Tiga

10.6K 1.1K 60
                                    

Sudah hampir satu bulan Donghyuck tinggal bersama Mark, dan selama itu juga Donghyuck mencoba membaur dengan orang-orang yang ada di rumah itu. Ia juga sudah bertemu dengan Yeri dan Irene, yang bisa di bilang pembimbing mereka.

Donghyuck masih tidak banyak bicara seperti dulu, ia hanya akan banyak bicara saat bersama Mark. dan Donghyuck akan menunggu Mark setiap malam, yang akan menenangkannya jika saat akan tertidur. Meskipun jarang Donghyuck masih mengingatnya, kematian orang tuanya.

Kini dirinya menunggu Mark di sofa dengan menonton televisi, namun ia tidak fokus sama sekali. Pikirannya kosong. Mark sedang pergi dengan Jeno dan Jaemin serta Renjun. Sementara Jisung dan Chenle sudah tidur.

Donghyuck berjengit kaget, ketika terdengar derit pintu terbuka. Menampilkan Mark dan yang lainnya yang pulang dengan wajah puas. Jam menunjukan pukul 1 malam.

“Belum tidur?” tanya Mark.

“Menunggu mu” jawab Donghyuck singkat. Mark tersenyum mendengar itu.

“Aku akan membersihkan diri dulu”

“Ada yang kalian ingin kan. Akan aku siapkan” tawar Donghyuck pada yang lainya.

“Apa ada yang bisa di makan?” tanya Renjun.

“Makanan tadi malam, sebentar aku panaskan. Kalian ingin mebersihkan diri juga, aku siapkan air panasnya” kata Donghyuck segera pergi ke arah dapur, dari pada terjebak suasana canggung di ruangan itu.

.

.

“Terima kasih Donghyuck, kau sudah bekerja keras” kata Jaemin.

“Istirahatlah” kini Jeno yang bicara.

“Kau pasti lelah harus menunggu Mark setiap malam”

“Tidak, aku memang membutuhkan Mark” kata Donghyuck pelan.

“Pergilah, Mark sudah menunggu mu mungkin” kata Jaemin.

Donghyuck mengangguk “Kalian juga harus istirahat” kemudian berlalu menginggalkan mereka. Dan pergi menuju kamarnya dan Mark.

Saat sampai di kamar Donghyuck melihat Mark yang sedang sibuk dengan ponselnya, hingga tak menyadari kedatangannya.

“Mark” panggil Donghyuck.

“Eoh? Kau sudah datang, maaf aku tidak tahu” jawab Mark menggeser posisinya.

Donghyuck memposisikan diri di tempat Mark sebelumnya, dan menatap Mark yang kini juga menatapnya. Hanya saja kini posisi Mark duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

“Kau masih belum bisa melupakannya?” tanya Mark.

“Belum, kau lelah dengan ku ya?” cicit Donghyuck.

“Jangan pernah berpikir seperti itu, aku tau kau bisa. Lakukan secara perlahan” kata Mark mengusap rambut Donghyuck.

“Ku harap kau selalu di sisi ku Mark” kata Donghyuck dengan memeluka Mark.

“Aku berjanji, sekarang kau tidurlah. Aku tidak ingin kau menunggu ku, maksud ku pulang ku selalu larut malam. Nanti kau sakit”

“Tidak, aku memang membutuhkan mu Mark, hanya kau yang aku percaya, dan mereka yang ada di rumah ini”

“Percayalah kami akan menjaga mu” kata Mark mengecup puncak kepala Donghyuck. Dan Donghyuck semakin menyamankan posisinya dalam pelukan Mark, dimana Mark selalu tidur dengan memeluk dan menepuk punggungnya tiap malam.

*****

Donghyuck bangun pagi sekali, dan selalu bangun sebelum Mark membuka matanya. Posisi mereka masih sama seperti tadi malam. Donghyuck menyempatkan diri memperhatikan wajah Mark yang tertidur.

It Hurts ... || Markhyuck || [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang