Mark berjalan ke arah Donghyuck, pandangannya lurus dan tajam. Tak berkedip sama sekali melihat apa yang dilakukan Donghyuck. Begitu dirinya sudah dekat, Mark membanting tubuh Donghyuck di atas ranjang. Kemudian menahan pergerakan tangan lelaki itu. Mengukungnya dan menatap mata yang jelas sekali terlihat terluka.
“Apa sekarang kau menyerahkan tubuh mu dengan suka rela?” tanya Mark meremehkan.
“Asal kau kembali” jawab Donghyuck singkat.
“Dimana harga dirimu yang tinggi?”
“Hilang saat kau hampir meniduri ku”
Jawaban Donghyuck membuat Mark terdiam “Aku tidak akan berubah seperti yang kau inginkan” kata Mark setelah sibuk dengan pemikirannya.
Kini ganti Donghyuck yang terdiam, menatap Mark yang juga menatapnya “Aku tak akan memaksa mu. Tapi tak akan aku biarkan perempuan maupun lelaki lain menyentuh mu”
“Kau tak punya hak”
“Aku punya, kau kekasih ku. Dan aku sudah membayar mu dengan tubuh ku” jawab Donghyuck yang benar-benar menjatuhkan harga dirinya di hadapan Mark.
Mark terkekeh mendengar “Baiklah, aku tidak pernah memaksa mu memba ..-..”
“Sikap mu mengharuskan ku melakukannya” jawab Donghyuck kecewa dengan dirinya sendiri.
“Apa kau sedang belajar menjadi jalang sekarang?” kata Mark merendahkan.
Bohong jika Donghyuck tidak terluka dengan perkataan Mark, namun kenyataannya memang mengatakan begitu “Iya”
Keduanya saling tatap, sering terdiam karena sibuk dengan pemikiran masing-masing.
TOK!! TOK!!
“Bawa dia pergi” kata Mark setelah mendengar ketukan pintu, yang ia yakin dari Jeno.
“Sekali pun aku tidak pernah memaksa mu” kata Mark dengan wajahnya yang seiring mendekat. Donghyuck yang melihat itu memejam matanya.
Begitu bibir Mark menempel di atas bibirnya, dari sudut matanya yang terpejam satu butir air mata jatuh.
‘Maafkan aku ibu’ batin Donghyuck berdosa.
Saat Mark mulai menggerakan bibir nya dan melumat secara bergantian, ia pun membuka bibirnya serta membalas ciuman Mark. Tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk membuka bajunya kini melingkar di leher Mark. Dan di gantikan dengan tangan Mark yang membuka kancing baju yang baru terbuka setengah itu.
Mark menghentikan ciumannya, dan melihat tubuh Donghyuck dari balik kemeja yang ia buka. Bekas keunguan di leher Donghyuck masih terlihat meskipun tipis. Mark menghapus air mata di wajah Donghyuck, kemudian menyatukan bibir mereka lagi.
Tangan Mark sibuk memanjakan dada milik Donghyuck, selain itu bibirnya tak hanya menawan bibir Donghyuck. Bibir itu juga bermain di tubuh Donghyuck, mengecup, menghisap, dan menggigit. Mark lakukan itu dengan tempo teratur dan terencana.
Donghyuck tidak bisa untuk tidak menahan desahannya, dan secara tidak sadar tangannya memainkan miliknya karena bergesekan dengan milik Mark sejak tadi. Dan dirinya pun juga tidak sadar sejak kapan celananya sudah tanggal.
Tak berapa lama pelepasan pertama ia dapat, tangannya terkulai lemas di samping tubuhnya. Namun jika melihat Mark masih terus gencar bermain di tubuhnya, lelaki itu tidak ada niatan untuk berhenti. Meskipun saat ini dirinya lemas.
Mark menghentikan kegiatannya, kemudian segera melepas celananya tergesa, Mark mengangkat kedua kaki Donghyuck dan meletakannya di bahu miliknya. Membuat tubuh Donghyuck tertekuk. Mark menjilat paha dalam milik Donghyuck kemudian menghisapnya, jangan lupakan tangannya masih gencar bermain di tubuh bagian atas Donghyuck.
“Maarkkhh ..” desah panjang Donghyuck bersamaan dengan pelepasan keduanya, tangannya menjambak rambut Mark, sebagai pelampiasan.
Mark menatap Donghyuck yang sudah berada diambang antara sadar dan tidak sadar. Untuk membuat Donghyuck tetap sadar Mark kembali meraup bibir Donghyuck, dan tentu saja di balas Donghyuck semampunya.
Bersamaan dengan itu Mark memasukan miliknya di lubang milik Donghyuck dengan pelan. Donghyuck yang merasakan lubangnya seperti di masuki secara paksa, tak sengaja menggigit bibir Mark karena terkejut, dan tangannya mencengkram bahu milik Mark. Mark mengusap rambut Donghyuck seperti menenangkan.
Di rasa Donghyuck mulai tenang Mark mulai menggerakan pinggulnya, dengan tempo teratur. Masih dengan menciumi bibir Donghyuck, Mark mencari titik nikmat dan mencari kepuasannya. Cukup lama akhirnya Mark tiba pada puncaknya, dan menyemburkan cairannya ke dalam lubang milik Donghyuck, hingga lubang itu tak mampu menampungnya.
Mark menarik miliknya kemudian jatuh di samping tubuh Donghyuck, Mark memeluk dari belakang tubuh yang sudah tidak berdaya itu. Keduanya masih sadar hanya saja untuk berbicara keduanya sudah tidak punya tenaga. Dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Diambang kesadarannya Donghyuck merasakan Mark mengecupi rambutnya, dan menariknya semakin mendekat pada lelaki itu. Serta sebelum kesadarannya hilang Donghyuck sempat mendengar Mark mengatakan cintanya, Semoga saja ia tidak salah dengan apa yang ia dengar atau sedang tidak bermimpi.
Donghyuck menggenggam tangan Mark yang di perutnya. Kemudian tersenyum, saat ini dirinya sangat lelah, meskipun awalnya merasa menyesal namun terselip bahagia di benaknya. Jika saat ini Donghyuck boleh memilih untuk mati, maka ia akan terima. Mati saat bahagia bukankah impian banyak orang?
TBC?
Hope u like it 😘
Typo" bertebaran
Hyuckie maafkan aku 😭
Just story tapi tetep aja nggk tega ... Huwaaaa Hyuckie ...
Maaf mengecewakan sama nggk sesuai ekspektasi ...
Mau nangis di pojokan dulu ..m
Byebye
See ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]
FanfictionAwalnya semua terasa begitu indah, entah apa yang terjadi semua berubah begitu menyakitkan Satu hal yang tidak bisa ia terima yaitu kehilangan. Yang merubahnya dari seorang malaikat yang berwujud manusia tanpa sayap, menjadi manusia berdarah dingin...