Donghyuck masih gencar meniupkan udara ke arah rambut Mark sedikit kuat, Mark mencoba menghindar, tangannya ia gunakan untuk membersihkan matanya.
"Hyuckie berhenti, mata ku perih"
Seakan tak peduli Donghyuk terus melanjutkan kegiatannya, sampai tangannya menemukan keberadaan tepung yang ia cari. Dalam hati Donghyuck bersorak. Tangannya mengambil segenggam tepung, dan bersiap melemparnya ke arah Mark. Tangannya sudah terangkat.
Namun pergerakannya terhenti, kala Donghyuck merasakan benda kenyal menempel di bibir nya. Donghyuck membolakan matanya, terkejut dengan tindakan Mark. Tidak ada perlawanan maupun penolakan, Donghyuck hanya diam dan matanya mengerjap beberapa kali. Ini Mark sungguh menciumnya, mencium tepat di bibirnya?
Tepung yang berada di tangannya perlahan jatuh dengan sendirinya, anggota tubuhnya seperti kehilangan saraf pergerakan. Namun jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Mark menempelkan bibirnya cukup lama. Tak menyadari jika salah satu penghuni rumah itu melihat apa yang mereka lakukan. Orang itu adalah Chenle.
Chenle turun berniat ingin minum, setelah hampir semalaman tidak tidur karena terganggu oleh tindakan Jisung. Namun ia malah melihat adegan tidak senonoh di dapur, dan secara tidak sadar tangannya memotret apa yang di lakukan Mark dan Haechan.
"Hyu ..-mmph"
"Jangan ganggu mereka" bisik seseorang dengan membekap mulutnya.
Chenle sedikit terkejut dan melihat siapa yang membekap mulutnya, namun setelahnya perasaan lega menghampirinya. Ternyata Renjun yang melakukannya.
"Akan ku lepas jika kau tidak berteriak" bisik Renjun dan mendapat anggukan dari Chenle.
"Gege juga melihatnya?" bisik Chenle sangat pelan, agar Mark dan Donghyuck tidak terganggu.
"Kita pergi dulu, nanti kita bahas" kata Renjun menarik tangan Chenle dengan mengendap-endap. Beberapa langkah semuanya berjalan lancar.
"HYUNG!! LELE!!! NOONA!! AKU BERHASIL, AKU BERHASIL" teriak Jisung bersemangat dari lantai dua yang sedang menuruni tangga. Membuat Renjun dan Chenle saling tatap, kemudian menatap Jisung dengan tatapan mematikan khas mereka.
.
.
Donghyuck terlonjak kaget dan mendorong Mark kuat, setelah mendengar teriakan Jisung yang memekakan telinga. Donghyuck memperhatikan dapur dan segera merapikan dapur milik Jaemin. Sementara Mark sangat terkejut dengan tindakan bodohnya. Bagaiaman bisa dirinya mencium Donghyuck, pasti saat ini laki-laki itu marah?
"Hyuckie .." panggil Mark. Namun Donghyuck masih terus mebereskan dapur, tak menggubris Mark sama sekali.
"Hyuck maafkan aku, aku tidak bermaksud melakukannya , tadi itu, tadi itu ..."
"Aku akan ke kamar" pamit Donghyuck dan langsung pergi, sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Mark.
Mark menatap kepergian Donghyuck dengan perasaan bersalah. Mark berdecak kesal, ada apa dengan dirinya? Mark harus mengejar Donghyuck dan menjelaskan semuanya. Atau mungkin Mark harus mengakuinya.
"Hyuckie, maafkan aku" kata Mark dengan mengejar Donghyuck yang sudah berada dilantai atas. Mark tidak menghiraukan Renjun, Chenle, dan Jisung. Mark melewati mereka begitu saja.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Jisung bingung dengan apa yang barusan yang terjadi.
"Kenapa kau teriak pagi-pagi, Park Jisung?" pekik Renjun yang menahan kesalnya, usahanya tidak membuat Chenle bersuara agar tidak menganggu apa yang mereka lihat tadi berhasil, namun gagal karena ulah Jisung yang tiba-tiba datang dengan suara teriakannya."Aku hanya terlalu senang, aku ingin memberi tahu jika aku berhasil meretas sistem keamanan The Royal Bank" cerita Jisung antusias.
"Benarkah? Jadi semalam kau berisik karena ini" kata Chenle tak kalah antusiasnya.
"Iya, maaf menganggu tidur mu" kata Jisung dengan senyum menyebalkan.
Renjun menghembuskan nafas "Kau sudah bekerja keras" kata Renjun dengan malasan menanggapi cerita Jisung.
"Sebenarnya apa yang terjadi, dan tadi kenapa Mark hyung mengejar Donghyuck hyung?" tanya Jisung yang merasa aneh dengan Renjun.
"Kau menganggu ..."
"Kau menganggu kami bermain petak umpet" potong Renjun cepat secara asal pula, belum saatnya jisung mengetahui sesuatu yang berbau dewasa. Matanya memberi tatapan pada Chenle seolah mengatakan 'Diam'
"Benarkah?" tanya Jisung dengan memicingkan mata.
"I-iya, aku dan Renjun Ge sedang bermain petak umpet" bohong Chenle. Beruntung Jisung percaya meskipun masih ada perasaan mengganjal dalam benaknya.
"Kenapa pagi-pagi berisik sekali?" seorang perempuan bertubuh mungil berjalan menuju dapur, bermaksud mengambil segelas air.
"Yeri Noona, aku berhasil, aku berhasil melakukannya" cerita jisung masih dengan perasaan berbunganya.
"Benarkah? Kau hebat Jisung. Tapi jangan sampai tidak tidur hanya untuk itu" tegur Irene yang mengikuti Yeri dari belakang.
"Ada apa, kenapa kalian berkumpul?" kini Jaemin yang angkat suara "Siapa yang memasak semua ini?" tanya Jaemin menyadari ada beberapa masakan di meja dapurnya. Meskipun belum sepenuhnya selesai.
"Donghyuck hyung" jawab Chenle.
"Benarkah? Lalu dimana dia"
"Mungkin dia masih malu" jawab Renjun. Dan Jaemin hanya menganggukan kepala mengerti, dan melanjutkan perkerjaan Donghyuck yang hampir selesai.
Mereka berkumpul dengan mendengar Jisung yang semangat bercerita. Sembari menunggu Jaemin menyiapkan makan, dan menunggu yang lain turun dan bersiap.
TBC?
Hope you like it 😘
Typo" bertebaran
Maaf mengecewakan dan nggk sesuai ekspektasi ...
Tau ini agak gimana gitu ...😅Byebye
See ya
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]
FanfictionAwalnya semua terasa begitu indah, entah apa yang terjadi semua berubah begitu menyakitkan Satu hal yang tidak bisa ia terima yaitu kehilangan. Yang merubahnya dari seorang malaikat yang berwujud manusia tanpa sayap, menjadi manusia berdarah dingin...