thirty five

339 55 25
                                    

"Ada keperluan apa ya Seno?"

Hari ini, tanggal 27 langsung dengan kekuatan petir Seno ke rumah keluarga Jayaputra. Bawa martabak asin dan terang bulan manis serta percaya diri yang tinggi untuk melamar sang pujaan hati. Awal nya nelpon Om Jaya mau kesini bahas kerjaan, tapi kerja nya bentuk lamaran. Sedangkan mami dan papi duduk berhadapan dengan Seno yang deg deg an parah, juga kaget gak ada angin gak ada hujan tiba tiba ada yang mau melamar di bungsu.

Percaya lah, datang kesini mental nya Seno udah 90% yakin dan maju terus pantang mundur. Berbekal info dari Chandra yang kudu bawa terangbulan buat orang rumah biar luluh, mantab. Gak nanggung nanggung, Seno beli empat box. Baju nya rapih banget, RAPIH BUANGET. Pake kemeja, celana jeans yang gak ada robek robek nya, sepatu, rambut nya dipomet dikit.

"Hari ini, tanggal 27 bulan 3, Saya Senopati Bhawarakhastu ingin melamar putri bungsu anda. Yessyara, sebagai istri dan pendamping hidup saya."

Mami dan papi ngefreeze.

Sempat hah hoh tiga menit sebelum akhirnya konek lagi.

"Kamu, serius?"

"Saya tidak bisa main main untuk masalah asmara Om."

Papi menegakkan duduk, menghela nafas pelan. Mami masih kaget, ngeliatin Seno dari atas sampai bawah. Emang keluarga ini gak asing sih sama Seno dan Jade, baik kedua nya saling kenal. Seno itu anak yang baik, kalau kata mami. Seno itu gila kerja, kalau kata papi. Dan perspektif mereka dipatahkan hari ini dengan datang nya lelaki yang akan melamar putri paling kecil keluarga Jayaputra.

"Atas dasar apa kamu melamar anak saya?" Tanya papi, sok galak.

"Kalau saya bilang alasan nya, om sama tante ketawa nggak?"

"Enggak lah," papi menyilangkan kaki di depan, "Buat apa juga saya ketawa?"

"Yessy itu..... Cinta pertama saya Om."

nggk

Terdengar suara hidung dalam yang tertahan, mami menutup mulut dengan tangan. Papi melipat sedikit bibirnya ke dalam.

WKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAWKAKAKAKAKAKAKAKALALALALAWKAKAKAKAKAKAKKAKA NGAKAK.

"Om sendiri tahu selama ini saya hanya bekerja, sibuk dengan urusan kantor. Dan waktu teman saya sendiri, Chandra, melaksanakan pernikahan, saya baru sadar saya tertinggal jauh. Dan disitu lah saya menemukan Yessy, tanggal 19 Bulan Desember Tahun 2019. Dengan piano dan Marry Your Daughter nya. Izinkan saya Om untuk menikahi putri anda. Tak masalah dengan perbedaan umur, saya berjanji akan melindungi nya membuat nya menjadi wanita yang dicintai oleh keluarga dan Tuhan."

"Maaf bila lancang, maaf bila om tidak mau mendengar alasan saya. Tapi sejujurnya saya adalah orang yang ambisius, ketika saya ingin sesuatu saya pastikan saya akan mendapatkan nya sebaik mungkin. Dan Yessy adalah mahkota yang harus saya dapatkan. Saya sangat berterima kasih pada Tante yang sudah melahirkan mahkota itu, dan saya juga berterima kasih pada Om serta keluarga yang lain telah menjaga nya. Kini biarkan saya Om, biarkan saya yang menjaga dan merawat nya. Seumur hidup, selamanya. Saya berjanji."

Mami mengusap air mata, Seno mendadak panik, mengeluarkan sapu tangan dari balik saku nya.

Papi masih menatap dengan sorot mata tegas, "Kamu berjanji akan menjaga nya?"

"Saya berjanji om."

"Bagaimana jika kamu ingkar? Bagaimana jika kamu malah menyakiti anak saya?"

"Tembak saya tepat di jantung, saya akan menyerahkan diri secara langsung. Tapi saya tidak yakin om akan melakukan nya. Saya tidak akan melukai apa yang akan menjadi milik saya. Saya berjanji, atas nama Tuhan."

"Senoo," mami berhambur memeluk Seno sambil menangis. Dipeluk nya sahabat anak sulung nya itu, terharu. Baru kali ini ada orang yang sebegitu ingin dan sebegitu yakin nya untuk melamar putri mereka. Waktu berjalan sangat cepat, rasa rasa nya baru kemarin mami membimbing Yessy merangkak, hari ini sudah mau dilamar. Papi diem aja. Sebenarnya papi udah dari tadi mau ngomong saya sih yes, tapi denger penuturan Seno barusan makin takjub. Gak repot repot cari pasangan buat anak nya.

"Memang nya kamu punya apa?"

"Saya? Rumah, mobil dua, kantor utama di pusat kota, rumah sakit, restoran apung, dan tidak lupa 10% saham saya masih tertanam di perusahaan di Company. Tapi saya tidak akan mengancam dengan saham, saya benar benar mencintai anak om."

Waduh salah nanya, batin papi. Seketika merasa bodoh nanya begitu. Orang jelas didepan nya ini bussines man, kaya. Pake ditanya lagi kamu punya apa. Papi menjulurkan tangan kanan, mengajak bersalaman. Seno kaget. WAH WAH ANYING DITERIMA GUE WUAAAAAAAAAAAAH, kek gitu lah perasaan nya sekarang. Berjabat tangan dengan mertua rasanya se hebat ini, tangan Seno sampai gemeteran. Merasa yang disalami gugup setengah mati, papi hanya menepuk tangan Seno sambil tersenyum.

"Ma, panggil anak nya."

"Iya pa," mami beranjak berdiri sambil tersenyum, senang bukan main. Namun tiba tiba langkah nya terhenti begitu melihat seseorang yang berdiri di tangga ke enam. Yessy berdiri disana, dengan ekspresi yang tak terbaca. Seno menatapnya, tersenyum sekilas sebelum meminum teh yang ditawarkan oleh pemilik rumah.

"Sayang."

Yessy turun, mendekat.

"YESSY!"

Dan kemudian berlari keluar rumah, meninggalkan semuanya.











































HUEHEHEHEHEHE

Sekali kali konflik dikit gak papa la ya👍🏻😊

MORISCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang