Malam ini Haechan berniat untuk menemui Mark, terhitung hampir satu minggu dirinya dan Hendery berlindung di kediaman Mark. Haechan juga mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya, agar semuanya menjadi lebih jelas, meskipun secara perlahan.
Di mulai dari dengan obrolan antara dirinya dengan Mark. Dimana dirinya masih mempunyai ego yang tinggi untuk memperbaiki hubungan mereka.
Haechan memasuki ruangan Mark, namun begitu melihat di mana biasanya Mark terbaring ternyata lelaki itu sudah tidak ada. Haechan menutup kembali pintu ruangan itu, ia berpikir serta mengamati seluruh ruangan yang ada di rumah ini.
Waktu menunjukan pukul 2 pagi, bukankah tidak ada kerjaan bagi Haechan mencari teman berbincang di dini hari. Tidak mungkin ia juga membangunkan yang lain hanya untuk bertanya di mana Mark berada.
Tidak mungkin juga Mark sudah di perbolehkan keluar, mengingat lukanya juga sangat parah. Haechan yang kini berada di dapur matanya tertuju pada ruangan yang pernah menjadi kamarnya bersama Mark.
Sejenak Haechan kembali berpikir, Mungkinkah Mark berada di sana? tanya Haechan dalam hati.
Haechan yang berdebat dengan pikirannya secara perlahan bangkit dari tempatnya. Ia berjalan menuju kamar miliknya beberapa tahun yang lalu.
Sekitar 3 langkah dari pintu kakinya berhenti, tiba-tiba perasaan takut muncul dari dalam hatinya. Gambaran masa lalu yang menyakitkan berputar kembali di kepalanya. Namun Haechan mencoba meyakinkan, dan dengan ragu tetap melangkah kan kakinya. Padahal belum tentu Mark juga berada di dalam.
Terasa sangat berat baginya untuk membuka pintu itu, ia terus meyakinkan jika ia bukan Donghyuck yang seperti dulu yang lemah dan akan mengalah. Tangan bergetarnya memegang gagang pintu. Dengan pelan Haechan membuka pintu tersebut, dan ternyata tidak terkunci.
Begitu terbuka ia mengatur nafasnya, perasaan takutnya masih ada meskipun pintu sudah terbuka. Ia memasukan kepala bermaksud mengintip, untuk memastikan apakah Mark ada atau tidak.
“Haechan, kau belum tidur?” tanya Mark begitu mengetahui orang yang membuka pintu kamarnya.
“Be-belum” ucap Haechan terbata mendengar suara Mark “Kau juga belum tidur?” tanya Haechan mencoba terlihat biasa saja. Padahal hatinya sangat ketakutan.
“Aku terbangun, Kenapa tidak masuk?” tanya Mark melihat Haechan yang terdiam di depan pintu.
Pandangan Haechan tidak fokus, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Ragu Haechan memasuki ruangan yang pernah menjadi kamarnya.
Menyadari sesuatu yang aneh pada Haechan, Mark segera bangun dari posisinya dan mendekati Haechan. Bahkan saat Mark mendekat, Haechan menatap lelaki itu dengan takut. Tapi Haechan tidak mampu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat.
“Terlalu banyak hal buruk di tempat ini, mau ke tempat lain?” tanya Mark pada Haechan dengan tersenyum lembut.
“Aku tidak tau ada apa dengan ku” jawab Haechan yang masih berdiri di tempatnya.
“Mau ke tempat lain?” ulang Mark masih sama seperti sebelumnya.
Sejenak Haechan berpikir, dirinya ingin berdamai dengan masa lalunya. Harusnya ini tidak perlu di permasalahkan. Lagi pula masa lalunya tidak akan terulang lagi, karena dirinya sudah berubah ia bukan Donghyuck seperti dulu, pikir Haechan setelah menimbang.
“Tidak perlu, lagi pula bisa mengganggu yang lain” jawab Haechan memaksakan diri untuk masuk.
Saat Haechan sudah masuk, Mark mengikutinya dari belakang dimana ia tersenyum melihat Haechan yang sudah mulai membuka diri padanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]
FanfictionAwalnya semua terasa begitu indah, entah apa yang terjadi semua berubah begitu menyakitkan Satu hal yang tidak bisa ia terima yaitu kehilangan. Yang merubahnya dari seorang malaikat yang berwujud manusia tanpa sayap, menjadi manusia berdarah dingin...