8 Murid Baru

272 19 2
                                    

Pukul 5:30 Deva sedang merapikan buku yang akan dibawa, ia pun jangan sampai lupa buku tugas yang jangan sampai ketinggalan, setelah selesai Deva menuju kamar mandi, saat ini Deva sudah lebih baik dan memutuskan untuk sekolah.

Disisi lain Dafa masih tertidur pulas. Ia sama sekali tidak terusik dengan suara yang berada di luar.

Deva sudah merapikan buku yang akan di bawanya. Deva langsung keluar dari kamar untuk menyiapkan makan, Deva sekilas melirik kamar Dafa dan menghela napas pelan “Nanti aja banguninya setelah gue selesai masak.”

Deva sedang sibuk dengan peralatan dapur, ia hari ini akan memasak nasi goreng dan telur karena bahan makanan dapur sudah habis “Gak papa nasi goreng sama telur goreng nanti gue harus belanja.”

**
Dafa sudah bangun dari tidurnya dan mendudukkan badanya untuk mengumpulkan nyawanya, dan ia pun mencium bau makanan yang membuat dirinya lapar, ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.

Di sisi lain Deva yang sudah menata makanan ia pun segera menuju kamar untuk mandi, ia menaiki anak tangga satu persatu. Saat sudah berada di depan kamar Dafa ia hendak mengetuk pintu namun ia urungkan niatnya dan memilih untuk menuju kamar untuk mandi.

**
Dentingan sendok yang terdengar di meja makan, tidak ada suara yang keluar dari mereka hingga Deva memilih untuk membuka suara “Daf.”

Hening

“Daf.”

Dafa langsung menatap datar Deva, sedangkan Deva tersenyum menatap Dafa “Apa?!

“Makasih buat malam tadi, lo udah mau rawat gue!”

Dafa tersenyum sinis “Gak usah ger,  gue gak suka lo sakit,” ucapannya membuat Deva tersenyum “Karena nanti gue gak bisa menyiksa lo!”
Senyuman itu langsung pudar seketika, Dafa langsang bangkit dan mengambil tas di belakangnya dan memakainya, ia bangkit dan keluar Tampa ada satu kata saja yang keluar dari Dafa untuk Deva. Deva hanya melihat kepergian Dafa dengan sendu.

Deva langsung membereskan piring kotor dan menaruh di dapur “Cuci piringnya nanti siang aja.”
Setelah itu langsung berlari mengambil tas yang sudah berada di tempat makan “Daf, gue akan berusaha untuk dapatkan hati lo Daf,” gumam Deva sambil mengunci pintu.

Di dalam perjalanan  Dafa sedang berpikir cara untuk mengerjai Deva di sekolah “Gue haru lakukan apa ya?” tanyanya pada diri sendiri.
Dafa benar akan membuat Deva menderita, ia tidak ingin melihat kebahagiaan di wajah Deva. Ia hanya ingin Deva menderita! Hanya itu yang Dafa inginkan.

Disisi lain Deva pun sudah dalam perjalanan, sekarang ia menggunakan ojek agar lebih cepat sampai.
Di sekolah sedang heboh dengan humor kedatangan murid yang ia mereka ketahui tampan. Mereka semua tak sabar ingin melihat siswa baru itu, namun tidak dengan Deva ia sama sekali tidak penasaran dengan kedatangan siswa baru itu.
Ia tersenyum melihat Dafa yang sedang berjalan dengan temanya, namun senyuman memudar kala dengan sikap Dafa “EH, ADA BABU GUE!”

Tiba-tiba Dafa melempar tas nya “BAWA TAS GUE KE KELAS GUE!:
Untung Deva dengan sigap menangkap hingga tas itu tidak terjatuh “Iya,” jawab Deva berjalan menuju kelas Dafa.

Dengan sengaja Dafa memajukan satu kakinya sehingga membuat Deva terjatuh. Deva hanya meringis, sedangkan orang yang melihat hanya tertawa.

Namun Deva langsung berdiri dan berjalan sedikit pincang untuk menuju kelas Dafa untuk menaruh tasnya, setelah itu Deva pun keluar dari kelas Dafa untuk menuju Kelasa.
Di sepanjang jalan banyak yang sedang membicarakan siswa baru. Mereka memuji dan sebagian mereka sudah melihat murid baru, bisa di bilang sebelas dua belas dengan Dafa.

Marriage Hurdle(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang