Gara sudah berdiri di samping mobil menunggu kedatangan Deva, Gara juga bingung kenapa Deva tidak meminta dirinya menjemput di depan rumahnya, melainkan di sebuah gang, andaikan dia tau rumahnya ia pasti akan langsung menjemput di depan rumahnya.
Gara menghela napas. "Kenapa juga Deva gak kasih alamat rumahnya aja."
Senyum Gara mengembang kala melihat sosok yang di tunggu telah datang, ia langsung menegakkan tubuhnya, Deva yang berjalan menghampiri dengan Alex yang ada dalam gendongnya."Hay, nunggu lama ya?"
Gara menggeleng untuk jawaban, dengan senyum yang terukir di bibirnya.
"Kita pergi sekarang." Ajak Gara yang di angguki Deva, Gara membukukan pintu mobil untuk Deva, dam tak lupa menaruh telapak tangannya di atas kepala Deva, menjaga agar Deva tidak terbentur.
Perhatian kecil Gara membuat ia terharu, namun dia berandai-andai jika yang melakukan adalah Dafa, ia langsung menggelengkan kepalanya.Gara menutup pintu mobil dan berlari kecil untuk masuk ke dalam mobil.
Gara yang sudah dalam mobil langsung memasang sabuk pengaman sebelum ia menjalankan mobilnya.Gara menatap Deva yang sudah memaki sabuk pengaman, dan setelah itu menatap Alex yang dalam pangkuan Deva.
"Lo gak susah kalu pangku Alex?" tanya Gara yang dapat gelengan Deva.Gara mengacak rambut Alex yang terlihat antusias. "Alex semangat banget sih mau jalan-jalan."
"Iya, Alex seng banget bisa jalan-jalan."
"Lo senang juga gak Dev?"Deva tersenyum kecil. "Gue senang kok."
"Gue lebih senang Dev, bisa jalan sama lo." batinya, ia menatap Deva dan Alex bergantian lalu menjalankan mobilnya.
Gara sesekali tersenyum melirik Deva yang ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang Gara nyalakan, sedangkan Alex bocah itu memainkan sebuah rubik milik Gara, ia sengaja memberikan rubik itu agar dimainkan oleh Alex, bocah itu begitu serius memainkannya. "Susah Alex gak bisa!" kesalnya dengan wajah yang cemberut membuat Deva terkekeh, mendengar kekehan Deva membuat Gara tersenyum.
Di tempat lain Dafa yang masih duduk di depan Televisi sama sekali tidak fokus, tapi ia memikirkan Deva yang pergi entah ke mana dan tanpa pamit."Bodo amat lah dia mau kemana, gak kembali pun bagus banget."
**
Tempat yang di kunjungi Deva dan Gara adalah pasar malam, ia sengaja mengajak Deva ke pasar malam karena ia ingin membuat banyak kenangan dan momen-momen yang taka terlupakan.
Saat ini Gara yang sedang mengendong Alex, ia tak mau Deva yang mengendong Alex, ia tak mau membuat Deva kelelahan, suasana pasar malam yang ramai yang membuat Gara pergul mengendong Alex.
"Kita mau naik apa?"Deva menatap Gara lalu menggeleng untuk menjawab, lalu menatap Alex dan menanyakan ingin menaiki apa.
Alex menjawab ingin menaiki beberapa wahana permainan di pasar malam, hingga mereka bertiga menaiki bersama-sama dengan tawa yang tak pernah pudar.
**
"Alex udah tidur yah?" tanya Gara yang berada di dalam gendongan Deva
Deva mengangguk untuk. "Pulang sekarang"Oya, berhenti di taman aja."
Gara menatap Deva dengan pertanyaan Deva membuat ia bingung, kenapa Deva tidak memperbolehkan ia dirinya mengantar sampai rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Hurdle(On Going)
Ficção AdolescenteMenikah di usia muda itu tidaklah mudah, apa lagi menikah atas kemauan orang tua tak di dasari cinta yang hanya membuat luka di hatinya. Rintangan pernikahan yang akan terus ia terima, masalah-masalah yang terus datang, musuh yang tak terduga. Kese...