EmpatPuluhTiga

4.3K 488 28
                                    

Setelah mendengar cerita Jaemin, Haechan merenung dengan apa yang di katakan Jaemin. Haruskah ia percaya ataukah tidak? Semuanya yang di alaminya adalah rencana Mark tapi untuk kebaikannya. Tapi setiap rencana memang tidak selamanya berjalan sesuai keinginan.

“Shinchan, bagaimana luka mu?” tanya Hendery pada Haechan yang sedang duduk di halaman depan. Ia tengah melamun.

“Masih sedikit sakit, Nii-chan” jawab Haechan tersenyum tipis.

“Ada apa dengan mu selama dua hari ini?” tanya Hendery yang baru mengetahui jika Haechan memiliki luka.

Haechan tersenyum tipis “Nii-chan benar, musuh Christ bukan orang sembarangan”

Hendery memberi pelukan pada Haechan, di mana Haechan juga membalas pelukannya bahkan Haechan membenamkan wajahnya di ceruk leher Hendery.

“Kau harus lebih berhati-hati Haechan, banyak yang mengincar mu” kata Hendery syarat akan rasa khawatir.

“Aku tau” jawab Haechan bersikap biasa saja “Dulu aku melarikan diri, sekarang aku harus menghadapi mereka” lanjutnya.

“Ekhmm”

Haechan dan Hendery melepas pelukan masing-masing, di lihatnya Chenle yang berdiri dengan memperhatikan keduanya.

“Maaf menganggu, Hyung bisa aku bicara dengan mu?” tanya Chenle pelan.

“Nii-chan istirahat saja, dua hari menghindar dari mereka pasti membuat mu lelah” ucap Haechan pada Hendery dengan tersenyum tipis.

Hendery pun tersenyum lembut “Kau juga, luka mu masih basah” kata Hendery dengan menepuk puncak kepala Haechan.

“Ada apa Le?” tanya Haechan.

“Haechan hyung percaya?” tanya Chenle ragu dan pelan, pasalnya terakhir mereka membicarakan masalah ini Haechan pergi dengan emosi.

“Sangat sulit untuk ku percaya” gumam Haechan pelan.

Chenle pun juga menyadari jika apa yang di lalui Haechan juga menyakitkan hanya sekedar untuk di ingat.

“Tapi kenyataannya memang seperti itu hyung” kata Chenle mencoba meyakinkan.

“Dan karena kenyataan itu, juga harus membuat ku terpisah dengan Lucas hyung” gumam Haechan sendu.

Chenle menghembuskan nafas pelan, hingga saat ini sulit bagi mereka menemukan bukti jika Lucas adalah pembunuh Kim Jongin dan istrinya. Bahkan Haechan belum mengetahui jika Lucas bukan hyung kandungnya. Karena kali ini Mark meminta pada kelompoknya untuk membuat Haechan tetap berada di sisinya.

“Chenle ada yang ingin aku tanyakan?” kata Haechan dengan menatap Chenle serius.

“Apa hyung?”

“Apa maksud dari Zero dan Number One?” tanya Haechan yang saat itu langsung mendapat perubahan dari raut wajah Chenle.

“Bu-bukan apa-apa?” jawab Chenle mengalihkan pandangan dari Haechan.

“Kegugupan mu semakin membuat ku penasaran, Chenle. Tadi pun kau juga terkejut sekali” kata Haechan masih dengan menatap Chenle.

“Kenapa hyung ingin tahu, dan hyung tahu dari mana?” kata Chenle memberanikan diri menatap Haechan.

“Karena aku tidak ingin ada salah paham lagi” gumam Haechan pelan dengan menundukan wajah. Dirinya masih ragu dengan apa yang ia rasakan.

“Dan soal aku tahu darimana, kau pasti sudah tau latar belakang kelompok tempat ku bergabung selama ini. Mereka memberi ku informasi” jelas Haechan.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang