Somi memilih tidak menyerah karena ia belum mendapatkan alasan pasti dari Sehun kenapa pria itu begitu membencinya sekarang. Sesekali Sehun sempat pulang ke penthause untuk mengambil pakaian atau sekedar beristirahat tapi mereka selalu pisah ranjang.
Sehun juga engan memakan masakan milik Somi yang membuat Somi semagat Somi semakin menangis. Ingin rasanya ia mengatakan pada Sehun jika sekarang mereka tidak sendiri tapi pria itu tidak pernah mau mengobrol denganya. Saat di sapa saja Sehun tidak menggubrisnya.
Rasanya Somi hampir menyerah tapi ia tidak Inggin jika suatu saat litle OH lahir tanpa seorang ayah. Haruskah Somi menyerah sekarang?.
Malam ini Sehun tidur di penthause, tidak biasanya pria itu bermalam di sana setelah kejadian itu. Saat ini mereka berdua sedang berada di dapur tapi tidak ada siapun yang membuka suara.
Sehun menatap Somi intens tanpa di sadari oleh Somi. Gadis itu terlihat lebih berisi setelah kembali dari rumasakit, mungkin karena Somi tidak menjaga makannya pikir Sehun.
Setelah menyeruput susu hamilnya Somi ingin beranjak ke atas namun suara pintu membuatnya untuk mengurungkan diri dan berbalik ke sumber suara bel. Mata Somi membulat saat melihat pantulan bayangan dari kamera pintunya.
"Bae Irene?".
Sengaja Somi tidak ingin membukanya namun tiba tiba Sehun datang. "Tunggu apalagi kenapa tidak di buka".
Somi menahan tangan Sehun untuk menarik knop pintu. Sambil memejamkan matanya. "Jeball Sehun, ku mohon jangan".
Hati Sehun terasa sangat sesak seperti di remas-remas. "Dia pacarku menyingkirlah" kata Sehun sambil mengeset tubuh Somi paksa.
Irene langsung memeluk Sehun dan Sehun juga membalas pelukannya penuh cinta. Air mata Somi kembali terurai melihatnya. Irene melirik ke samping ia sempat terkejud mendapati Somi di sampingnya.
Dengan senyuman meremehkan Irene menyapa Somi. "Anyeong".
Emosi Somi langsung naik ingin sekali sekarang ia menarik rambutnya dan membantingnya ke tanah dengan jurusnya. Tapi itu bukan tipenya Somi lebih suka dengan cara elegan senyuman di balas dengan senyuman.
Tidak kalah menyeramkan Somi menyeringai penuh kemenangan. "Aku tidak mengira jika sekarang kau adalah jalang panggilan".
"Mwo?".
Kata-kata Somi sukses membuat emosi Irene meningkat gadis itu tidak bisa mengontrol emosinya. Tanganya yang terkepal erat perlahan naik untuk mengampar wajah Somi namun itu di tahan oleh Sehun.
Sehun sengaja menahanya agar tidak mengenai Somi bukan untuk membela Irene. "Cukup dia hanya memancing emosimu sayang".
Nyut
Jantung Somi berdebar kencang hingga hampir meledak Sehun terang-terangan membela jalang ini di depanya. Mati-matian Somi menahan air matanya saat melihat Irene tiba tiba mencium Sehun dan Sehun juga membalasnya.
Bahkan saking panasnya ciuman mereka, mereka melakukanya di sepanjang tangga naik ke atas. Tubuh Somi langsung limbung ke bawah baginya ini sudah fatal dan sekarang ia tau apa alasan Sehun memberikan surat perceraian itu. Menurutnya kali ini sudah tidak ada yang bisa di pertahankan Sehun sudah menghianti kepercayaannya.
Somi meraih ponselnya kemudian ia menelfon Lisa hanya ini satu satunya harapan Somi.
.
Suara desahan-desahan Irene terus mengalung di telinga Somi membuatnya semakin tidak tahan. Sedari tadi Somi terus memegang penanya ia tidak tau ini keputusan yang benar atau tidak tapi ia yakin setelah ini ia pasti akan menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Wife [M]
Fanfiction[21+] Warning!!! Cerita Romance ini mengandung content 21+ Di saat semua orang yang ingin di nikahi oleh idol mereka. Disinilah hanya Jeon Somi yang sangat membenci seorang idol. Akankah pernikahan mereka bisa bertahan? Yuk langsung baca aja!!! OH...