DuapuluhEmpat

7.3K 677 108
                                    

Donghyuck mengerang kesakitan saat mencoba meregangkan ototnya. Matanya terbuka dan mengamati sekitarnya, terlihat asing. Donghyuck mencoba untuk duduk meskipun tubuhnya terasa sakit.

Dengan sorot mata yang memancarkan kekosongan, Donghyuck mengamati sekitar. Akankah dirinya berakhir dengan tragis kali ini? batin Donghyuck.

“Kau sudah sadar?” sapa seorang laki-laki dengan pakaian rumahan. Meskipun lelaki itu tersenyum, aura dingin mengelilingi tubuh lelaki itu.

Sedikit berjengit Donghyuck melihat ke arah sumber suara, raut lega tercetak di wajahnya. Lelaki di depannya adalah lelaki yang merupakan ayah David.

Donghyuck tersenyum tipis “Ternyata anda Tuan. Terima kasih sudah menolong ku” kata Donghyuck pelan.

“Sebagai ucapan terima kasih ku, karena kau sudah menolong David"

“David, Bagaimana keadaanya?” tanya Donghyuck begitu teringat David yang mendapat luka di kakinya.

“Berkat kau David selamat, dan hanya luka-luka kecil” kata Jaehyun yang sudah duduk di kursi dekat ranjang Donghyuck.

“Lalu bagaimana keadaan mu, ...”

“Donghyuck, panggil aku Donghyuck” lanjut Donghyuck mengetahui kebingungan orang di depannya.

“Ah ya, Bagaimana keadaan mu Donghyuck?” tanya Jaehyun basa-basi.

“Seperti yang anda liat Tuan .. “ Donghyuck menggantung kalimatnya.

“Jung Jaehyun”

“Seperti yang anda lihat Tuan Jaehyun”

“Apa aku setinggi itu, hingga kau memanggil ku Tuan” kata Jahyun menunjukan dua buah cacat di pipinya “Panggil Hyung saja”

“Maaf?” bingung Donghyuck.

“Kau tidak nyaman?” tanya Jaehyun setelah melihat reaksi Donghyuck.

“Ah maaf, bukankah kita tidak sedekat itu” kata Donghyuck yang menyadari posisinya.

“Jadi kau mau kita lebih dekat” kata Jaehyun dengan mendekat kan wajahnya, jangan lupa senyumnya yang masih menghiasi wajah itu.

Donghyuck seketika memundurkan wajahnya saat melihat wajah Jaehyun mendekat. Donghyuck gugup dengan perilaku yang Jaehyun berikan padanya.

Melihat itu Jaehyun menarik wajahnya “Santai saja, tidak perlu gugup seperti itu” kata Donghyuck dengan terkekeh pelan.

Donghyuck menghembuskan nafas pelan “Maaf”

“Jadi .. Bagaimana kau bisa bersama David waktu itu?” tanya Jaehyun mengalihkan pembicaraan.

“David bersama hyung ku, dan kami baru saja bertemu waktu itu. Saat itu David ingin mencari eommanya” cerita Donghyuck “Maaf sebelumnya, apa benar Eomma David sudah meninggal?” tanya Donghyuck pelan.

“Ya, dan David percaya jika eommanya belum meninggal. Bahkan saat pemakaman Taeyong saat itu David juga ikut. Tapi anak itu tidak percaya jika Taeyong sudah tiada”

“Maksud anda?”

“Entahlah aku juga tidak tahu. Lalu?”

Donghyuck memilih untuk melanjutkan awal pertama dirinya bertemu dengan David. Hingga saat dirinya di kejar, kemudian kecelakaan yang menimpa mereka. Saat dirinya harus berpisah dari hyungnya lagi. Donghyuck bercerita dengan amarah yang begitu jelas. Dan Jaehyun menyadari itu.

“Jika bisa, aku ingin membunuh orang itu”

“Orang itu? siapa?” tanya Jaehyun.

“Mark Lee, orang yang sudah menghancurkan hidup ku, dan membunuh calon anak ku” kata Donghyuck dengan mata berkaca-kaca, namun tersirat amarah yang begitu kentara.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang