"Mbak Rojeeee!""Heh heh! Apaaaa?"
Hari ini, Yordan bertandang ke kediaman keluarga besar Bapak Chandra sekeluarga. Giliran setelah Yessy adik nya seminggu lalu.
Tak beda dengan sang adik, reaksi Yordan shock shock wow saat pertama kali menginjakkan kaki ke rumah abang nya saat di antar dengan mini fan. Bukan untuk apa apa, kedatangan pria itu bermaksud untuk mengirimkan rendang sapi dari mami yang katanya ada sisa lebih padahal bikin kaya buat se perumahan dikarenakan iseng. Jadi nya anak tengah paling ganteng lah yang di suruh menyampaikan sabda ratu karena Yessy pagi pagi sudah menghilang tak tau kemana.
Pas masuk pintu utama, duh butuh dua orang buat dorong pintu untung Yordan habis sarapan rendang jadi kuat. Dan di sinilah dia, leyeh leyeh di sofa ditemani Rose di dapur yang sedang memasukkan bahan makanan ke kulkas serta Chandra disebelahnya yang masih menutup mata.
"Kenapa?" Tanya Rose mendekat dan Yordan menunjukkan display video tiktok tentang membuat kopi. Mau tak mau Chandra ikut melek because kaki nya Yordan iki usrek ae dari tadi such a menyebalkan.
"Dalgona coffee iku opo?" Tanya Chandra. (Dalgona Coffee itu apa?)
"Delok en sek ta, nyocot ae." (Liat dulu, keburu bacot aja)
Ya gimana ya lur, papi asli Jawa:)
Mereka bertiga melihat dengan seksama video cara pembuatan kopi dalgona dalgondol ini di tiktok nya Yordan—entah kenapa ini anak kok mau download tiktok. Hem Nescafe classic, iya terus diaduk, terus susu iya terus dituang, oke deh!
"Yuk buat?" tawar Rose, sepertinya sudah tau niatan adik ipar nya itu menunjukkan video tersebut.
"GAK!"
Yordan dan Rose menoleh ke arah Chandra yang bersendekap dada. Kemudian kembali berguling untuk tidur di sofa dan memejamkan mata. Astaga, bagaimana bisa bocah 30 an ini menjadi seorang bos?
Roseanne menggelengkan kepala, mengajak Yordan ke dapur. Bahan bahan sudah ada, tapi tidak ada kopi merk Nescafe original karena Chandra tidak minum kopi sachetan. Akhirnya suruh maid buat beli, pas kopi nya datang langsung ngeliat lagi video nya, nah diaduk, nah iya, nah jadi. Langsung sibuk masing masing, Rose mengambil dua gelas berlian dari etalase kayu, es batu serta susu di kulkas. Yordan di tawari, mau yang low fat? atau biasa? atau coconut delight? atau sweet delight? ya gapapa gak yang biasa YANG PENTING PUTIH KAN??
"Mbak?"
"Ha?"
"Ini siapa yang ngaduk????"
"???? Ya kamu laaa???"
Problematika hidup, lelaki itu aja udah ngeri ngeri salty liat kopi dan air serta sendok. Akhirnya cuma diliatin...... Rose goreng nugget untuk camilan........ Masih diliatin...... Kopi nya dua sachet...... Air nya tiga sendok.... Hhhh...... Yasudah..... Ayo....
TPLOKK TPLOKKK TPLOKKKK TPLOKK [suara klontang klontang mangkuk dengan sendok]
Sedangkan istri kakak nya itu beralih ke halaman depan guna memberikan seduhan kopi untuk pak satpam dan tukang kebun, tinggal Yordan sendirian beserta bebegig sawah yang sedang tidur di sofa. Sudah dua puluh menit Yordan mengaduk aduk kopi yang tak kunjung menjadi coklat muda ini, seperti mencari jodoh di ribuan fakgirl, susah. Pindah posisi, sambil duduk, pindah posisi, tangan kanan bertumpu di meja tangan kiri senam, pindah posisi, kayang.
"Ya Allah kram," desis Yordan, [menyerah].
Tapi demi estetika minum kopi kekinian Yordan tidak akan hilang semangat!