thirty nine

554 55 16
                                    







"Enak?"

"Enak, enak banget. Aku gak tau kalau di dunia ini ada yang nama nya susu jahe, asli beneran. Enak banget, dibungkus bisa gak om?"

Seno senyum kecil, menggusak pucuk kepala Yessy. Mereka diperjalanan pulang, udah sampai Jakpus, menepi ke angkringan bentar karena tadi Yessy bilang kedinginan waktu di motor. Kalau ada Jade, nanti pasti ngomong. Bucin bener, kalau Yessy yang minta langsung diturutin, kalau gua yang minta tolong seminggu lagi baru dijabanin. Ya seperti itu contoh nya. Apa sih yang enggak buat calon ya kan, cielah.

"Om."

"Hm?"

Yessy menumpu kepala di helm yang dia bawa, "Mulai lusa aku KKN."

"KKN dimana?" tanya Seno merentangkan tangan di sepanjang punggung kursi, mendengarkan Yessy yang sibuk cerita.

"Jauh."

"Iya, jauh nya tuh dimana?"

"Pokoknya jauh, sebulan lebih keliatannya," Yessy menerawang. Seno menghela nafas, keliatan gak siap ditinggal. Gak siap LDR, buset dah pacaran baru beberapa minggu masa lanjut virtual. Obrolan mengalir seperti aliran sungai, ditemani remang remang lentera khas angkringan. Yang lebih mendominasi percakapan adalah Yessy, Seno bagian mendengarkan dan jawab seperlu nya. Dan satu lagi, bagian senyum senyum gak jelas.

Membahas LDR LDR an, Seno jadi teringat sesuatu.

"Yessy."

Gadis itu menoleh dengan buih buih susu di sekitar mulutnya, "Ya?"

"Keliatan nya saya minggu depan dinas diluar kota juga," Seno mengambil tisu, menyerahkan nya pada Yessy. Pingin banget ngusap pake tangan nya sendiri tapi takut gak sopan. "Seminggu an."

"Kok dinas?" tanya Yessy heran.

"Terus mau nya apa? Umroh?"

"Bukan maksutnya," Yessy udah mau serius malah ketawa dengar jokes Seno. Ketawa sampe gak sadar meluk lengan sebelah kanan, sampe bengek. "Kok dinas? Dinas kan buat perusahaan sipil."

"Oh iya saya lupa ngomong ke kamu," Seno menggeser badan, meraih ponsel di meja. Ia mengubek ubek galeri dan memencet satu ikon di beranda. Tampak mencari sebuah foto, kemudian mengarahkan pada Yessy, "Saya perwira."

"HAH?!"

Yessy melihat lebih teliti foto itu. Itu Seno, dengan balutan seragam.. seragam dinas upacara berwarna hitam, lengkap dengan buket bunga dan lambang satu bintang di bahu. Hampir gak nafas Yessy, gak percaya kalau foto itu diambil tahun 2018 sesuai dengan spanduk banner sebagai background foto Seno. Yessy memicingkan mata untuk membaca singkatan pada name tag yang tertera. Brigjen Pol R Senopati Bawarakhastu.

"Fuck."

"Mulutnya."

"OM PERWIRA? GAK MUNGKIN. KENAPA GAK PERNAH NGOMONG," Yessy menarik wajah Seno mendekat, sedekat mungkin hingga pria itu bisa merasakan nafas nya. Seno gelagapan, mencoba menjauh tapi Yessy masih kuat nahan tenaga Seno, sebelum pertanyaan nya dijawab.

"Ya, saya jawab. Tapi tolong tangan mu dilepas dulu."

"Kenapa?"

"Nanti saya bisa mati." Kalau sedekat ini dengan kamu.

"Lebay," Yessy melepaskan tangan, tetap memandangi foto Seno di ponsel. Menggeser geser foto sebelah dan melihat banyak foto Seno bersama teman atau perwira lain yang sedang dilantik. Seno menautkan tangan, "Sebelum pegang perusahaan ini, saya dulu akpol. Udah lama itu, sampai akhirnya dilantik jadi perwira, setahun kemudian pindah tugas. Walaupun udah gak aktif tapi setiap angkatan perwira harus turut hadir di acara acara pelantikan formal. Makannya, saya minggu depan harus dinas keluar kota."

MORISCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang