Sudah hampir satu minggu Haechan berada di rumah sakit, namun tidak ada perkembangan yang berarti pada lelaki ini. Sejak membuka mata Haechan sudah seperti patung hidup, seperti raga tanpa ruh.
Hendery yang senantiasa menemani Haechan sering melakukan hal yang sebelumnya ia lakukan. Mengajak bercerita meskipun hanya suaranya yang mendominasi, membuat lelucon untuk menghibur Haechan. Namun keheningan yang selalu menjawabnya. Semoga saja Haechan tidak bosan mendengar suara dan ceritanya.
Pergerakan yang di lakukan Haechan hanya berbaring dan duduk. Untuk makan pun Hendery harus menyuapi Haechan. Tak jarang ia juga bergantian dengan Irene, dan Yeri. Meskipun masih di bilang musuh, tapi untuk ini mereka harus bekerja sama.
“Haechan waktunya makan” Irene yang baru masuk dengan membawa nampan nasi milik Haechan.
Hendery menyingkir dari tempatnya, sejak tadi dirinya duduk di sebelah ranjang Haechan. Hendery melihat Haechan yang makan seperti tanpa minat, membuatnya menghembuskan nafas pelan. Hanya melihat Haechan membuka sedikit mulutnya sudah membuat Hendery cukup senang. Setidaknya tubuh Haechan terisi dengan makanan meskipun sedikit. Hendery mengusap rambut Haechan lembut.
Lama untuk membuat Haechan memakan beberapa suapan, mereka harus sangat bersabar dengan apa yang mereka lakukan. Tak berapa lama pintu ruangan Haechan terbuka, menampilkan Jaehyun yang datang bersama dengan David.
“Haechan hyung, cepat sembuh ya” ucap David dengan menggenggam tangan Haechan.
Anak itu mengerti keadaan Haechan saat ini, meskipun Haechan tidak bereaksi atas apa yang ia lakukan. David tetap tersenyum.
“Nanti kalau hyung sudah sembuh, ajari aku lagi” ungkap David masih ceria seperti sebelumnya.
“David sudah makan?” tanya Irene.
“Sudah, bibi. Haechan hyung makan yang banyak ya, aku pasti akan mengalahkan hyung”
Irene mendengar nya tersenyum. Begitu juga dengan Jaehyun yang melihat kedekatan David dan Haechan.
“Bagaimana Hendery?” tanya Jaehyun.
“Masih sama seperti sebelumnya”balas Hendery yang menatap Haechan prihatin.
Jaehyun sempatkan untuk mengusap rambut Haechan, setelahnya perhatiannya teralih pada David “David ayo ikut Appa” ajak Jaehyun dengan menggandeng tangan David.
David menurut dengan ajakan Jaehyun, ia pamit pada orang yang ia lihat dengan sopan. Terakhir David sempatkan untuk mengecup pipi Haechan dengan bantuan Jaehyun“Hyung, David pergi dulu”
“Hendery aku sudah selesai, aku pergi dulu” pamit Irene segera menyusul kepergian Jaehyun.
Hendery kembali duduk pada tempat sebelumnya, dirinya hanya mengamati Haechan yang duduk di atas ranjang dengan pandangan lurus ke depan.
Tak berapa lama pintu ruangan Haechan kembali terbuka, Hendery mengalihkan pandangan untuk melihat siapa yang datang. Betapa terkejut nya Hendery saat melihat orang yang baru saja menampakan tubuhnya, dimana orang itu sebelumnya sudah mengunci ruangan Haechan dari dalam.
Seketika Hendery berdiri di hadapan Haechan dengan posisi siaga “K-kau?” gugup Hendery masalahnya dia sedang tidak membawa senjata apapun.
Dengan seringaian di wajahnya orang itu mendekat “Menyingkirlah jika kau tidak ingin terluka” geramnya “Urusan ku dengannya” dengan menunjuk wajah Haechan penuh amarah.
Yang di tunjuk tidak menunjukan reaksi apapun, Haechan melihat tanpa minat orang yang sedang berbicara dengan Hendery. Tidak ada raut takut maupun yang lainnya. Haechan hanya melihat apa yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]
FanfictionAwalnya semua terasa begitu indah, entah apa yang terjadi semua berubah begitu menyakitkan Satu hal yang tidak bisa ia terima yaitu kehilangan. Yang merubahnya dari seorang malaikat yang berwujud manusia tanpa sayap, menjadi manusia berdarah dingin...