Lima

9.1K 1K 42
                                    

Donghyuck segera mengunci pintu kamar dari dalam, punggungnya menyandar pada pintu. Tangannya menyentuh bibir miliknya, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Matanya berkaca-kaca, saat ini dirinya ingin menangis saja, namun Donghyuck masih bingung dengan apa yang ia rasakan.

“Hyuckie, buka pintu nya” kata Mark dengan mengetuk pintu brutal. Donghyuck jatuh terduduk, pertahanannya runtuh.

Donghyuck menangis sesenggukan dengan memegangi bibirnya, tidak pernah sekali pun seseorang melakukan ini sebelumnya. Sejak kecil apapun yang Donghyuck lakukan di awasi orang tuanya. Bahkan Donghyuck tidak mempunyai teman karena penjagaan orang tua nya yang terlalu ketat padanya.

“Donghyuck, jangan membuat ku khawatir. maafkan aku” teriak Mark lagi dengan masih mencoba membuka pintu.

“Aku tahu aku salah, maafkan aku”

Pesan orang tuanya selalu dia ingat, yaitu untuk menjaga sesuatu yang berharga baginya. Dan salah satunya adalah ciumannya, ciuman pertamanya. Ibu nya pernah berkata ‘Jaga baik-baik harga diri mu’ dan itulah yang sudah terpatri dalam kepala dan hatinya.

“Maafkan aku ibu” lirih Donghyuck.

“Hyuckie, buka pintunya ku mohon” teriakan Mark yang kesekian kalinya, namun membuat  Donghyuck  tidak ada niatan untuk membuka pintu. Dirinya saat ini terlalu terkejut, dan tidak ingin melihat Mark untuk beberapa saat.

Entah apa yang di rasakan Donghyuck saat ini, ia kecewa dan ingin marah pada Mark. Namun ia justru menyalahkan diri sendiri. Dirinya memang kecewa tapi Donghyuck tidak bisa marah dengan lelaki itu, dan ia tidak bisa mendeskripsikan apa yang terjadi pada dirinya.

****

Mark berusaha membujuk Donghyuck agar membuka pintunya, namun nihil usahanya hanya sia-sia. Semua usahanya sepertinya tidak di dengar sama sekali.

“Hyuckie, maafkan aku” lirih Mark karena samar mendengar Donghyuck yang menangis sesenggukan.

‘Lihat akibat perbuatan mu, sialan’ rutuk Mark dalam hati pada dirinya sendiri.

“Hyuckie , buka pintunya” seiring gedoran yang memelan.

Jeno yang melihat Mark, menghampirinya dan menepuk bahunya “Ada apa?”

“Aku membuat kesalahan pada Donghyuck”

“Apa?”

“Aku menciumnya” jawab Mark menunduk.

PLAK!!

Mark diam Pipinya terasa panas setelah mendapat tamparan dari Jeno, sudah menjadi kebiasaan. Jika salah satu dari mereka membuat kesalahan maka yang berbuat salah harus di pukul.

“Sebaiknya biarkan dia sendiri dulu” kata Jeno menyadarkan Mark. Dengan enggan Mark beranjak ia belum bertemu dengan Donghyuck dan menjelaskannya.

“Yang lain sudah menunggu” kata Jeno kembali, dan mau tidak mau Mark dengan terpaksa meninggalkan kamar Donghyuck. Dengan Donghyuck yang masih sesenggukan.

“Ada yang kau temukan?” tanya Mark mengalihkan pikirannya dari Donghyuck.

“Belum, keberadaan Lucas juga tidak di ketahui” jawab Jeno.

“Apa menurut mu Lucas masih hidup?” tanya Mark lagi.

“Seharusnya, apa lagi Donghyuck masih bersama kita. Sepertinya orang yang menyerang rumah Donghyuck, sebenarnya menginginkan Donghyuck”

“Untuk?”

“Menurut mu? Donghyuck adalah orang yang belum tersentuh siapa pun. Banyak yang ingin menjadikannya budak, atau pemuas nafsu mereka, setelah mendapatkan hartanya” kata Jeno “Itupun sebelum kau menyentuhnya” kata Jeno menyidir.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang