Satu

36.7K 1.8K 64
                                    

Acara makan malam sebuah keluarga ternama menjadi kacau setelah kedatangan beberapa orang yang tidak di kenal. Suasana yang awalnya hangat, berubah menjadi sangat mencekam setelah tempat tinggal  mereka telah di sabotase oleh sekelompok orang.

Bagaimana bisa itu terjadi, padahal keamanan rumah ini bisa di bilang sangat ketat?

Salah satu orang yang mereka kenal, kini bersedekap dada dengan pandangan meremehkan. Orang itu merupakan kepala kemanan rumah megah itu. Pantas saja mereka bisa dengan mudah masuk rumah mereka.

“Tanda tangani surat itu” perintah kepala keamanan pada si sulung Donghyuck.

Donghyuck tidak bergeming dari tempatnya, wajahnya basah dengan air mata sejak beberapa menit lalu, menatap mayat kedua orang tuanya yang tergeletak di lantai. Orang tuanya tewas karena mencoba menyembunyikan dirinya dan sang kakak. Namun sebelum itu terjadi orang asing itu lebih dulu menembak.

Lucas selaku yang tertua mencoba melawan mereka, namun dia malah di hajar oleh sekelompok orang itu habis-habisan.

“HYUNG!!!”

“Tanda tangan atau hyung mu mati” ancam orang itu.

Donghyuck menggelengkan kepala kuat, hyungnya adalah satu-satunya orang yang ia miliki sekarang. Donghyuck tidak ingin kehilangan orang yang cintai lagi.

BUGH!!!

“Cepat ambil” perintahnya lagi.

“Jangan Donghyuck” teriak Lucas.

“Kau mau mati” kata orang itu lagi kembali menghajar Lucas.

“Hentikan, ku mohon hentikan. Baiklah aku akan tanda tangan” kata Donghyuck yang masih menangis dengan ketakutan.

Tangan gemetaran itu mencoba meraih kertas yang di sodorkan untuk nya. Dengan masih gemetaran Donghyuck mencoba membubuhkan tanda tangan di kertas putih yang merupakan pengalihan kepemilikan warisan.

DOR!! DOR!!

DOR!! DOR!!

DOR!! DOR!!

Suara tembakan yang bersautan mengejutkan Donghyuck, yang secara reflek menundukan kepala dengan menutup telingnya rapat. Dapat Donghyuck rasakan beberapa saat setelah suara tembakan, seseorang memeluknya dan melindunginya dari tembakan orang-orang asing itu.

“Maaf terlambat, apa kau terluka?” tanya orang itu.

Donghyuck membuka matanya dan melihat ke arah orang itu, matanya bergetar dan berkaca-kaca syarat akan ketakutan yang menguasainya.

“Hei, jawab aku” kata orang itu mengguncang tubuhnya.

Donghyuck tak mampu menjawab, selanjutnya tubuhnya lemas dan kegelapan menguasainya.

****

Donghyuck merasakan tubuhnya yang hangat, ia juga merasakan tidur di ranjang yang nyaman. Namun tiba-tiba gambaran ayah dan ibu nya yang di bunuh di depan matanya membuat terbangun dengan keringat dingin menghiasi wajahnya, nafasnya juga memburu karena mimpi yang baru saja ia alami.

“Kau sudah bangun?”

Donghyuck beringsut mundur dan mengamati tempatnya berada saat ini, tempat asing yang sama sekali tidak ia ketahui.

“Jangan takut, ini aku. Kau di rumah ku, kau aman sekarang” kata laki-laki itu mengecek suhu tubuh Donghyuck.

“Kau sudah pingsan selama tiga hari” kata Mark membersihkan wajah Donghyuck dengan tisu. Dan Donghyuck baru sadar jika tangannya terpasang selang infus.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang