Chapter 31 - The Truth

2.5K 227 39
                                    

Kuroka menangis di pelukan William cukup lama. Yah, William mengerti perasaannya, jadi dia membiarkannya seperti itu sampai dia tenang.

30 menit kemudian, Kuroka sudah berhenti menangis, dan sekarang dia tertidur di pangkuan William.

"Masa lalu Kuroka terlalu mengerikan untuk di ingat" ucap Valina.

"Ya, aku terkejut dia bisa terus bertahan sampai sekarang tanpa kehilangan akal sehatnya" ucap Ingvild.

"Aku merasa bersalah telah membuatnya mengingat sesuatu yang ingin dia lupakan" ucap William sambil membelai kepala Kuroka "setelah dia bangun, kalian bersikap seperti biasanya saja agar tidak membuatnya canggung" tambahnya.

Mereka semua mengangguk setuju dengan apa yang William usulkan.

Saat mereka sedang mengobrol, ponsel William tiba-tiba berbunyi. William melihat itu, dan yang memanggilnya adalah Azazel.

"Kenapa orang ini selalu menghubungiku sih?" Batin William.

Dia mengangkat panggilan dari Azazel...

"Ada masalah apa?" Tanya William.

"Tidak ada, hanya ingin memberitahumu sesuatu" ucap Azazel.

"Apa itu?" Tanya William.

"Rossweisse ada di sini" ucap Azazel "dia di tinggalkan Odin" tambahnya.

"Tua bangka itu adalah yang terburuk" ucap William "berikan ponselmu kepadanya" tambahnya.

"Baiklah" ucap Azazel.

Azazel memberikan ponselnya kepada Rossweisse yang sedang murung.

"Halo?" Ucap Rossweisse.

"Yo Rose, apa kau baik-baik saja?" Tanya William.

William malah mendapatkan keluhan dari Rossweisse yang tidak berhenti selama beberapa menit.

"Willy, apa kau mendengarku?" Tanya Rossweisse.

"Ya, aku mendengarmu" ucap William "oke, lupakan soal Odin untuk sekarang, apa kau mau pindah ke rumahku?" Tanyanya.

"Uhh... Aku tidak ingin merepotkanmu" ucap Rossweisse.

"Jangan memikirkan hal-hal kecil seperti itu" ucap William "kau tunggu di sana, aku akan menjemputmu sebetar lagi" tambahnya.

"Ba–baiklah" balas Rossweisse.

"Oke, kalau begitu sampai jumpa nanti" ucap William.

"Ya, sampai jumpa nanti" balas Rossweisse.

Setelah itu William menutup panggilannya, dan melihat Valina serta Ingvild yang menatapnya dengan tajam.

"A–ada apa?" Tanya William.

"Tidak ada" ucap Valina sambil memalingkan wajahnya.

"Willy, di hadapanmu ada 2 kekasihmu, dan kamu malah asyik berteleponan dengan wanita lain" ucap Ingvild.

"Huh? Apa kalian ingin aku merahasiakan wanita dari kalian?" Tanya William.

"Ti–tidak! Bukan itu maksudku!" Balas Ingvild.

"Iya iya, aku tau kok" ucap William "sudah aku bilang bukan? Meskipun aku memiliki banyak wanita, aku tidak akan membedakan semua wanitaku, kalian semua penting untukku" tambahnya.

(Pakboy mode : ON!)

Hati Valina dan Ingvild seakan-akan tertembak setelah mendengar kalimat William.

"Ti–tidak ada pilihan lain" ucap Valina "aku hanya mengijinkanmu memiliki 5 wanita termasuk diriku dan Ingvild!" Tambahnya.

"Jangan khawatir, aku juga tidak memiliki niat untuk memiliki banyak wanita" balas William.

God Of SovereignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang