Fuji, perbincangan dengan Raka, dan kamar indekosku. Aku mengingatnya hingga pagi, tetapi ketika air pancuran mengaliri tubuhku, semua mimpi itu tergantikan dengan kegirangan yang luar biasa.
Hari ini adalah waktu paling paripurna untuk bersenang-senang.
Sepagian ini aku sibuk memilih baju yang paling lucu sekaligus ringan, juga memakai riasan yang agak berat sambil memikirkan keseruan hari ini. Aku memilih celana sweat pants dengan sneaker putih, atasan kaus warna kuning dengan luaran mantel krem tak terlalu tebal. Karena akan seru-seruan seharian, aku memilih memakai ransel kecil daripada sling bag.
Aku kembali mematung di depan cermin sebelum keluar dari kamar. Pipi merona dan bibir ranum yang lembap. Senyumku langsung mengembang.
Raka sudah menunggu di lobi hotel ketika aku meletakkan kunci di resepsionis.
"Apakah kamarnya mau dibersihkan?" tanya si resepsionis.
"Ya, terima kasih," jawabku girang, membuat si resepsionis ikut tersenyum. Aku berlari menghampiri Raka yang sedang duduk sambil main gim.
"Kamu kelihatan keren hari ini," kataku sambil memindai penampilannya. Celana jeans, kaus oblong warna hijau muda, dan jaket kulit hitam kesayangannya. Tidak lupa sepatu sneaker dan topi bisbol warna abu-abu.
Raka segera berdiri saat melihatku. "Kamu juga kelihatan keren. Siap bersenang-senang?"
"Udah lama banget aku pengen ke tempat itu!"
Dia langsung menggandeng tanganku dan kami berlari ke luar hotel dengan semangat. "Kira-kira kita bisa main berapa wahana, ya?"
"Semoga bisa semuanya," balasku tak sabar.
Kami menyusuri jalanan Asakusa dengan riang gembira. Aku menanyakan soal semalam, dia juga. Tak kusangka dia tidak bisa tidur semalaman saking girangnya, dan dia merasa aneh karena aku langsung terlelap setelah mandi.
Sebelum berangkat dari Asakusa Station, kami membeli ransum terlebih dahulu. Onigiri, sandwich, puding, roti, dan air mineral. Kami naik Asakusa Line dari Asakusa Station hingga sampai Ningyocho Station lalu pindah Hibiya Line. Setelah sampai di Hatchobori Station, kami pindah line lagi dengan JR Keiyo Line sampai ke Maihama Station.
Dari Hatchobori Station aku melihat banyak penumpang yang naik dengan kostum-kostum lucu. Ada yang memakai bando Mickey Mouse, rok mini ala peri, dan kaus Donald Duck. Kami berdua saling ledek dan membayangkan salah satu penumpang itu adalah kami, memakai bando ala ibu peri di dalam kereta.
Setelah keluar dari kereta di Maihama Station, kami melewati Resort Gateway Station untuk membeli tiket ke Tokyo Disney Sea Station. Harga tiketnya 260 yen, dan kami harus mengantre untuk membeli tiketnya.
Kereta yang kami naiki menuju Disney Resort bukan kereta biasa. Jendela-jendela kereta bentuknya seperti kepala Mickey Mouse dan tempat duduk di dalamnya berbentuk melingkar. Banyak sekali anak-anak di dalam kereta, juga keluarga yang membawa kereta bayi.
Setelah perjalanan selama kurang lebih 16 menit, kami sudah sampai di resor dan masuk menggunakan pass yang telah dibeli sebelumnya. Harga tiket masuk ke tempat ini memang cukup mahal, sekitar 1 juta rupiah atau empat kali lipat dari tike Dunia Fantasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Twilight
Romansa[CERITA SUDAH TAMAT] Patah hati karena dikhianati oleh kekasihnya yang baru saja menikah dengan sahabat baiknya, Roselyne memutuskan untuk berlibur ke Tokyo dan berharap dapat menata hati. Sambil bercerita mengenai keindahan tentang Tokyo dengan sa...