25

296 17 3
                                    

Jika sedang cemburu, maka sebaiknya ungkapkan rasa itu terhadap pasangan, terbuka merupakan kunci untuk mengelola kecemburuan. Jujur dan katakan pada pasangan bahwa kita cemburu bila ada orang yang dekat dan memperhatikannya.

Tampa kita sadari pun, kita yang bilang tidak cinta! Benci! Pada seseorang akan merasakan hal cemburu.

Sering kali kita menolak dan membuang jauh rasa cemburu jika tiba-tiba melintas dalam pikiran, namun ... bukankah cemburu tanda cinta?

“Sial! Kenapa gue gak suka ada yang perhatian sama Deva!” kesal Dafa menjambak rambutnya sendiri, “Gue gak cemburu!”  lanjutnya.

Saat ini Dafa berada di kamar, setelah melihat isi pesan di Hanpone Deva ia langsung menuju ke kamar dengan emosi yang meluap.   

Perasaan cemburu memang menyiksa, tetapi terimalah datangnya perasaan cemburu yang ada dalam hati dan pikiranmu. Belajarlah menerima perasaan cemburu dengan janganlah mengacuhkannya begitu saja. Cemburu adalah hal wajar, dan merupakan tanda, bahwa kita mencintainya.

Dafa menidurkan tubuhnya dan memejamkan matanya, namun ... ia sama sekali tak bisa terlelap

Ting

Satu pesan masuk ke Hanpone Dafa dan lagi-lagi nomor tak di kenal

081 (Deva gak pantas untuk lo)
       (Gue pastiin Lambat laut Deva akan benci lo jika tahu kebusukan lo)

Dafa langsung duduk ketika membaca pesan kedua, Rahasia? Maksud dari pesan itu apa? Rahasia yang mana. Pikir Dafa.

Di sisi lain Deva merasa heran dengan letak Hapnya berubah, dan tak ada Dafa di meja makan’ “Perasaan tadi Hapnya terbalik deh, kok sekarang enggak,” gumamnya, “Mungkin aku lupa kali ya,” lanjutnya.

“Dafa mana? Makanya udah selesai? Tapi ... masih ada sisa,” gumam Deva. “Apa sudah di kamar, aku susul kali ya buat kasih paket ini.”

Deva memegang sebuah paket, entah apa isi dari paket itu dan apa yang berada di dalam isi paketnya  namun ... Deva tak berhak tahu karena ini milik Dafa.

Tok ... tok ...

Ketukan pintu terdengar oleh Dafa, “Daf,” panggilnya yang tak lain adalah Deva mengetuk kamar  Dafa berniat untuk memberikan paketnya.
“Dafa, lo belum tidur kan.”

Didalam kamar Dafa menghela napas dan turun dari tempat tidurnya dan menuju pintu untuk membukanya.

Ceklek!

Pintu terbuka, terlihat Deva tersenyum kecil ketika pintu sudah terbuka, “Apa?!” tanya Dafa.

“Paket,” jawabnya sambil menyodorkan paket ke Dafa membuat Dafa heran, “Paket apa?” tanyanya yang mendapat galengan Deva, “Gue gak pesan apa-apa!”

“Tapi ... ini tertera nama kamu, Daf. Em ... mungkin dari ....” Deva tak melanjutkan membuat Dafa bingung.

“Dari siapa?”

“Sasa!” jawabannya berhasil membuat Dafa terkejut, dari mana Deva tahu tentang Sasa? Apakah Deva mengenalnya? Atau apa?
“Dari mana lo tau ini dari Sasa?”

Deva menatap sekilas, “Dari kurir yang ngatarin paket ini,” jawab Deva sambil menyodorkan Paket yang ia pegang lagi. Dafa menerima dan langsung masuk tampa berucap satu kata pun, Deva menghela napas dan tersenyum lalu menuju
Kamarnya untuk beristirahat.

“Kok, bunda sama Ayah belum sampai ya?” tanyanya pada diri sendiri sambil membuka kamarnya, “Besok kali ya, Aku juga harus membicarakan soal rumah untuk jangan beli. Biar aku dan Dafa tinggal di rumah orang tuaku, yang sekarang gak dipakai,” lanjutnya.

Dafa memegang paket di tangannya, namun ia sama sekali tidak membuka paket nya

Ting
Satu pesan masuk tertera nama ‘Sasa’

(Sayang, udah terima paketnya?) Isi pesanya, namun Dafa enggan membalas, dan melempar asal paketnya Tampa dibuka terlebih dahulu.
**. 
Hari minggu hari Dimana untuk istirahat, hari Dimana Deva tak sekolah, ia sibuk dengan membersihkan rumah, dan Dafa? Entah pergi ke mana, Deva sama sekali tidak bertanya, bukan apa-apa! Deva sudah pastikan Dafa tidak akan merespons.

Dafa sedang dalam perjalanan, ia sudah janji  dengan seseorang, namun wajahnya menahan sebuah amarah. Saat sudah berada di tempat yang lumayan sepi Dafa langsung turun, dan berjalan menuju tempat yang di tuju, seseorang yang sedang duduk dengan santai sambil memainkan Hanpone nya, dengan langkah lebar Dafa menghamburinya.

Bugh!

Entah ada angin apa dengan tiba-tiba saja Dafa langsung memukul sampai tersungkur, “BANGSAT! LO KAN YANG KIRIM PESAN SEMALAM!”

Orang yang tak lain adalah Adit pun berdiri sambil mengusap darah di ujung bibirnya, “Pesan apa? Gue gak tau apa-apa! Dan kenapa tiba-tiba lo juga pukul gue!”

“Jangan belaga gak tau bangsat!” gertak Dafa.

“Mulut lo bisa di jaga gak sih! Kasar amat!” ketus Adit.

“Dan gue gak tau apa yang lo maksud!” lanjutnya.

Dafa terkekah sinis yang mampu membuat Adit bergidik ngeri, namun Adit berusaha tenang, “Gak tau apa-apa lo bilang!”

BUGH!

Dafa memukul kembali Adit, “Lo suka kan sama Deva!” bentak Dafa, “Dan lo berusaha buat dekat dengan Deva tampa sepengetahuan gue!”

“GUE GAK NGERTI APA YANG LO MAKSUD!”

“BERISIK! GUE MINTA LO JANGAN PERNAH BERUSAHA BUAT DEKATI DEVA! LO GAK AKAN BISA!”

Dafa begitu emosi, Dafa menarik kerah Adit, “Jangan harap lo bisa miliki Deva! Gue gak akan Biarin!”
Adit menatap heran Dafa, namun Dafa tersenyum sinis, “Deva milik gue!” tegasnya meninggalkan Adit yang mematung  

Rabu 30 Juni 2021

Gimana nih? Siapa kesukaan kalian

Dafa

Gara

Deva

Atau siapa?

Marriage Hurdle(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang