"Lho, gak bantuin mama ta kamu?""Emoh pi, pegel."
"Yowes, nanti Earphone pesenan mu gak dateng lo, wong papi kok seng nransfer duit."
"OWALAH PI," Yessy, gadis itu beranjak malas malasan dari tempat tidur paling pewe nya—selimut tebel, ac full maksimal, streaming Netflix, chitos sama susu di meja kecil—panggon enak temen iku. Sebelum benar benar turun ia sempatkan memoles sedikit liptint dan parfum. Soalnya di bawah banyak saudara Dateng as always kudu wangi dan cans.
Benar saja, baru saja turun anak tangga pertama yang pertama kali tertangkap matanya adalah banyak nya kado di ruang tamu sebesar lapangan golf ini. Banyak banget hadiah nya, dari parcel an sampe kado anak kecil. Di ruang keluarga ada Mbak Rose, calon istri kakak nya beberapa hari lagi, sedang bersenda gurau bersama ibu dan ibu mertua nya.
"Yessy, sini sayang. Kamu mau pake apa besok? Mau tampil harus cantik dong anak mami," kata mami nya, menggeret koper berisi box box setelan gaun.
Tak ada pilihan lain akhirnya Yessy ikut bergabung, memilih ber box box setelan gaun berbeda warna. Iya, lima belas box satu setelan model nya sama cuma warna nya beda. Allahuma apa bat dah ini uang di hambur hamburin bae. Yessy duduk di sampil Rose, mengambil satu setelan box gaun dengan warna warm white berenda tipis. Lengkap dengan sepatu dan anting anting nya.
"Mbak Rose."
Rosseane menoleh, "Iya sayang?"
Yessy mengeluarkan buku catatan dari balik jaket nya, berisi panduan catatan khusus piano. Rencana nya ia akan tampil mengiringi pernikahan kakak laki laki nya di gereja maupun di hotel, "Mau yang mana?"
Rosseane dengan antusias mengarah kan seluruh fokus nya untuk calon adik ipar nya, memutus percakapan dengan ibu dan ibu mertua nya yang sudah asik ghibah sendiri. Dan kedua perempuan itu juga asik sendiri membicarakan lagu apa yang ingin di main kan lusa, kini obrolan itu tak hanya bertempat di ruang keluarga, namun pindah ke taman belakang sambil minum jus jeruk dingin jos gandos memantul baddas.
"Marry your daughter sih mbak kalo aku," usul Yessy.
"Agree! It must be national song wedding," canda Rose.
"Apalagi nih mbak? Masa cuma dua? Marry your daughter, Fix you terus. . . . ALL I WANT mbak!!"
"IYA!"
Kemudian ngakak bareng, bener bener udah klop satu sama lain.
Cerita dikit ya.
Sebenarnya Rose adalah kakak tutor Yessy dalam bidang merajut dan memasak. Bukan tutor pribadi, Rose mengisi waktu luang nya di tempat rajut dan memasak—jadi bentukan nya kaya cafe tapi dalem nya tempat les merajut, ada masak juga setiap Minggu nya, mirip mirip bimbingan sebelum nikah sih asli. Rose gak sendiri, dia kerja bareng temen temen nya disana. Yessy awal nya hanya berniat menekuni merajut saja karena memang dia suka pakaian pakaian hangat, namun mami maksa Yessy harus bisa masak.
Terus akhir nya pas nunggu jemputan—keadaan hujan deras—Yessy gak dijemput jemput, Rose nungguin sambil sekalian nutup toko. Sebenernya mau Rose barengin kebetulan dia bawa mobil, tapi katanya Yessy dijemput Chandra. Akhirnya ketemu deh, salam salaman dan perkenalan.
"Chandra, kakak nya Yessy."
"Rosseane, tutor nya Yessy."
JDUEEEEEEEER
Minggu depan nya Chandra rutin jemput Yessy, Minggu depan nya makin rutin bahkan sebelum jam pulang, bulan depan jemput Yessy sama nganterin Rose pulang, satu semester nya lagi Yessy suruh balik naik ojek dia nonton sama Rose, tahun depan nya lagi Chandra jemput Rose ke pelaminan.