"Baru bangun?"
Seno datang menenteng laptop dan langsung duduk dibawah sofa, muka bantal dan masih ada belek nya.
"Kamu tidur dari sore sampe pagi," Yessy menggusak rambut Seno serta menengadahkan kepala si empu agar mendongak menghadapnya. Cewe itu membersihkan kotoran di mata yang lebih tua, diakhiri kecupan di dahi. Yang tadi niatnya mau kerja laptopnya langsung ditaruh serampangan, kini Seno meringkuk naik ke sofa dan tidur di paha Yessy.
"Morning."
"Udah siang ini," Yessy mengelus elus punggung Seno, "Sana sarapan, aku mau mandi."
"Ikut."
"Ikut buapakmu. Aku masak tumis kangkung sama ayam kungpaw."
"Ayam kungpaw?"
"Ada, enak wes pokok e." Yessy beranjak, mau tak mau Seno ikut bangun.
Pria itu bersandar pada bahu sofa dengan kedua tangan telentang, memperhatikan gadis yang menggenakan polo shirt navy milik nya sembari meletakkan laptop di meja. Yessy, lama kelamaan mirip ibunya, selalu menata hal hal kecil dengan jiwa perfeksionis. Lama melamun hingga ia tak sadar dengan kecupan dahi pagi ini, yang sama sekali belum pernah dilakukan oleh siapapun. Seno menyentuh dahi nya sembari tersenyum salting.
"Kena dahi aja lembut banget, apalagi bibir ya."
Yessy malam kemarin memang menginap dirumahnya, but they didnt do 'that'. Seno selalu menjaga nafsunya sekalipun ia sangat ingin. Gak bohong, sifat dasar laki laki. Even tho Yessy juga ngerti batasannya.
"Ayam kungpaw," Seno mengambil piring, memperhatikan potongan ayam yang disiram saus kental. Kalau tumis kangkung terasi mah udah kaga usah ditanya, sepiring bisa abis sendiri saking demennya. Pertama kali gigit ayam nya, Seno langsung terdiam.
"Lah, enak."
Doyan beliau.
Gak sampe 10 menit amblas. Seno langsung lari ke kamar mandi tamu, menggedor gedor pintu brutal. Yessy tentu kaget
"OM!"
"Kamu mau bikin resto nggak?"
"HAH?"
"Ayam kungpaw mu enak, sayang. Kalau kamu mau bikin resep nya, saya modalin restonya."
"Om aku masih mandi!"
"Oh iya ya."
Yessy sebal setengah mati, setelah mandi ia langsung meminjam kaos apapun di lemari Seno dan memakai jeans nya. Kelewat lupa kalau setengah jam lagi dia ada kelas siang yang isinya rapat bahas keberangkatan kkn, sifatnya wajib hadir jadi Yessy kalang kabut karena ia benar benar lupa.
"Lho, kemana?"
"Lupa ada kelas aku," Yessy menuruni tangga cepat dan sempat berbelok ke kulkas mengambil botolan mineral, melirik Seno masih duduk di pantry menghabiskan ayam.
Melihat Yessy seperti dikejar rentenir membuat Seno ikut gupuh, laki laki itu langsung mengambil jaket dan kunci mobil.
"Tak anter."
"Nggak usah nggak usah, gojek e wis didepan."
"Ngapain pesen gojek?"
Yessy menyelipkan sepatu, "Terus pesen apa? Gofood?"
"Ya nggak. Harus e kamu bilang dari tadi kalau ada kelas, kan saya bisa nganter."
"Ya ampun masalah gojek doang," Yessy sudah bersiap di ambang pintu, namun karena Seno—sepertinya—terlihat merajuk ia meneriaki abang ojol yang sudah standby didepan rumah untuk menunggu sebentar, "Jangan mulai ya Om, aku habis ini berangkat KKN."