13 Rencana

200 21 0
                                    

Dafa susah menyusun rencana, ia akan melakukan besok malam. Ia juga sudah membayar beberapa orang untuk melakukan aksinya, sungguh ia tak sabar menunggu hasil nanti malam dan berharap akan berhasil.

“Gue sangat benci sama lo Deva!”
Sungguh, kata benci begitu mudah nya keluar dari mulut Dafa untuk Deva yang menjadi istrinya. Pernah dengar pesan dari Rasulullah SAW? Beliau pernah mengingatkan jangan terlalu cinta dan benci secara berlebihan.

Jangan pernah berbangga diri dengan kondisi perasaan yang sedang kita miliki. Perasaan cinta, perasaan benci, perasaan apapun dalam diri kita. Kita tidak pernah tahu hati manusia, sesekali ia senang namun terkadang berubah tidak senang.

Dari Abu Hurairah secara marfu': "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" (HR Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh semua hati manusia berada dalam kekuasaan Allah yang Maha pengasih, seperti satu hati. Dia menggerakkan hati sesuai kehendak-Nya.
**
Pernah nggak sih, kamu mencintai seseorang dengan secinta-cintanya? Cinta itu dalam banget. Ingin selalu bersamanya. Ingin selalu melihatnya. Jika sehari saja tidak berjumpa, rindunya tiada tara. Pernah?
Saking cintanya, kamu merasa di dunia ini tidak ada yang berharga lagi selain dia. Sekolah nggak penting. Pelajaran di kelas nggak jadi prioritas. Bahkan, kamu ingin melakukan apa saja untuknya. Walaupun bertentangan dengan nurani dan akal sehat.

Maka jika itu benar, coba deh sebuah kata dari Sayidina Ali . “Jangan terlalu cinta.”

Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja! Karena bisa saja suatu hari akan menjadi musuhmu. Bencilah pada musuhmu sedang-sedang saja! Karena bisa saja suatu hari menjadi kekasihmu.

Pasti kalian pernah dengar dong? Atau pernah membaca? Pasti kalian pernah dengar dan tau itu pasti!

Ada yang punya mantan? Dulu saat baru jadian, wuhhh dipuja setinggi langit, sampai-sampai berasa punya sayap wkwkwk. Padahal cuma pacar. Ketika sudah jadi mantan, dicaci seakan tidak berharga sama sekali. Yang dulunya berasa terbang tinggi berakhir terjatuh di jurang yang begitu curam. Ada gak?

Kalau nih, misalnya kita pacaran. Pacaran loh yah ... kita sama pacarnya saling beber kejelekan kita sendiri? Apa yang akan terjadi jika kita menjadi MANTAN?
Jadi azab bagi kita kali yeee kalau si mantan beber in ke orang-orang.
Ah, sudah lah kita hanya bisa berharap dan berdoa.
“Ya Allah… tetapkan hatiku hanya untuknya. Tetapkan cintanya hanya untukku. Selamanya.”
Deva menutup tubuhnya dengan selimut, namun siakan itu masih terdengar. Mungkin dengan menangislah ia bisa sedikit menenangkan diri. Hatinya bisa sedikit lega.

Disadari atau tidak, ada banyak hal-hal baik di sekeliling kita yang sepatutnya disyukuri. Hal tersebut adalah salah satu tanda bahwa kebahagiaan sebenarnya bisa kita ciptakan sendiri. Baik ketika berupaya menggapai mimpi, bersama orang-orang tersayang, maupun dalam menyikapi problematika hidup.

Meski tak selalu punya definisi yang sama, namun kebahagiaan adalah perasaan yang pasti dimiliki semua orang. Kita hanya perlu menciptakan arti bahagia dan terus mengingatnya.

Orang yang tahu caranya bersyukur adalah orang yang bisa menikmati keindahan dan arti dari kebahagiaan hidup, dan Deva ia sedang belajar bersyukur.

Mengejar kebahagiaan adalah ungkapan yang paling konyol, jika kamu mengejar kebahagiaan, kamu tidak akan pernah menemukannya. Yang kamu perlukan adalah menciptakan kebahagiaan itu sendiri.
***
Ricuh suara kantin yang sedang memesan makanan, begitu juga dengan Deva. Namun saat ini Deva sedang duduk karena Gara yang memesankan. Sungguh itu bukan seperti Gara, mau memesankan pesanan orang lain.

Tak menunggu lama Gara datang membawa dua mangkuk berisi bakso dan dua es teh manis dan menaruh di depan Deva. “Selamat makan.”

“Selamat makan juga.” Deva menjawab dengan senyuman kecil.
Dari meja sedikit jauh ada Dafa dan kedua temanya. “Gue gak menyangka Gara perduli banget sama Deva,” ucap Ali sambil menggelengkan kepalanya. 

“Gue juga gak menyangka! Berbanding terbalik sama yang lo ucapin soal Gara yang kasar sama kayak lo,” timpal Adit.

Dafa? Ia hanya diam menatap dua sejoli yang tak lain Gara dan Deva “Pelet kali,” singkat Dafa.

“Gila! Gak mungkin, gue lihat Deva orangnya gak mungkin gitu,” murka Adit.

“Kenapa Lo marah! Lo suka?” hardik Dafa.

“Bu-bukan gitu, lo kalo ngomong seenaknya sih!”

Dafa menatap Datar “Masalah buat lo?!

“Terserah,” geram Adit meninggalkan kantin.

Ali? Ia hanya diam melihat perdebatan kedua temanya. Ia bingung jika melerai dirinya yang jadi sasaran. “Lo juga salah Daf, walau lo benci jangan segitu nya.”
Kini Ali membuka suara ketika Adit sudah tak terlihat.

“Jangan terlalu benci,” tutur Ali.

Walau Ali dan Adit sedikit agak boborok namun kadang perkataannya itu bijak. Dafa tak perduli dengan itu semua, yang ia inginkan nanti malam harus berhasil, rencana yang ia buat harus berjalan lancar tanpa ada yang mengetahui.
“Sebentar lagi tamat riwayat lo Deva!”

**
“Mau kemana? Tanya Gara melihat Deva bangkit dari duduknya
“Mau bayar,” jawab Deva yang mendapat kekehan kecil dari Gara. “Gak usah, udah gue bayar tadi.” Deva membulatkan matanya “Lo yang bayarin?” tanya Deva. “Biar gue ganti ya,” lanjutnya yang dapat gelenggan kepala Dari Gara.

“Gue gak mau lo ganti uang gue! Anggap aja itu traktiran gue karena gue dapat uang tambahan dari orang tua gue.” 

“Ko bisa?” tanya Deva sambil duduk kembali.

“Karena gue gak bikin ulah, biasanya baru masuk langsung bikin ulah tapi ini udah dua hari enggak.”

“Berati ... lo anak bandel dong.”

Gara mengaruk kepalanya. “Em ... itu dulu, sekarang gue mau berubah,” bela Gara yang dapat anggukan Deva. 

“Dev,” panggil Gara. Deva pun menatap Gara “Apa?” Gara menatap serius Deva.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote and comment
Senen 29 maret

Marriage Hurdle(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang