11 Tidak akan!

233 19 1
                                    

Dafa yang sedang duduk di kamar sedang memikirkan kejadian tadi saat berada di kantin sekolah. Ia melihat betul kepedulian Gara pada Deva.

Terkadang tanpa disadari akan timbul berbagai macam perasaan setelah kamu bertemu dengan sebuah kejadian. Kamu bisa merasa sedih, bahagia, kecewa, ataupun marah. Semua itu dikatakan wajar terjadi ketika kamu rasakan. Namun sebaliknya, jika kamu tidak pernah merasakan kepedulian termasuk pada hal yang memilukan.

Dafa sudah berada di kamar sekitar sepuluh menit yang lalu, namun ia masih belum beranjak, sedangkan Deva? Deva masih dalam perjalanan pulang. Gara sebenarnya sudah memaksa Deva agar mau di ajak pulang, namun Deva menolak membuat Gara pasrah.

Aku bagaikan orang asing.

Namun ... aku tak pernah terpikir akan menjadi seperti ini.

Aku ingin kembali ke masa lalu. Dulu aku ingin selali menjadi orang dewasa, aku pikir menjadi orang dewasa itu menyenangkan, dugaan ku salah. Karena masa paling bahagia adalah Dimana aku ada dimasa kecil yang begitu menyenangkan.

Deva Dinata Kena.

Deva menaruh buku diary nya ke dalam tas ketika bus yang di gunakan telah berhenti. Deva turun dari bus dan berjalan sedikit lagi ke rumah, karena jarak halte ke rumah orang tua Dafa tidak jauh.

**

"Gara! Kamu gak bikin ulah kan?" tanya Mansur Ayah dari Gara.

"Enggak!" singkat Gara membuat Isti menggelengkan kepala.

"Mamah Sama Ayah udah sepakat, kalau kamu bikin ulah lagi Ayah akan kirim kamu ke Semarang biar kamu di urus sama nenek kamu, kamu kan takut sama nenek dan kakek kamu!"

Gara hanya memutar bola matanya malas "Tenang aja, Gara gak akan bikin ulah di sekolah baru kali ini."

"Kita lihat ke depanya," ucap Isti.

"Hemmm."

"Gara! Coba nanti kamu ke rumah Dafa."

Gara menatap heran Ayahnya. "Mau ngapain?"

"Silaturahmi lah, kan kamu gak pernah main kesana, eh jangan sekarang. Kayaknya Reno dan Saras gak ada di rumah."

"Iya. Gara ke kamar."

Gara menaiki anak tangga, ia tak sabar menunggu besok untuk bertemu Deva, ia sekarang sangat bersemangat tidak seperti sebelumnya.

**

Deva membuka pintu dan masuk. Ia tak melihat Dafa ia berpikir jika Dafa berada di kamarnya. Deva menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Deva menaruh tasnya di belakang pintu kamar dan menaruh Sepatu ke rak sepatu.

Deva menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.

Dafa? Dafa masih dalam pikirannya sendiri, namun ia sedang memikirkan cara untuk membuat Deva menderita!

"Gue harus lakukan apa ya?"

Dafa berpikir keras dan tiba-tiba sebuah senyuman miring terukir di wajah Dafa karena sekarang sudah menemukan cara. "Gue tau apa yang harus gue lakukan!"

Deva sudah rapi dengan pakaian yang ia gunakan saat ini, menggunakan sweter berwarna merah Maron dan celana berwarna hitam. "Dafa udah makan belum ya," gumamnya.

Deva selalu saja memikirkan Dafa, sedangkan Dafa! Dafa hanya memikirkan cara membuat Deva menderita! Apa itu pantas di sebut dengan kata suami? Pantaskah. Oh! Tentu tidak, itu sungguh tak pantas!

Pernikahan adalah sebuah ikatan yang disepakati oleh dua insan manusia untuk hidup bersama dan saling menyayangi dalam setiap jalan hidup yang dilewati.

Namun apa yang di jalani dalam pernikahan mereka? Tak ada kasih sayang dalam rumah tangga mereka.

Saat seorang pria mengatakan 'saya terima' dalam sebuah akad pernikahan, maka itu berarti ia mengatakan 'bahwa saya menerima tanggung jawab untuk melayani, mencintai, dan melindunginya.

Namun itu tidak untuk Dafa! Iya hanya bisa menyiksa dan menyiksa!

Namun Deva? Menginginkan kebahagiaan untuk Dafa, tak per duli jika dirinya menderita.

Semahal apa pun harga sebuah bantal, tak akan mampu menggantikan nyaman dan tenangnya bahu seorang suami untuk bersandar.

Tapi ... Deva tak bisa merasakan sandaran dari Dafa suaminya. Apa yang harus di lakukan Deva?

Seorang suami yang baik akan menyeka air mata istrinya, tapi suami yang hebat akan mendengarkan dengan baik cerita istrinya yang membuatnya menangis.

Namun ... sayangnya Dafa lah yang sering membuat Deva menangis. Dafa yang menginginkan Deva menangis.

"Aku berharap sebuah hubungan yang semestinya. Aku mau kau jadi pendamping hidupku untuk selamanya," gumam Deva dengan menuruni anak tangga untuk menuju dapur.

"Terkadang, aku merasa tak memerlukan apa pun, kecuali pelukanmu. Apakah suatu saat nanti aku akan mendapatkan pelukanmu? Kamu yang menjadi suamiku Dafa. Dafandra Arga Wijaya."

Hidup kita adalah sebuah misteri.

Hidup ini seperti dalam sebuah drama ada episode-episode yang kita sendiri tidak tahu jalan ceritanya.

Kita bagaikan berjalan di tengah kegelapan, tidak bisa melihat apa pun disekitar kita. Kita hanya bisa melihat menjalani di setiap episodenya untuk kita mengetahui alurnya.

Apa pun yang kita jalani saat ini, pada akhirnya semua itu akan menjadi sebuah kenangan. Kenangan yang bisa kita kenang suatu hari nanti, bahkan mungkin saja bisa kita ceritakan kepada orang-orang, bahwa kita dulu pernah melakukan ini, kita dulu pernah melakukan itu, atau kita dulu pernah mendapatkan ini dan itu.

Lalu apa yang harus nanti Deva ceritakan? Ia tak mungkin menceritakan sebuah kisah yang pahit! Ia tak mungkin mencirikan sebuah kisah yang kita tak mengetahui alur dalam hidup yang ia sedang di jalani.

Namun ia sangat berharap jika suatu saat nanti akan ada sebuah kisah yang indah dan menjadikan sebuah kisah yang bahagia.

**

Seperti biasa hanya sebuah keheningan dan dentingan sendok yang terdengar di meja makan. Dafa sekarang menatap sinis Deva. "Kapan lo pergi dari hidup gue!"

Deva menatap Dafa penuh arti dengan sebuah senyuman, namun ingat senyuman itu menutupi sebuah luka di hatinya. "Aku gak akan pernah pergi dari hidup kamu! Gak akan pernah!" tegas Dafa.

Aku kamu? Ya, sekarang Defa akan memanggil aku kamu jika mereka berdua dan di depan mertuanya. Mungkin dengan itu ia bisa semakin dekat dengan Dafa. Dan Deva tidak akan pergi dari kehidupan Dafa tidak akan karena Dafa adalah suaminya. Dimana ia pulang!

Tubuh ingin pergi, namun hati berkata jangan pergi! Dan Deva memutuskan untuk berjuang.

Kamis 18 Maret 2021

Marriage Hurdle(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang