Hai ...
Ada yang masih ingat cerita ini hiks hiks :'))
Maaf ngaret, mau up tapi ada kejadian yang nggak di inginkan ...
But ...
Enjoy it 😘
Chenle mengerti, selama ia tinggal bersama Mark dan yang lainnya ia tahu jika penyusunan rencana mereka pastilah sangat matang. Tapi kali ini kenapa kedua hyungnya harus menyembunyikan rencana dari tim mereka. Di tambah lagi rencana mereka melibatkan Donghyuck, atau lebih tepatnya mengorbankan Donghyuck.
“Chenle, ku mohon” pinta Jeno yang melihat Chenle masih diam, sementara Mark sudah tidak melakukan perlawanan apapun, bahkan Mark sudah di batas antara sadar dan tidak sadar. Jeno sampai menjatuhkan air mata melihatnya.
Seolah tersadar Chenle melihat ke arah Jisung dan Mark, dimana Jisung masih menikmati kegiatannya, yang melukai tangan Mark.
“Noona, bawa aku ke sana” kata Chenle akhirnya, membuat semua orang yang berada di situ sedikit merasa lega. Dengan segera Yeri mendorong Chenle yang sedang duduk di atas kursi roda mendekat ke arah kedua orang tersebut.
Chenle memegang pundak Jisung pelan, dan Jisung pun melihat ke arahnya. Saat melihat Chenle mata Jisung berkaca-kaca dan memancarkan amarah yang begitu kentara “Jisung hentikan” kata Chenle pelan.
Mendengar itu tangan Jisung ingin berhenti akan tetapi hatinya menentang apa yang ingin dilakukan tangannya. Alhasil tangannya berhenti menarik pecahan vas yang menancap di tangan Mark, dan malah mencengkeramnya kuat. Hingga tangannya pun bergetar, serta berdarah sejak tadi.
“Jisung berhenti, aku baik-baik saja” kata Chenle lagi. Tetapi Jisung masih pada posisi sebelumnya. Sementara yang lain menunggu dengan kembali khawatir, pasalnya Mark sudah kehilangan kesadarannya, serta kehilangan banyak darah.
Jisung mengatupkan rahangnya ketika mendengar kata-kata Chenle, sekuat mungkin ia ingin berhenti tapi hatinya terus menolak. Air mata Jisung jatuh saat ia harus melawan dirinya sendiri.
Melihat itu Chenle tidak tinggal diam, ia tahu jika Jisung sedang bertarung dengan sisi lain yang berada dalam tubuhnya sendiri. Chenle memaksakan wajah Jisung untuk berhadapan dengannya, dengan tangannya yang tidak terluka.
“HEN-TI-KAN PARK JISUNG” kata Chenle dengan penuh penekanan di setiap katanya.
Melihat tatapan marah Chenle, sisi lain dari Jisung mengalah dan dengan berat hati mencabut pecahan vas di tangan Mark, dan melepasnya dari tangannya sendiri. Jisung menatap wajah Chenle yang terlihat dingin padanya, dan Jisung tidak suka melihatnya.
Melihat Jisung sudah menghentikan kegiatannya, yang lain mencoba untuk membantu Mark yang sudah tidak sadar kan diri.
“Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Jisung dengan suara beratnya serta tatapan dinginnya, meskipun begitu matanya berkaca-kaca melihat keadaan Chenle.
Chenle meraih sisi wajah Jisung “Tidak, kau tidak melakukan kesalahan” kata Chenle melembut.
“Lantas kenapa kau menghentikan ku, Chenle?” tanya Jisung dengan meraih wajah Chenle memberi bekas darah dari tangannya ke pipi Chenle. Dan Chenle membiarkannya.
“Aku tidak suka kau membunuh orang lagi” jawab Chenle.
“Dia membuat mu sekarat, bukankah darah di balas darah, dan nyawa di balas nyawa”
“Kau lihat sendiri, aku baik-baik saja” jawab Chenle.
Mendengar itu Jisung menundukan wajahnya, ia memejamkan matanya. Menikmati sentuhan lembut yang di berikan Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]
FanficAwalnya semua terasa begitu indah, entah apa yang terjadi semua berubah begitu menyakitkan Satu hal yang tidak bisa ia terima yaitu kehilangan. Yang merubahnya dari seorang malaikat yang berwujud manusia tanpa sayap, menjadi manusia berdarah dingin...