EmpatPuluhSatu

4.3K 505 41
                                    

Haechan hanya berdiam diri kediaman Mark, selain bahu nya masih sakit ia juga terlalu muak dengan orang-orang di dalamnya. Hanya Chenle yang mampu memberinya kenyamanan.

“Bagaimana keadaan mu, Hyuckie hyung?” cicit Chenle pelan.

Saat ini Haechan dan Chenle sedang duduk di taman belakang rumah, sama sekali tidak berubah sejak terakhir ia di sini.

Haechan menatap Chenle dengan dahi berkerut, membuat Chenle juga menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Boleh aku memanggil mu sama seperti dulu?” cicit Chenle lagi penuh harap.

“Tidak, aku bukan Donghyuck” jawab Haechan dingin dengan mengalihkan perhatiannya.

Chenle meraih tangan Haechan dan menggenggamnya “Aku merindukan mu, hyung. Sangat merindukan mu” ucap Chenle pelan, membuat Haechan kembali menatapnya.

Haechan melepas genggaman tangan Chenle pelan, membuat yang lebih muda menunduk semakin dalam “Jangan, semua sudah berbeda”

“Tidak ada yang berbeda, hyung tetap Hyuckie hyung. Haechan hyung tetap Donghyuck hyung” tangis Chenle merasakan perubahan Haechan.

Haechan menghembuskan nafas pelan, tidak tega melihat Chenle seperti ini “Kenapa kau masih bertahan di sini?” tanya Haechan. Mengingat perjuangan Chenle saat membantunya.

“Di sini keluarga ku” jawab Chenle membuat Haechan heran atas apa yang di dengarnya.

“Keluarga tidak akan saling melukai” gumam Haechan kembali menatap lurus ke depan.

“Tidak, kami tidak saling melukai. Apa yang terjadi sebelumnya hanya salah paham” balas Chenle tidak terima dengan pernyataan Haechan.

Haechan tertawa mendengarnya, bualan apa lagi yang ia dengar kali ini. Kenapa kalimat yang keluar dari mulut orang yang pernah ia kenal seperti lelucon untuknya.

“Aku juga membenci Mark hyung sebelum mengetahui kebenarannya”

“Lalu apa yang membuat mu kembali percaya padanya? Kebenaran seperti apa yang bajingan itu ceritakan pada mu” tanya Haechan dengan menatap Chenle tajam.

“Mungkin hyung tidak akan percaya, tapi Mark hyung melakukan kejadian sebelumnya untuk melindungi hyung. Aku berani bersumpah” ucap Chenle lugas tanpa beban bermaksud meyakinkan Haechan.

“Melindungi dengan menyiksa ku hingga membunuh darah dagingnya sendiri” gumam Haechan marah.

“Aku juga yakin jika Mark hyung masih mencintai mu hingga detik ini” Chenle melanjutkan penjelasannya, ia menyadari perubahan suasana hati Haechan. Tapi kali ini Haechan harus tahu kebenarannya.

“Hentikan omong kosong mu” ucap Haechan bangkit dari posisinya. Perkataan Chenle sama sekali tidak bisa ia terima dan percaya. Hanya orang bodoh yang mempercayai bualan tersebut jika ia sendiri telah merasakan penderitaan secara nyata.

“Haechan hyung tunggu, tapi ..” ucap Chenle mengejar Haechan yang masuk kerumah. Dan mencoba menyamai langkahnya.

Haechan menatap sekeliling dimana seluruh penghuni rumah menatap nya, dengan Chenle yang mengejarnya. Mungkin kah ini saatnya? Pikir Haechan.

“Hyung maafkan aku” ucap Chenle begitu sudah dekat dengan Haechan.

Haechan berhenti kemudian berbalik menatap Chenle “Zero” ucap Haechan tegas dan tajam serta sedikit lantang.

Mendengar itu Chenle tidak bisa untuk tidak terkejut, matanya terbelalak lebar mendengar satu kata keluar dari mulut Haechan. Chenle mundur satu langkah “Hyu-hyung” gugup Chenle.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang